nusabali

Raka Jana, Lestarikan Budaya Bali di Kanvas Digital

  • www.nusabali.com-raka-jana-lestarikan-budaya-bali-di-kanvas-digital

Saat pelukis tradisional memulas kuasnya di atas kain kanvas, Dewa Gede Raka Jana Nuraga, 28, melawan arus dengan melukis di media digital.

DENPASAR, NusaBali

Pria yang lebih dikenal dengan sapaan Raka Jana ini, merupakan seorang desainer grafis yang karya-karyanya berciri khas budaya Bali. Berawal dari hobi menggambar kartun Jepang, kini Raka Jana bersama studionya, yakni HNS Studio, mampu meraup untung ratusan juta dari hobi masa kecilnya.

“Kalau suka gambar sih dari kecil karena memang pengaruh kartun Jepang dulu sangat kuat sekali, sehingga anak-anak tahun 90an itu cenderung menggambar dari apa yang ditonton,” ungkap Raka Jana saat ditemui NusaBali di studionya, di Jalan WR Supratman, Kesiman, Denpasar, Senin (6/5).

Sejak 2009, pria kelahiran 6 Maret 1991 itu sudah mulai mengomersilkan karya-karyanya. Ia pun sempat mengenyam pendidikan di SPB tahun 2008 dan melanjutkan ke ISI Denpasar mengambil konsentrasi Desain Komunikasi Visual di pertengahan 2010. Namun di pertengahan kuliah, sebuah musibah terjadi hingga mengakibatkan tangannya patah. Raka Jana pun harus istirahat selama 2 tahun dan disarankan oleh orang tuanya untuk mengisi waktu dengan menjaga galeri lukisan milik kerabat. “Di sana saya tertarik menekuni dunia menggambar. Kemudian, seiring perkembangan media sosial, saya mencoba untuk menjualnya dan akhirnya dari sana saya bisa melihat ternyata hobi bisa menghasilkan sesuatu,” kenangnya.

Raka Jana pun sempat dilarang keluarga mengambil jurusan seni karena dianggap tidak ada bedanya dengan seniman-seniman lukis yang ada di daerah tempat tinggalnya, yakni di Tampaksiring, Gianyar. Pasalnya, banyak pelukis-pelukis handal di daerahnya tidak begitu sejahtera dari segi ekonomi. “Cuma, yang saya tawarkan di sini ketika ingin masuk di ISI adalah ngambil jurusan desain. Orang tua saya pikir desain itu sama saja dengan melukis, padahal peluang bisnis desain lebih luas,” sambung pria yang juga hobi baca komik itu.

Barulah, di tahun 2015, Raka Jana mendirikan sebuah studio berbasis ilustrasi dan desain grafis bernama HNS (Hope Never Sleep) Studio dan merekrut 2 kawannya yang sevisi untuk bergabung. Berbagai produk telah dikerjakannya bersama tim HNS, di antaranya, baju kaos, art print, post card, pouch, tote bag, dan masih banyak lagi. Sudah ribuan karya dibuatnya. Rata-rata, pelanggan datang dari kalangan domestik dan mancanegara, seperti Bali, Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Amerika, hingga Australia.

Kisaran harga yang dipatok untuk desain costume dimulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 14 juta, tergantung tingkat kerumitannya. Maka tidak heran, dalam setahun keuntungan HNS Studio besutan Raka Jana bisa mencapai ratusan juta dari modal awal sebesar Rp 80 juta. Butuh 3 hari untuk mengerjakan sebuah desain. Namun, 3 hari itu belum termasuk konsultasi dan menyamakan persepsi dengan pelanggan. “Karena tugas seorang grafik desainer adalah menerjemahkan ide menjadi sebuah ilustrasi, namun masalahnya, bagus menurut kita belum tentu bagus menurut orang lain. Nah, nyari di tengah-tengah itu yang susah,” ujar pria yang mengidolakan Seniman Gusti Nyoman Lempad, tersebut.

Sejauh ini, Raka Jana telah banyak berkolaborasi dengan berbagai brand, beberapa di antaranya pernah digandeng oleh Prambanan Jazz Festival (2018-sekarang), Google (2018), dan Autodesk (2016) untuk pembuatan maskot, merchandise, dan tutorial ilustrasi. Ia juga pernah mengajak salah satu anak penyandang difabel yang bernama Agus Mertayasa untuk mengerjakan proyek ilustrasi saat bekerja sama dengan Google. Sempat menjadi juara terbaik dalam sebuah kompetisi, HNS Studio pun kini dibina Bank Indonesia.

Proyek terbaru yang sedang dikerjakan HNS Studio yaitu pengerjaan desain dan merchandise untuk Bali Zoo dan beberapa brand. Selain itu, kolektor action figure itu juga ingin mewujudkan mimpinya untuk meluncurkan sebuah buku ilustrasi dan membuat pameran tunggal di akhir tahun 2019 ini. “Ya, rencana nanti mau nerbitin buku dan membuat pameran tunggal perdana. Semoga dilancarkan,” tandasnya. *cr41

Komentar