nusabali

Bawang Putih Masih Mahal

  • www.nusabali.com-bawang-putih-masih-mahal

Buleleng Dapat Jatah Pengembangan Lahan 50 Hektare

SINGARAJA, NusaBali

Memasuki awal bulan puasa, harga bawang putih mengalami peningkatan cukup drastis. Meski sudah berangsur menurun, harganya masih dua kali lipat harga semula. Satu kilogram bawang putih di pasaran dijual dengan kisaran Rp 60 ribu. Kenaikan harga itu pun dipicu karena penyetopan impor bawang putih dan pasokan dari petani lokal sangat minim.

Kenaikan harga bahan uatama bumbu dapur ini membuat ibu-ibu rumah tangga jadi galau. Mereka yang akhirnya tetap membeli  kebutuhan pokok ini terpaksa harus mengirit untuk menjaga kebocoran dompet. Seperti yang diakui Luh Sikiani seorang pembeli di Pasar Anyar Buleleng mengaku baru saja membeli bawang putih Rp 30 ribu per setengah kilogram. “Kenaikannya memang gila, sampai dua kali lipat, biasanya beli tiga puluh ribu dapet sekilo, sekarang cuman setengah kilo, ya mau gimana orang kita perlu ya pasti dibeli saja,” ucap dia.

Pedagang bawang putih di Pasar Anyar Singaraja, Komang Widia mengakui harga bawang putih sejak pekan lalu mengalami kenaikan. Bahkan harganya sempat mencapai Rp 75 ribu per kilogram. “Memang sudah naik dari pengepulnya sudah semingguan, sekarang sudah mulai turun harganya,” kata Widia.

Sementara itu Kepala Bidang  Produksi Hortikultura Dinas Pertanian Buleleng, I Gede Subudi tak menampik kenaikan harga bawang putih yang terjadi saat ini. Penyebab pertamanya karena penyetopan impor bawang putih dari luar negeri yang mencapai 90 persen lebih. Sedangkan produk bawang putih dalam negeri jumlahnya tak mencukupi kebutuhan masyarakat.

Meski demikian pemerintah saat ini terus menggenjot pengembangan lahan penanaman bawan putih di sejumlah yang potensial. Salah satunya Buleleng yang kebagian program pengembangan lahan seluas 50 hektare. Pengembangan lahan bawang putih itu akan dilakukan di Kecamatan Banjar dan sebagian di Kubutambahan, karena memerlukan lahan dengan ketinggian 60 meter dari permukaan laut.

“Yang sudah berjalan di Wanagiri, kami masih menjajaki petani bawang putih di Gesing, Gobleg, Umajero di Kecamatan Banjar atas, termasuk Desa Bengkel di Busungbiu yang sebenarnya petani disana dulu sebagai sentra penghasil bawang putih, tapi karena sempat dibuka kran impor, harga bawang putih lokal kalah sehingga mereka beralih tanaman, ini yang kami sedang upayakan untuk dikembalikan seperti dulu, menunjang produksi bawang putih d Buleleng,” jelas dia. *k23

Komentar