nusabali

Dua Caleg PDIP Bersitegang karena 6 Suara

  • www.nusabali.com-dua-caleg-pdip-bersitegang-karena-6-suara

 Kalah tipis hanya 6 suara dari Ketut Arsana Yasa, Made Rai Santini gagal lolos DPRD Tabanan Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan

Kecewa, Pendukung Rai Santini di Bongan Bakar Bendera Partai


TABANAN, NusaBali
Dua caleg PDIP untuk kursi DPRD Tabanan Dapil I (Kecamatan Tabanan-Kerambitan), Ni Made Rai Santini dan I Ketut Arsana Yasa, bersitegang gara-gara dugaan penggelembungan suara. Bahkan, pendukung Made Rai Santini sampa bakar bendera partai, setelah jagonya gagal lolos ke DPRD Tabanan 2019-2024 dengan kalah tipis hanya 6 suara dari Ketut Arsana Yasa.

Ketegangan sudah terjadi saat pleno rekapitulasi suara di KPU Tabanan, Minggu (5/5) malam. Kala itu, Made Rai Santini tuding terjadi penggelembungan suara yang menguntungkan rekan separtainya, Ketut Arsana Yasa, di sejumlah TPS kawasan Kecamatan Kerambitan. Nah, untuk mencari keadilan, atas rekomendasi Bawaslu Tabanan, akhirnya dilakukan penghitungan suara ulang saat pleno tingkat kabupaten (KPU) tersebut.

Sebelum adanya keputusuan hitung suara ulang, sempat terjadi ngotot-ngototan dan saling adu argumen antara Bawaslu, KPU, dengan Sekertaris DPC PDIP Tabanan I Nyoman Komet Arnawa, serta saksi dari PDIP, Minggu malam. Intinya, DPC PDIP Tabanan dan para saksi menginginkan dilakukan penghitungan suara ulang. Sedangkan sesuai prosedur, proses penghitungan suara ulang hanya bisa dilakukan dalam pleno tingkat kecamatan. Dari sinilah ketegangan berawal, hingga rapat pleno baru berakhir, Senin (6/5) pagi pukul 06.00 Wita.

Pantuan NusaBali, ketegangan merebak saat dimulainya proses pleno penghi-tungan suara DPRD Tabanan, Minggu malam pukul 21.00 Wita. Saat akan membacakan hasil pleno Dapil I Tabanan-Kerambitan, Ketua KPU Tabanan I Putu Gede Weda menyatakan pihaknya telah menerima surat dari Ketua DPC PDIP Tabanan yang minta dilakukan pembukaan kotak suara untuk mencari C1 plano, supaya suara antara Made Rai Santini dan ketut Arsana Yasa menjadi jelas. Weda Subawa pun meminta saksi PDIP membeberkan hasil temuan bukti sebagai dasar PDIP melakukan pembukaan kotak suara untuk melihat C1 plano.

Saksi Made Supartha pun membeberkan temuan bukti. Di antaranya, di TPS 008 Desa Belumbang ditemukan perbedaan salinan pertama C1 yang diterima suara partai 4, suara caleg 01 I Made Dirga 11, suara caleg 02 Ketut Arsana Yasa 0, caleg Ni Made Rahayuni 114, dan caleg Wayan Lara 0. Namun, saat pleno di kecamatan, tertulis suara partai 0, caleg I Made Dirga 4, caleg Ketut Arsana Yasa 11, dan caleg Made Rahayuni 114. Jadi, suara Arsana Yasa yang mulanya 0 bertambah menjadi 11, sementara Made Dirga berkurang dari 11 suara menjadi 4 suara.

Kemudian, di TPS 009 Desa Sembung Gede, pada salinan C1 pertama partai mendapat 19 suara, caleg Arsana Yasa dapat 13 suara. Namun, pada pleno kecamatan, suara Arsana Yasa membengkak jadi 19, sementara suara partai berkurang menjadi 13.

Demikian pula di TPS 008 Desa Penarukan, salinan C1 pertama menyatakan caleg Made Dirga memperoleh 3 suara. Namun, pda pleno kecamatan, suara Made Dirga membengkak jadi 43. Sedangkan suara Arsana Yasa yang mulanya hanya 5, namun dalam pleno kecamatan membengkak jadi 25 suara. "Nah, pertanyaanya mengapa penambahan suara caleg pada nomor urut itu saja (Arsana Yasa dan Made Dirga, Red), kenapa tidak caleg yang lain?" tanya Supartha.

Malam itu juga dilanjutkan dengan pembukaan C1 plano dengan menyandingkan data yang dibawa saksi PDIP dengan C1 plano di kotak suara. Ternyata, data yang dibawa saksi PDIP dengan C1 plano di kotak suara berbeda. Dengan kondisi itulah PDIP menginginkan adanya penghitungan suara ulang.

Namun, KPU Tabanan menolak dengan dalih regulasi tidak memungkinkan. Sebaliknya, Sekertaris DPC Tamanan Komet Arnawa dan saksinya Made Supartha ngotot ingin lakukan penghitungan suara ulang. "Saya tidak ada mihak siapa pun kader-kader kami. Hanya saja, kami ingin memperlihatkan keadilan. Ingin buktikan suara rakyat," tandas Komet Arnawa. Pada ahirnya, dilakukan penghitungan ulang di mana Made Rai Santini kalah tipis hanya 6 suara dari Arsana Yasa.

Setelah proses penghitungan ulang, ternyata Made Rai Santini kalah tipis dengan 6 suara dari Arsana Yasa. Rai Santini mengoleksi 3.567 suara, sementara Arsana Yasa dapat 3.573 suara. Rai Santini pun terpental alias gagal lolos ke kursi DPRD Tabanan 2019-2024 dari Dapil I. Sebaliknya, Arsana Yasa melenggang ke kursi Dewan.

Selain Arsana Yasa, ada 6 caleg PDIP dengan suara lebih tinggi yang lolos ke DPRD Tabanan dari Dapil I. Mereka adalah I Made Dirga (lolos dengan 12.153 suara), I Gusti Komang Wastana (7.694 suara), I Wayan Lara (5887 suara), Wayan Widnyana (5.662 suara), I Gede Putu Desta Kurama (4.918 suara), dan Ni Made Rahayuni (4.289 suara).

Sementara itu, gagalnya Rai Santini lolos ke DPRD Tabanan karena kalah hanya 6 suara dari Arsana Yasa, membuat geram pendukungnya. Mereka melampiaskan kekecewaan dengan membakar bendera PDIP di sebelah Posko Pemenangan Rai Santini di Banjar Bongan Lebah, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Senin siang pukul 14.30 Wita.

Informasi di lapangan, pendukung Rai Santini juga melakukan aksi ngecat Pos Kamling PDIP dari warna merah menjadi hitam, dengan menuliskan ‘MAFIA $ POLITIK $ TABANAN TOP’. Ada pula tulisan ‘For sale PDIP Nego 3M Sadis $ dan coretan ini. Sedangkan aksi membakar bendera PDIP sudah tersebar luas melalui media sosial.

Saat dikonfirmasi NusaBali tadi malam, Ketua Tim Pemenangan Rai Santini, I Nyoman Sukariarta, membenarkan adanya aksi tersebut. Hanya saja, Sukariarta mengaku tidak tahu persis kejadiannya, karena saat baru bangun tidur usai mengikuti Pleno KPU Tabanan, semuanya sudah terjadi. "Nah, apakah bendera yang dibakar, saya kurang tahu, karena di Posko banyak ada spanduk," papar Sukariarta.

Menurut Sukariarta, aksi yang dilakukana anak-anak muda tersebut tanpa ada yang menyuruh mereka. Dia memperkirakan aksi ini sebagai luapan kekecewan sesaat dan spontanitas. "Tidak hanya mereka, seluruh masyarakat Desa Bongan juga kecewa. Apalagi, di media kemarin kan dinyatakan Rai Santini menang, namun akhirnya seperti ini," tegas Sukariarta.

Paparan senada juga disampaikan Sekretaris DPC PDIP Tabanan, Nyoman Komet Arnawa. Menurut Komet Arnawa, aksi ini sebagai bentuk luapan kekecewaan. DPC PDIP Tabanan sendiri akan melakukan kajian, apalagi ada atribut kehormatan si sini. "Kami akan lakukan kajian di dapur partai terkait masalah ini,” jelas caleg incumbent yang terpilih kembali dari PDIP Dapil Kecamatan Penebel-Baturiti ini. *des

Komentar