nusabali

Museum Subak Digelontor DAK Rp 450 Juta

  • www.nusabali.com-museum-subak-digelontor-dak-rp-450-juta

Museum Subak yang ada di Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, tahun 2019 digelontorkan dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 450 juta.

TABANAN, NusaBali

DAK dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud) itu digunakan untuk bantuan non fisik.

Kepala UPTD Museum Subak Ida Ayu Ratna Pawitrani, menjelaskan dana tersebut akan dialokasikan untuk pengelolaan koleksi, program publik, dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

Untuk pengelolaan keloksi terdiri dari tiga kajian koleksi dan konservasi. Dimana tahun 2019 pihaknya melakukan tiga kajian koleksi yakni Tika (kalender tradisional di Bali yang terbuat dari kayu), Okokan, dan Janggi (tempurung kelapa yang di bawahnya diberi lubang kecil untuk pengukur waktu dan pengukur sanksi bagi anggota). “Kajian ini untuk mengetahui apa filosofinya, kegunaannya serta hal-hal khusus lainnya,” ungkapnya, Minggu (5/5).

Kemudian untuk program publik, Museum Subak akan menggelar dua kali pameran yaitu pameran foto dan pameran lukisan tentang subak. Tak hanya itu, juga akan dilakukan sosialisasi museum subak ke sekolah, belajar bersama di museum, dan juga mengadakan kegiatan peringatan hari museum Indonesia sekaligus peringatan hari ulang tahun Museum Subak.

Dan ketiga, dana itu akan digunakan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana. “Nanti akan ada perbaikan sarana yang kapasitas kecil karena karena fokus dari dana ini adalah untuk pendanaan non fisik,” ujar Pawitrani.

Dia menjelaskan dengan dapat bantuan DAK tersebut tahun 2019 Museum Subak akan sibuk. Apalagi pada Mei ini dana DAK sudah cair sekitar Rp 225 juta. “Jadi dana DAK ini akan kami pergunakan sebaik mungkin, terutama dalam merawat koleksi agar Museum Subak lebih baik,” tandasnya.

Disinggung tentang jumlah kunjungan hingga April 2019, dikatakan Pawitrani masih didominasi wisatawan domestik, karena sekali kunjungan sifatnya rombongan. Sementara kunjungan wisatawan yang bukan rombongan per hari mencapai 5–15 orang. “Tiap hari wisatawan manca negara ada saja yang datang, tetapi tidak banyak, jadi masih dominan domestik,” ucapnya.

Untuk diketahui Museum Subak memiliki lahan seluas 6,28 hektare. Berbagai fasilitas telah dimiliki, mulai dari kantor, miniatur subak, ruang pameran, ruang film sudah lengkap. Namun wajib dilakukan penataan kembali supaya lebih megah.

Sebab saat ini wajah Museum Subak di bagian luar terkesan kurang terawat, apalagi jalan masuknya sudah sangat rusak hingga bagian kerikil terlihat. *des

Komentar