nusabali

Bayi Tanpa Tempurung Kepala Dirujuk ke Sanglah

  • www.nusabali.com-bayi-tanpa-tempurung-kepala-dirujuk-ke-sanglah

Karena benjolan di ubun-ubun yang tak tertutup tempurung kepala mengempis dan pernafasan tak beraturan, bayi Bagiarta dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar.

Kondisi Kesehatan Menurun

SINGARAJA, NusaBali
Bayi perempuan pasangan Nyoman Bagiarta, 25, dengan dengan Ketut Sariati, 19, yang terlahir tanpa tempurung kepala akhirnya dirujuk ke RSUP Sanglah. Anak pertama pasangan warga Banjar Dinas Antapura, Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng, itu sebelumnya sempat dirawat di RSUD Buleleng selama sehari pada Sabtu (4/5) karena kondisi kesehatannya menurun.

Bayi malang itu menurut Kasi Pelayanan Anak dan Lansia, Dinas Sosial Buleleng, Niken Puji Astut, Minggu (5/5) kemarin mengatakan, dibawa keluarganya ke RSUD Buleleng karena benjolan di ubun-ubun yang tak tertutup tempurung kepala itu mengempis. Pernafasannya pun menjadi tak beraturan. Kemudian setelah mendapatkan persetujuan dari dokter RSUD Buleleng, bayi Bagiarta kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah pada Sabtu malam.

“Kondisinya memang sempat menurun kemarin, saat ini sedang dalam pengawasan dokter di ruang ICU,” kata Niken. Ia pun mengatakan sejak Jumat (35) lalu Dinas Sosial sudah berkoordinasi dengan Yayasan Angel Heart Bali dan Yayasan Sesama untuk membantu memfasilitasi kasus bayi malang itu.

Bahkan Ketua Yayasan Angel Heart Bali, Linda Anugrah juga disebut Niken sudah bersedia mendampingi keluarga bayi. Hanya saja saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi dari dokter setempat, terkait tindakan selanjutnya yang akan dilakukan untuk bayi perempuan Bagiarta.  Pihak Yayasan dan juag Dinas Sosial Kabupaten Buleleng yang menjembatani kasus tersebut kini masih menunggu informasi dan keputusan dari dokter yang menangani.

Sementara itu dari segi medis, keadaan janin dalam rahim Sariati yang diketahui tidak beres sejak berumur 3 bulan, memang disarankan untuk diaborsi. Hal tersebut dipertimbangkan potensi kecacatan yang akan dialami saat lahir sangat besar. Namun pihak keluarga memang memilih untuk mempertahankan buah hati mereka dan siap menanggung semua risikonya, dengan berharap ada keajaiban.

Sebelumnya diberitakan, bayi perempuan asal Banjar Dinas Antapura, Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng, terlahir dengan kondisi tanpa tempurung kepala. Bayi pertama buah hati Nyoman Bagiarta dengan Ketut Sariati ini dilahirkan melalui operasi sesar di RSUD Buleleng pada 22 April lalu. Kelainan yang diderita sang bayi sebenarnya sudah diketahui oleh orangtuanya saat usia kehamilan tiga bulan. Keluarga pun mengaku tak ada gangguan selama sembilan bulan kehamilan Sariati.

Dikonfirmasi terpisah Dirut RSUD Buleleng, dr Gede Wiartana menjelaskan jika kasus kelahiran bayi tanpa tempurung kepala memang kerap ditemui. Hanya saja jumlah kasusnya tak banyak. Ia mengatakan kasus bayi tanpa tempurung kepala itu sebagian besar dipengaruhi akibat asupan gizi saat masa kehamilan yang kurang maksimal. Sehingga perkembangan organ-organ bayi dalam rahim ibu ada yang tidak maksimal yang berpotensi pada kecacatan.

“Biasanya sebagian besar dipengaruhi karena asupan masa kehamilannya yang kurang. Makanya saat ibu mengandung itu 1.000 hari masa kehamilan pertama suplai makanan dan vitamin harus benar-benar dijaga. Selain memang ada faktor gen, tetapi itu tidak banyak terjadi,” jelasnya. *k23

Komentar