nusabali

Teater Recycling Menggugah Perangi Sampah

  • www.nusabali.com-teater-recycling-menggugah-perangi-sampah

Setiap orang, apalagi seniman, bisa dapat inspirasi seni dari pelbagai hal.

SEMARAPURA, NusaBali

Ketut Darmawan, misalnya menggarap teater daur ulang sampah recycling. Teatrikal kontemporer ini dipentaskan di panggung terbuka, depan Monumen Puputan Klungkung, Rabu (1/5).

Teatrikal recycling merupakan teatrikal yang dibawakan oleh kelompok swadaya masyarakat Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Dharma Winangun, Desa Tangkas,Klungkung.

Darmawan, selaku penggagas cerita teater ini, mengatakan teater ini mengambil tema recycling bertujuan untuk mengedukasi masyarakat melalui seni gerak dan tari tentang bahaya sampah. Dalam pementasannya tersebut, ia mengilustrasikan bahaya membuang sampah sembarangan. Sampah  brserekan tersebut dapat mengakibatkan muncul banyak sarang nyamuk dan lalat. Dua jenis vector ini dapat menyebarkan penyakit, seperti demam berdarah dan diare. “Makanya dalam adegan teatrikal ini mengilustrasikan ada banyak masyarakat terserang diare dan sakit perut,” ujar Darmawan.

Akibat serangan tersebut, salah seorang masyarakat mengajak anak-anak dan warga untuk kembali membersihkan lingkungan dari sampah dan melakukan daur ulang. Dengan melakukan daur ulang sampah, kemudian diketahui sampah bisa memiliki nilai ekonomi dan seni. “Jika kita punya inovasi untuk mengerjakannya. Dalam pementasan teatrikal juga menampilkan tarian Barong dan Rangda yang terbuat dari sampah plastik dan koran,” katanya.

Kata dia, dari pementasan ini dapat diambil maknanya yakni mengajak masyarakat untuk bersama-sama memerangi sampah agar dapat menjadi nilai ekonomi, dan akibat apabila sampah tidak dikelola dapat menimbulkan wabah penyakit.

Adapun bahan sampah jenis plastik dan koran dikumpulkan sekitar 12 kg, terdiri dari sampah plastik 8 kg dan koran 4 kg. Sampah ini didapat dari berbagai lokasi di Kabupaten Klungkung untuk dibuat Barong. Persiapan pembuatan Barong dan Rangda serta latihan teater memakan waktu kurang lebih sebulan.

Sampah plastik untuk Barong dan gapura berasal dari pembukus mie, kopi, dan snack. Rangda dibuatkan dari bibit ental, batok kelapa, kelapa kering, daun ental yang dirangkai seperti ulatan. Dalam pementasan teater ini, berperan sebagai koreografer yakni I Putu Indra Wirayudha dan  pembina Dewa Putu Slamet Raharja.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta didampingi Ny Ayu Suwirta menyaksikan pentas tersebut. Bupati Klungkung Suwirta mengapresiasi penampilan teater ini. Menurutnya, penampilan teater ini diharapkan dapat menggugah masyarakat Klungkung untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Dengan inovasi Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang sudah diterapkan pada beberapa desa di Kabupaten Klungkung, diharapkan bisa menjadi salah satu solusi penanganan sampah di Kabupaten Klungkung maupun di Indonesia. “Masyarakat Klungkung bisa mencontoh dan melaksanakan Program Pemkab Klungkung yakni TOSS tersebut dengan baik, untuk menjadikan kabupaten Klungkung terbebas dari sampah,” ujar Bupati  Suwirta.*wan

Komentar