nusabali

Tidur di Tenda, Ayu Sawitri Diguyur Hujan Tergenang Air

  • www.nusabali.com-tidur-di-tenda-ayu-sawitri-diguyur-hujan-tergenang-air

Berbagai pengalaman menarik dilaluinya  selama mengikuti Jambore Pemuda Indonesia (JPI) 2015, di Kepulauan Riau 28-31 Oktober.  Dara ayu bernama Ni Komang Ayu Sawitri Widiantari, yang satu-satunya Wakil Karangasem ini sempat waswas. 

Berbagi Pengalaman di Jambore Pemuda Indonesia

AMLAPURA, NusaBali
Sebab, saat tidur di tenda hujan lebat mengguyur, bahkan terancam banjir karena genangan air mengalir ke dalam tenda sedalam mata kaki manusia.

Mengingat banyak peserta di lapangan tempat kemah, maka perasaan takut tidak begitu terasa. Ayu Sawitri menuturkan hal itu setiba di Amlapura, Minggu (1/11).
“Memang sempat terjadi badai, ditandai hujan lebat, dan angin kencang. Lapangan tergenang air termasuk tenda kemasukan air sedalam mata kaki, tetapi masih bisa tidur dengan nyaman sambil memperhatikan di sekeliling tenda,” jelas Ayu Sawitri. Hujan lebat itu terjadi di hari keempat, Jumat (30/10), langit berawan cukup tebal, sehingga hujan lebat mengguyur. 

“Awan gelap itu, bukan asap, selama ikut Jambore Pemuda Indonesia, tidak pernah ada bahaya asap. Bisa jadi arah angin, tidak mengarah ke Kepulauan Riau,” katanya. Secara keseluruhan, kata Ayu Sawitri, telah mampu mengikuti semua tahapan acara. Mulai dari kirab budaya pemuda Nusantara, seminar, diskusi, dialog interaktif, pentas seni budaya daerah, workshop, ketrampilan unggulan daerah, senam kreasi daerah, sebagai duta wisata, olahraga pagi bersama, bakti sosial dan sebagainya.

Meski demikian, lanjut Ayu Sawitri, dirinya merasa kurang nyaman  selama acara, karena kesulitan soal buang hajat. “MCK sangat terbatas, sedangkan pesertanya banyak. Banyak yang mengeluhkan kesulitan air, tetapi bagi saya, air tetap tersedia,” tambahnya.
Ayu Sawitri menambahkan, sebenarnya pihak panitia telah menyediakan tempat penampungan yang cukup, hanya saja, ada beberapa daerah yang mengajak peserta melebihi kuota, mestinya tiap provinsi 16 orang, ada yang mengajak hingga 24 orang, sehingga sempat terjadi masalah penampungan.

Rombongan Bali beranggotakan 16 orang di JPI masuk grup 2, berpasangan dengan rombongan: Jambi, DKI Jakarta dan Sulbar.

“Sisi positifnya, ya bertemu pemuda-pemudi se-Nusantara, saling kenal, dan berlanjut komunikasi melalui media sosial. Juga mengenal dari dekat budaya Nusantara, intinya terjadi pertukaran budaya,” jelas mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama, STKIP Amlapura.

Dirinya juga sebagai duta wisata di JPI tersebut, berkesempatan mempresentasikan potensi pariwisata di Bali. “Saya juga jadi tahu, objek wisata di daerah lain, setelah dipresentasikan utusan dari masing-masing daerah,” tambahnya.

Ayu Sawitri lolos sebagai peserta JPI, sebelumnya mengikuti test di Tingkat Kabupaten Karangasem diikuti 20 peserta. Hanya Ayu Sawitri dinyatakan lolos ke JPI, bersama utusan dari kabupaten/kota lainnya se-Bali. Testnya meliputi tertulis dan wawancara, juga ada uji pengetahuan seni dan budaya, wawasan kebangsaan, kesehatan, kepemimpinan dan kepribadian. 

Komentar