nusabali

Hendak Nunas Tamba, Bocah Meninggal di Pura Gamang Pulaki

  • www.nusabali.com-hendak-nunas-tamba-bocah-meninggal-di-pura-gamang-pulaki

Kadek Kariani, 12, bocah asal Banjar Dinas Madan, Desa Musi, Kecamatan Gerokgak Buleleng, menghembuskan nafas terakhir di Pura Gamang yang berlokasi di sebelah Timur Pura Pulaki, Desa Banyopoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng,  Jumat (3/5).

SINGARAJA, NusaBali
Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 10.20 WITA. Saat itu Kariani dan keluarganya hendak nunas tamba (berobat secara niskala) di Pura Gamang Pulaki atas sakit gejala jantung yang diderita beberapa tahun belakangan. Namun saat akan sembahyang, korban Kariani mengeluh kepada ibunya sedang tidak enak badan.

Korban yang masih duduk di kelas VI SD itu pun saat dipapah ibunya, Made Mertiasih, 39,  langsung pingsan dan tak sadarkan diri. Ibu korban lalu membawanya ke wantilan pura di jaba sisi Pura Gamang sembari mengabari keluarganya yang lain. Hanya saja saat akan dilarikan ke Puskesmas, Kariani dinyatakan sudah tak bernyawa, dengan muka dan badan terlihat pucat, badan mulai kaku dan bibir membiru.

Mayat korban kemudian langsung di bawa ke rumah duka untuk dicarikan hari baik upacara penguburannya. “Korban menurut keterangan keluarga memang ada riwayat sakit jantung dan saat kejadian maksudnya ingin berobat di Pura Gamang itu,” jelas Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu I Gede Sumarjaya.

Sementara itu Ketua Pengemon Pura Pulaki, Nyoman Bagiarta yang dikonfirmasi terpisah melalui telepon juga membenarkan kejadian yang terjadi di wawidangan Pura Kahyangan Jagat itu. Meskipun kejadian di jaba sisi Pura Gamang, pengempon pura tetap akan melakukan pecaruan pada Saniscara Wage Dukut, Sabtu (4/5) bertepatan dengan  hari bulan mati (tilem).

“Kejadiannya di luar jeroan Pura Gamang, bagamanapun itu tetap wewidangan pura dan keputusan pengempon besok kami akan menggelar pecaruan untuk pembersihan,” kata Bagiarta yang juga Perbekel Desa Kalisada, Kecamatan Seririt itu. Hanya saja hingga sore kemarin pihaknya belum dapat memastikan jenis pecaruan apa yang akan digunakan dalam upacara tersebut. Seluruh biaya upacara pecaruan pun disebut Bagiarta ditanggung sepenuhnya oleh pengempon Pura Pulaki.

Bagiarta juga menjelaskan jika kejadian tersebut murni karena korban sedang sakit. Menurut informasi yang didapatnya di lokasi kejadian, korban bersama ibu dan neneknya datang ke Pura Gamang untuk sembahyang meminta kesembuhan atas penyakit jantung yang diderita Kariani. Hanya saja saat itu kondisi Kariani sedang tidak enak badan.

Korban yang datang bersama ibu dan neneknya dengan mengendarai sepeda motor begitu sampai di areal Pura Gamang mengaku tak enak badan dan tak berselang lama lalu jatuh pingsan dan dinyatakan meninggal dunia. “Tadi yang bersangkutan katanya baru mau sembahyang, memang sudah tidak enak badan dari rumah, cuma karena punya keyakinan keluarganya yang katanya pernah sakit setelah mapinunasan di Pura Gamang Sehat, diajak kesini, untuk memohon tamba,” jelas Bagiarta. *k23

Komentar