nusabali

Sang Anak Ditemukan Tewas, Bapaknya Masih Hilang

  • www.nusabali.com-sang-anak-ditemukan-tewas-bapaknya-masih-hilang

Musibah Bapak dan Anaknya Hilang Tenggelam di Pantai Petangahan

TABANAN, NusaBali

Sehari pasca hilang tenggelam di Pantai Petangahan, Banjar Surabrata, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, bocah I Made Mei Artana, 12, ditemukan dalam kondisi tewas, Jumat (3/5) siang. Sedangkan ayahnya, I Made Gunarta, 40, hingga tadi malam belum ditemukan.

Jasad korban Made Mei Artana ditemukan mengambang di laut Pantai Petangahan sekitar 100 meter arah timur dari lokasi tenggelam, Jumat siang sekitar pukul 12.35 Wita. Saat ditemukan tak bernyawa, bocah berusia 11 tahun asal Banjar Daren, Desa Lalanglinggah ini masih mengenakan celana warna merah corak hitam, dalam kondisi beberapa bagian tubuhnya sudah mengelupas.

Selanjutnya, jasad bocah Kelas VI SD ini dibawa ke Puskesmas Selemadeg Barat untuk dilakukan pemeriksaan luar. Sedangkan proses pencarian ayahnya, Made Gunarta, masih terus dilakukan petugas gabungan. Namun, hingga berita ini ditulis, upaya pencarian korban Made Gunarta belum membuahkan hasil.

Proses pencarian bapak dan anak korban terseret harus hingga hilang tenggelam di Pantai Petangahan dilakukan sejak Kamis (2/5) malam pukul 19.00 Wita, dengan melibatkan tim gabungan Basarnas, Pol Air Polres Taba-nan, Shabara Polda Bali, TNI AL, Rafi Selemadeg, dan BPBD Tabanan. Pencarian awalnya difokuskan ke penyisiran di bibir pantai.

Proses pencarian malam itu terkendala ombak di Pantai Petangahan yang sangat besar. Karena itu, belasan anggota Basarnas sampai bermalam di luar Villa Taksu kawasan pesisir Pantai Petangahan. Upaya pencarian ke tengah laut baru dilakukan sejak Jumat pagi. “Setelah dilakukan pencarian berjam-jam menggunakan rubber boat, satu korban (Made Mei Artana, Red) akhirnya berhasil ditemukan mengambang di laut pukul 12.35 Wita,” ungkap Koordinator Tim Rescue Basarnas Bali, Wiku Bayuworo.

Sebelum jasad bocah Made Mei Artana ditemukan, keluarga korban sempat menempuh upaya niskala dengan itual nunasang (minta petunjuk nisakala) kepada orang pintar. Berdasarkan petunjuk orang pintar, terungkap bocah Made Mei Artana memang ingin mengajak bapaknya, Made Gunarta, untuk pergi jauh. "Mungkin sudah jalannya seperti ini,” cerita bibi korban, Ni Ketut Yudiasih, kepada NusaBali, Jumat kemarin.

Yudiasih mengatakan, pihak keluarga juga sudah melaksanakan upacara ngulapin dan nebusin menggunakan sarana bebek selem (litik hitam) di lokasi. Tujuannya, agar korban Made Gunarta segera ditemukan. "Mudah-mudahan (Made Gunarta, Red) segera ditemukan. Seluruh keluarga kini shock,” papar Yudiasih.

Made gunarta dan putranya, Made Mei Artana, hilang tenggelam pasca dihantam ombak besar di Pantai Petangahan, Desa Lalanglinggah, Kamis sore sekitar pukul 17.00 Wita. Peristiwa maut ini bermula ketika bocah Made Mei Artana dan adik sepupunya, Kadek Jogani Lutra, mandi di pinggir Pantai Petangahan. Sedangkan korban Made Gunarta, saat itu menjaring ikan menggnakan jaring agak ke tengah laut bersama dua adik kandungnya, I Ketut Gunadiasa (ayah dari Kadek Jogani) dan I Wayan Guna Wijaya.

Ketika dua bocah bersaudara sepupu itu tengah asyik mandi, tiba-tiba datang ombak besar menerjang dan menggulung mereka. Melihat kejadian tersebut, korban Made Gunarta dan adiknya berniat menolong anak mereka yang sudah terseret arus. Namun naas, Made Gunarta justru ikut terseret, lalu hilang tenggelam bersama anak kandungnya, Made Mei Antara.

Sedangkan Ketut Gunadiasa dan Wayan Guna Wijaya berhasil menyelamatkan bocah Kadek Jogani Lutra. Kemudian, bocah selamat yang baru berusia 9 tahun ini dibawa ke bibir pantai. Bocah Kadek Jogani selamat dari maut tanpa luka sedikit pun. *des

Komentar