nusabali

Angkutan Udara Picu Inflasi 0,44 Persen

  • www.nusabali.com-angkutan-udara-picu-inflasi-044-persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada April 2019 sebesar 0,44 persen yang dipengaruhi oleh kenaikan harga bumbu-bumbu dan tarif angkutan udara.

JAKARTA, NusaBali

Dengan demikian laju inflasi tahun kalender Januari-April mencapai 0,8 persen, dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 2,83 persen. Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (2/5) mengatakan, kenaikan tarif angkutan udara terjadi di 39 kota, sehingga

memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen kepada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. "Tarif angkutan udara masih mengalami kenaikan, harganya belum turun," kata Suhariyanto.

Ia mengharapkan adanya kebijakan lebih lanjut untuk menurunkan harga tiket pesawat, yang selama enam bulan berturut-turut sejak November 2018 telah menyumbang inflasi. "Mudah-mudahan ada kebijakan yang dapat menurunkan harga tiket pesawat karena pasti akan melonjak pada Puasa dan Lebaran," ujar Suhariyanto.

Penyebab lain inflasi April adalah kenaikan komoditas bahan makanan terutama bumbu-bumbuan seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai merah, kemudian telur ayam ras dan tomat sayur. Meski demikian, harga beras, yang selama ini menjadi salah satu komponen pembentuk inflasi nasional, mengalami penurunan dan menyumbang andil deflasi 0,06 persen.

Secara keseluruhan, kelompok bahan makanan mengalami inflasi tinggi pada April 2019 yaitu sebesar 1,45 persen diikuti kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,28 persen dan kelompok kesehatan 0,25 persen.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan bahwa pihaknya belum membahas tingginya tiket moda transportasi itu bersama dengan Kementerian BUMN.

"Mengenai tiket pesawat kami belum jadi rapat," katanya usai menghadiri acara SimPel (Simpanan Pelajar) Day 2019 yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Darmin lebih menilai tingkat inflasi 0,44 persen dikarenakan panen komoditas yang terlambat. "Kenapa? Pertama, karena panen kita pada tahun ini agak terlambat, beras panennya terlambat, begitu juga cabai dan bawang merah," ujar Darmin.

Terkait bawang putih, menurut dia, impor komoditas tersebut agak terlambat, namun impor tersebut segera masuk. Untuk cabai dan bawang merah, Darmin berharap panen kedua komoditas tersebut segera tiba. Panen cabai agak terlambat dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi. *ant

Komentar