nusabali

Ikan Air Tawar Tak Kehabisan Pasar

  • www.nusabali.com-ikan-air-tawar-tak-kehabisan-pasar

Budidaya ikan air tawar seperti lele dan mujair, dipastikan tidak sampai kehabisan pasar.

DENPASAR, NusaBali

Berapapun produksi akan terserap di pasar lokal. Malah masih kurang, sehingga produksi ikan lokal berpeluang besar digenjot.

Kabid Perikanan Budidaya Pengawasan Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perikanan Provinsi Anak Agung Gde Sanjaya mengatakan, Rabu (1/5). “Itu sangat didorong perkembangan industri kuliner, dengan salah satu bahan baku perikanan air tawar,” ujar Gung Sanjaya, sapaan Anak Agung Gde Sanjaya. Dia menyebut warung atau menu lalapan yang hadir di setiap pelosok, baik di perkotaan sampai ke pedesaan.

Tak sekedar masif, namun memang laris manis, karena harga menu yang relatif terjangkau. “Itulah secara nyata membutuhkan tidak sedikit ikan,” paparnya.

Berapa kebutuhannya, Gung Sanjaya meyakini lebih dari 10 ton setiap hari. “Memang untuk datanya pasti mesti dicek lagi. Namun kami yakin banyak, ton-an jumlahnya,” ujarnya.

Hal inilah dikatakan Gung Sanjaya memberi dampak positif pada budidaya perikanan air tawar di Bali, khususnya lele dan mujair, juga gurami. Untuk lele kini berkembang pesat budidaya memanfaatkan bioflok atau kolam bundar dari bahan terpal. Kolam bioflok dipandang lebih efektif, dibanding kolam konvensional. “Tidak perlu lahan luas dan periode pemeliharaan atau budidaya lebih terkendali,”  jelasnya. Saat ini budidaya ikan khususnya lele dengan media kolam bioflok, berkembang pesat di Denpasar, Badung, Tabanan dan Jembrana.

Pembinaan tentu  saja diberikan pemerintah. Misalnya pola budidaya dilakukan secara khusus. Tidak lagi menggunakan model budidaya seperti dulu, dimana budidaya lele dijadikan satu dengan peternakan ayam. Polanya kandang ayam diatas, di bawahnya kolam lele atau ikan. “Ini untuk menjamin produk ikan sehat, tidak tercemar,” jelasnya.

Lanjutnya, karena tingginya permintaan itulah, kata Gung Sanjaya sebagian kebutuhan ikan dipasok  dari Jawa. Karena kata Gung Sanjaya, produksi lele maupun ikan lokal belum mampu memenuhi kebutuhan.

Demikian juga dengan pasaran jenis ikan air tawar lainnya, yakni nila dan mujair. Serapan pasar juga tinggi, karena perkembangan industri kuliner. “ Saat ini budidaya terbesar di perairan Danau Batur, Kintamani,”  jelas Gung Sanjaya. *k17

Komentar