nusabali

Juara I Lomba Sapi Bali, Hadiah Dipakai Bayar Utang

  • www.nusabali.com-juara-i-lomba-sapi-bali-hadiah-dipakai-bayar-utang

Peternak sapi asal Banjar/Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, I Ketut Kalim, 70, ditetapkan sebagai pemenang I Lomba Sapi Bali, Minggu (28/4), di Lapangan Astina Gianyar.

GIANYAR, NusaBali

Ketut Kalim berhak atas piala, piagam, dan uang tunai sebesar Rp 25 juta. Tidak hanya itu, sapi peliharaannya langsung dibeli oleh Pemkab Gianyar senilai 2 kali lipat dari harga pasaran. Namun ternyata Ketut Kalim tidak bisa menikmati hadiahnya. Ketut Kalim mengaku punya utang Rp 150 juta lebih. Uang sebanyak itu dia pinjam untuk biaya operasi istrinya, Ni Wayan Putri yang menderita kanker serviks. “Sudah dua kali operasi dan kemoterapi,” ungkapnya ditemui usai penyerahan hadiah.

Kini sang istri masih dalam tahap pemulihan di rumahnya. Sementara Ketut Kalim dan keluarga sedang berupaya membayar cicilan utang-utangnya. “Bersyukur bisa dapat juara, hadiahnya nanti bisa saya pakai bayar utang,” ujarnya. Dikatakan, biaya operasi istrinya membengkak lantaran dilakukan di rumah sakit swasta. “Kalau pakai jaminan kesehatan, istri saya lama diambil tindakan. Atas saran saudara, dianjurkan operasi di swasta,” ujarnya.

Ketut Kalim lebih bersyukurnya lagi, ternyata sapinya yang juara ini baru dipelihara sekitar 3 bulan lalu. Setiap hari, sapinya ini diberi pakan yang cukup serta sering dilepas dari kandang agar tidak beringas.  

Sementara Bupati Gianyar Made Mahayastra mengaku baru pertama kali menggelar lomba sapi jantan Bali ini. Dikatakan, Gianyar sebagai daerah agraris sudah pasti ada peternak sapi. “Seorang petani pasti punya sapi, bahkan ada yang punya lebih dari 1 ekor,” jelasnya. Melalui lomba ini, pihaknya berharap bisa membangkitkan kembali kejayaan peternak sapi seperti zaman dahulu. Kejayaan ketika memelihara sapi bisa membeli sepeda motor, mobil, membangun rumah, hingga membiayai kuliah para anak petani. “Tahun ini saya sudah minta bantuan sapi hampir 20 ekor dan 20 bibit. Sudah saatnya petani peternak Gianyar untuk tampil,” jelasnya. Kegiatan serupa dikatakan akan rutin digelar setiap tahun. “Tahun depan saya pastikan dikemas lebih baik lagi,” janjinya.

Dasar pertimbangan digelarnya parade ternak sapi jantan Bali sesuai Perda Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Sapi Bali. Guna mengembalikan kejayaan peternak sapi seperti zaman dulu.

Setiap kecamatan mengirim 2 sapi terbaiknya untuk dinilai dewan juri. Penjurian di tingkat kecamatan, para juri yang mendatangi kandang sapi. Di tingkat kecamatan dipilih masing-masing 2 sapi jantan terbaik. Selanjutnya diangkut ke Lapangan Astina Gianyar pada Minggu (28/4). Setiap peternak dibiayai sebesar Rp 5.000.000 sebagai transportasi ke Lapangan Astina Gianyar.

Kriteria standar bibit sapi Bali dalam Lomba Ternak Sapi Bali se-Kabupaten Gianyar berdasarkan SNI 7651 4:2017. Persyaratan kualitatif terdiri dari warna badan kehitaman, lutut ke bawah putih, pantat putih setengah bulan, bentuk kepala lebar dengan leher kompak dan kuat. Secara kuantitatif memiliki tinggi pundak 113 cm - 127 cm, panjang badan 119 cm - 133 cm, lingkar dada 148 cm - 179 cm. Dalam penilaian, berat badan sapi tidak diperhitungkan. Rata-rata, kisaran berat badan sapi antara 500-600 kilogram. Selain itu, kriteria yang dinilai yakni aspek kesehatan secara klinis dan tidak cacat fisik.

Dari hasil penjurian, juara I sapi milik peternak I Ketut Kalin asal Banjar/Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh. Juara II I Made Suara dari Banjar Ponggang Desa Puhu, Payangan. Juara III I Ketut Suastika dari Banjar Malet Desa Manukaya, Tampaksiring. Harapan I I Made Cenik dari Banjar Tegaltugu Gianyar, Harapan II I Wayan Terima dari Banjar Tengipis Desa Buahan Payangan, serta Harapan III I Ketut Merta dari Banjar Puseh Desa Pejeng, Tampaksiring. Sebagai juara favorit pilihan masyarakat yang hadir secara voting, terpilih kembali sapi milik I Ketut Suastika peternak asal Banjar Malet Desa Manukaya, Tampaksiring. *nvi

Komentar