nusabali

Dinas Pertanian Lakukan Pengembangan Kawasan

  • www.nusabali.com-dinas-pertanian-lakukan-pengembangan-kawasan

Stok Bawang Merah Menipis

SINGARAJA, NusaBali

Harga Bawang merah di pasaran yang belakangan ini mengalami peningkatan akibat penurunan suplai bawang merah dibenarkan Dinas Pertanian Buleleng. Sejumlah lokasi penanaman bawang merah di Buleleng di bulan-bulan ini memang sedang seret hasil panen. Para petani disebut baru memulai musim tanam karena menghindari musim hujan.

Kepala Bidang Produksi Hortikultura Dinas Pertanian Buleleng, I Gede Subudi ditemui di ruangannya, Kamis (25/4) mengatakan,  petani bawang merah di Buleleng rata-rata memang tidak menanam di bulan Januari hingga Maret. Sehingga bulan ini produksi bawang merah mengalami penurunan. “Bulan Januari-Maret petani memang menghindari penanaman, karena menghindari musim hujan. Bawang merah itu paling tidak kuat dengan rendaman air hujan, semalam saja terendam air bisa busuk. Memang ada yang menanam tetapi tidak banyak,” kata Subudi.

Sementara untuk bulan-bulan ini, kebutuhan bawang merah memang disuplai dari hasil panen petani bawang di Bangli. Mereka yang mengembangkan bawang merah di dataran tinggi disebut menjalani masa tanam sepanjang tahun. “Yang berproduksi bulan-bulan ini paling banyak dari Bangli, mereka juga menyuplai ke jawa juga, karena rata-rata petani bawang memang menghindari musim tanam di awal tahun,” imbuhnya.

Meski demikian, menurut Subudi, di Buleleng saat ini petani sudah mulai melakukan proses penanaman. Sementara ada sekitar 30 hektaran petani bawang merah yang tersebar di Kecamatan Sawan dan Gerokgak sudah melakukan penanaman secara swadaya. Selain itu dari program pemerintah juga dilakukan pengembangan kawasan bawang merah tahun ini seluas 20 hektare.

Puluhan hektare program penanaman bawang yang akan dibiayai pemeritah itu maing-masing 5 hektar di Desa Pengelatan Kecamatan Buleleng, 5 ketar di Desa/Kecmaatan Kubutambahan dan 10 hektare di Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Dengan di mulainya musim tanam pasokan bawnag merah pun disebut akan stabil mulai dua bulan ke depan. Sehingga saat perayaan hari raya Idul Fitri, pasokan bawang merah disebut Subudi aman terkendali.

Sementara itu petani bawang merah di Buleleng yang dapat memanen 3-4 kali dalam setahun memang mengalami tantangan cukup berat. Selain berhadapan langsung dengan musim penghujan yang merupakan musuh bawang merah juga sangat rentan dengan serangan hama penyakit. Sehingga perawatan dan pengawasan tanaman bawang merah disebut Subudi sangat ketat jika petani ingin hasil panen yang maksimal. Seperti produksi bawang merah tahun 2018 lalu, dengan luas lahan tanam 48 hektare tersebar di lima kecamatan, mencapai 478 ton. Jumlah tersebut masih didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan bawang merah masyarakat Buleleng. *k23

Komentar