nusabali

Dua Kali Periode Menjadi Satu-satunya Srikandi di Dewan

  • www.nusabali.com-dua-kali-periode-menjadi-satu-satunya-srikandi-di-dewan

Versi Putu Metta Dewinta Wandy, banyak caleg perempuan di Denpasar yang kurang serius bertarung hingga tidak getol galang suara. Ke depan, dia partai politik di Denpasar mau memfasilitasi penuh para Srikandi

Putu Metta Dewinta Wandy, Caleg Terpilih DPRD Kota Denpasar dari Dapil Denpasar Timur


DENPASAR, NusaBali
Putu Metta Dewinta Wandy, 30, kemungkinan akan kembali menjadi satu-satunya Srikandi di DPRD Kota Denpasar hasil Pileg 2019. Pasalnya, berdasarkan perhitungan suara Pileg 2019 hingga Rabu (25/4), hanya Serikandi Golkar berusia 30 tahun ini satu-satunya caleg perempuan yang potensial tembus kursi DPRD Denpasar 2019-2014. Sebelumnya, Putu Metta Dewinta juga menjadi satu-satinya Srikandi di DPRD Denpasar 2014-2019.

Dalam Pileg 2019 ini, Putu Metta Dewinta diprediksi lolos ke DPRD Denpasar dari Golkar Dapil Denpasar Timur, dengan perolehan sementara 3.710 suara. Dari Dapil Denpasar Timur, Putu Metta Dewinta kembali lolos bersama caleg incumbent Golkar lainnya, IB Mayun Komala Putra (asal Desa Sumerta Kelod), yang meraih 2.500 suara.

Selain Putu Metta Dewinta dan Mayun Komala, ada 6 caleg dari parpol berbeda yang juga lolos ke DPRD Denpasar Dapil Denpasar Timur. Empat (4) kursi di antaranya diraih caleg PDIP, yakni I Gusti Ngurah Gede (incumbent sekaligus Ketua DPRD Denpasar 2014-2019) yang meraih 6.794 suara, I Ketut Budha (incumbent yang raih 5.128 suara), I Wayan Warka (incumbent yang raih 3.714 suara), dan I Putu Gede Menala Wisnawa (2.743 suara). Sedangkan 2 kursi lagi, masing-masing direbut caleg NasDem I Wayan Gatra (yang meraih 4.196 suara) dan seorang caleg PSI.

Ini praktis merupakan ulangan Pileg 2014 lalu, ketika Putu Metta juga menjadi satu-satunya perempuan dari total 45 caleg yang lolos ke DPRD Denpasar 2014-2019. Ketika itu, Putu Metta yang baru berusia 25 tahun lolos dari Golkar Dapil Denpasar Timur, dengan perolehan 3.114 suara. Srikandi Golkar asal Banjar Asri, Desa Sumerta Kelod yang tinggal di Jalan Akasia XVI Gang Delima Nomor 1 Denpasar Timur ini juga lolos bersama rekan separtainya, IB Mayun Komala Putra, yang kala itu berstatus incumbent dengan meraih 2.161 suara.

Kepada NusaBali, Putu Metta mengaku bersyukur tetap dipercaya masyarakat duduk di kursi legislatif, dengan perolehan suara yang naik kisaran 600 suara dibanding sebelumnya. "Ini hampir sama, suara saya meningkat tipis. Saya bersyukur, meski tarung menghadapi sesama incumbent, saya berhasil mempertahankan suara di kampung sendiri, terutama Banjar Asri, Desa Sumerta Kelod," jelas Putu Metta, Rabu siang.

Menurut Putu Metta, raihan suara tersebut merupakan buah pengabdiannya yang selama ini tidak pernah lepas dari janji kampanye. “Saya bersyukur, masyarakat masih memilih saya sebagai perwakilan mereka di DPRD Denpasar,” ungkap Srikandi Politik kelahiran Denpasar, 27 Juli 1989, yang juga Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Provinsi Bali ini.

Ditanya terkait posisinya yang kemungkinan akan kembali menjadi satu-satunya Srikandi di DPRD Denpasar 2019-2024, menurut Putu Metta, keterlibatan perempuan dalam perpolitikan di Denpasar memang sangat minim. Memang banyak caleg perempuan yang maju tarung dari semua Dapil. Namun, mereka tidak serius bergerak untuk mencari suara.

“Hanya segelintir caleg perempuan yang mau serius untuk bekerja dan gerilya mencari suara,” papar ibu satu anak dari pernikahannya dengan Ngakan Gde Agung Ary Mahendra ini.

Ke depan, Putu Metta ingin agar partai politik di Denpasar mau memfasilitasi penuh para caleg perempuan. Dengan begitu, caleg perempuan bisa berjaya dan meraih banyak kursi di legislatif. "Kalau sekarang kan kadang banyak caleg perempuan yang sekadar ikut Pileg,” katanya.

Putu Metta sendiri termasuk salah satu Srikandi Politik usia muda yang selama ini aktif di berbagai organisasi. Selain pegang jabatan Ketua KPPG Provinsi Bali, Putu Metta juga menjadi Wakil Sekretaris AMPI Bali dan Wakil Bendahara MKGR Denpasar. Selain itu, putri dari I Wayan Darthawan dan Luh Ayu Diah Dewi ini juga aktif di KNPI Bali dan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali. *mis

Komentar