nusabali

Bali Siaga Lonjakan Harga

  • www.nusabali.com-bali-siaga-lonjakan-harga

Biasanya jelang hari besar keagamaan meningkat. Jika lonjakan harga terlalu luar biasa, tentu akan menyulitkan akses warga mendapat barang kebutuhan tersebut.

DENPASAR, NusaBali

Pemprov Bali memastikan segera melakukan koordinasi, terkait kesiagaan persediaan pangan menjelang bulan puasa, pada awal Mei-Juni mendatang. Koordinasi melibatkan seluruh stakeholder terkait, juga akan disertai Kementerian Perdagangan. Tujuan rakor untuk menjamin tidak ada lonjakan harga menjelang Hari Raya Idul Fitri.

“Jika lonjakan harga terlalu luar biasa, tentu akan menyulitkan akses warga mendapat barang kebutuhan tersebut,”  ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Putu Astawa, di Denpasar, Selasa (23/4).

Menurut Astawa, sebagaimana pengalaman sebelumnya menjelang hari besar keagamaan,  harga barang kebutuhan pokok biasanya naik. Kondisi itu terjadi bertalian dengan ketersediaan atau suplay dan kebutuhan/permintaan atau demand.

“Biasanya jelang hari besar keagamaan meningkat. Itulah yang berpengaruh terhadap harga,” ungkap Astawa.

Menurut Astawa, itulah yang akan dibahas dan dicari solusinya, bersama pihak terkait. Termasuk distributor, selaku pihak yang menghubungkan antara produsen dengan konsumen (masyarakat).

“Kalaupun harga naik, karena permintaan tinggi, namun kenaikkan tersebut masuk akal,” kata mantan Kepala Bappeda itu.

Secara khusus Astawa, menyebut harga bawang merah dan bawang putih yang harganya sudah diatas Rp 40 ribu per kilogram.  “Ini ( harga bawang) jelas akan dibahas,” tegasnya.

Apalagi dari data danpantauan lapangan, pasokan bawang, khususnya bawang merah seret. Hal itu karena tidak adanya produksi dari daerah atau tempat yang selama ini menjadi pemasok bawang merah. Untuk lokal Bali, sentra produksi bawang merah adalah di Songan, Kintamani. “Sementara ini belum ada produksi karena faktor cuaca,”  terang Astawa.

Demikian juga pasokan bawang dari NTB, Brebes ( Jawa Tengah) dan Probolinggo ( Jatim), juga tidak lancar. Harganya juga lumayan tinggi, diatas Rp 40 ribu per kilogram.

Hal itu, kata Astawa berdasarkan pantuan lapangan, khususnya ke pasar-pasar transit seperti Pasar Galiran, Klungkung. “ Di sana di Pasar Galiran pasokan juga seret,” jelas Astawa.

Memang, kebutuhan terhadap bawang tidak seperti kebutuhan terhadap beras, dilihat dari tuntutan ketersediaanya. Namun demikian, karena merupakan kebutuhan pokok dan bahan penting, harga bawang tetap harus menjadi catatan dan dicarikan solusi.

“Itulah yang kami bahas, bersama Tim Stabilisasi Harga dari Kemendag. Tujuannya jelas, agar ketersediaan bahan kebutuhan pokok dengan harga yang masuk akal dan  terjangkau, relatif terjamin,” ujar Putu Astawa. *K17

Komentar