nusabali

Desa Mas Akhirnya Punya Wakil Rakyat

  • www.nusabali.com-desa-mas-akhirnya-punya-wakil-rakyat

Penantian Panjang Sejak Pemilu Pertama Era Reformasi 1999

GIANYAR, NusaBali

Desa Mas, Kecamatan Ubud yang merupakan kawasan dengan jumlah pemilih terbanyak ketiga di Kabupaten Gianyar, untuk kali pertama berhasil meloloskan wakilnya ke kursi legislatif dalam sejarah Pileg sejak era Reformasi 1999. Pengukir sejarah dalam Pileg 2019 ini adalah Made Sudiana, 50, caleg new comer DPRD Gianyar dari PDIP Dapil Kecamatan Ubud.

Made Sudiana lolos ke DPRD Gianyar 2019-2024 dengan meraih 5.194 suara. Sebanyak 3.725 suara di antaranya diraih Sudiana di Desa Mas, sementara sisanya dari desa-desa tetangga di Kecamatan Ubud. Sudiana diprediksi lolos ke kursi DPRD Gianyar Dapil Kecamatan Ubud bersama 5 caleg lainnya, yakni I Nyoman Amerthayasa (caleg PDIP asal Desa Singakerta), Made Budiasa (caleg PDIP asal Desa Peliatan), Ni Nyoman Etty Yuliastuti (caleg PDIP asal Desa Kedewatan), I Wayan Gde Sudarta (caleg Golkar asal Desa Lodtunduh), dan Ketut Karda (caleg Demokrat asal Desa Petulu).

Saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa (23/4), Made Sudiana mengaku sangat bersyukur bisa lolos ke DPRD Gianyar lewat Pileg 2019. Ini berakhirnya penantian panjang sejak Pemilu pertama era Reformasi 1999, di mana caleg dari Desa Mas tak pernah bisa lolos ke kursi legislatif.

“Saya sangat bersyukur karena, warga desa sendiri (Desa Mas) amat mempercayai saya. Namun, keberhasilan ini sungguh jadi tantangan sekaligus ujian untuk pengabdian saya ke depan, baik bagi Desa Mas maupun masyarakat di Kecamatan Ubud umumnya,’’ ujar politisi PDIP yang beristrikan perempuan Jepang, Hiromi Wada, 54, ini.

Mantan pemandu wisatawan Jepang asal Banjar Kawan, Desa Mas ini mengaku sudah kantongi KTA PDIP sejak 12 tahun lalu. Pada Pemilu 2014, Sudiana belum bisa jadi caleg, karena PDIP memasang caleg lain dari Desa Mas. Guna menguatkan jatidirinya untuk terjun di ranah politik, Sudiana pun sempat nyalon DPD RI Dapil Bali di Pileg 2014. Kala itu, dia gagal lolos ke Senayan dengan perolehan 40.000-an suara.

Kini, setelah dipercaya jadi caleg PDIP di Pileg 2019, Sudiana memaksimalkan betul perjuangannya. Sudiana sendiri mengaku baru dihubungan Ketua DPC PDIP Gianyar, Made Agus Mahayastra, untuk dipasang sebagai caleg hanya berselang 10 hari jelang pendaftaran. Setelah pendaftaran, Sudiana tak henti-henti berjuang menemui masyarakat Desa Mas dan sekitarnya.

Sudiana mengaku nyaris tak ada hambatan saat turun ke masyarakat. Sebab, masyarakat khususnya di Desa Mas mengenalnya dengan sebutan Mr Smile. Brand ini dia dapat karena baliho kampanyenya saat maju ke DPD RI Dapil Bali diisi foto diri bertuliskan ‘Mr Smile’.

‘Saya nyatakan kepada masyarakat dan setiap orang yang saya temui, bahwa saya serius maju dan siap jadi wakil mereka. Sejak dulu ida dane (masyarakat Desa Mas, Red) punya pemilih terbanyak di Kecamatan Ubud, namun kenapa tak punya wakil rakyat? Sekarang saatnya berjuang dan bekerja bersama,’ kenang Sudiana yang kini menjadi Ketua Umum Prati Sentana Bandesa Manik Mas Nusantara.

Politisi PDIP kelahiran Desa Mas, 3 Desember 1968, ini mengaku semangatnya untuk berjuang merebut simpati masyarakat antusias, karena rasa jengah mereka ingin punya wakil rakyat di DPRD Gianyar. Warga Desa Mas sangat tertantang karena sejak lama mereka mendambakan punya wakil rakyat dari kampung sendiri.

“Rasa jengah warga Desa Mas ini sangat banyak mendongkrak suara buat saya. Selain saya memang serius nyalon, masyarakat rindu punya wakil rakyat di Dewan,” jelas ayah dari Putu Putra Wiraguna, 26, dan Ari Wiraguna, 14, ini.

Mnurut Sudiana, di Desa Mas dirinya mendulang 3.725 suara, tersebar di 12 banjar, yakni Banjar Kawan, Banjar Pengosekan Kaja, Banjar Pengosekan Kelod, Banjar Kumbuh, Banjar Bangkilesan, Banjar Tarukan, Banjar Juga, Banjar Satria, Banjar Abianseka Tegal Bingin, dan Banjar Batanancak. Dia hanya kalah dengan belasan suara di Banjar Nyuh Kuning, yang dikuasai Nyoman Amerthayasa, caleg PDIP asal Desa Singakerta.

“Syukurlah, saya akhirnya lolos, meskipun tanpa modal bansos seperti para caleg incumbent. Simakrama saya ke banjar-banjar dan saat piodalan, sangat berpengaruh atas suara yang saya raih,” jelas politisi-pengusaha pemilik galeri patung jebolan S2 Kajian Budaya dan Agama Unhi Denpasar ini.

Desa Mas sendiri memiliki jumlah pemilih terbanyak ketiga di Gianyar dalam Pileg 2019, mencapai 9.438 orang. Sedangkan jumlah pemilih terbanyak berada di Desa Batubulan (Kecamatan Sukawati/14.490 orang), disusul Kelurahan Gianyar (Kecamatan Gianyar/9.663 orang). Sejak Pemilu 1999, belum pernah ada caleg dari Desa Mas yang lolos ke DPRD Gianyar. Ini karena selalu muncul banyak caleg sekampung yang berebut suara di Desa Mas.

Dalam Pileg 2019, ada 10 caleg dari Desa Mas yang diusung parpol berbeda. Dari jumlah itu, hanya satu orang yang berebut kursi DPRD Bali, yakni Wayan Suamba, krama Banjar Tarukan yang bernaung di bawah kendaraan Partai Perindo. Sedangkan 9 caleg asal Desa Mas lainnya tarung berebut kursi DPRD Gianyar. Yang unik, dari 9 caleg asal Desa Mas untuk kursi DPRD Gianyar, 3 orang di antaranya maju lewat kendaraan Partai Berkarya. Bahkan, 2 dari 3 orang ini asal sebanjar di Banjar Satria, yakni AA Alit Darmayasa dan AA Bagus Yudiana. Satu caleg Berkarya lagi asal Banjar Juga, yaitu I Wayan Balik Sudarma.

Sementara itu, Bendesa Adat Mas, I Wayan Muka, mengaku bersyukur karena akhirnya punya wakil di DPRD Gianyar. Menurut Wayan Muka, dari 9 caleg asal Desa Mas, Sudiana yang paling getol menjajaki pemilih di banjar-banjar, dadia-dadia, dan rumah tangga. ‘’Kami yakin dengan punya wakil rakyat sendiri seperti Made Sudiana, masyarakat Desa Mas akan lebih leluasa mengakses lembaga-lembaga pemerintahan. Ini demi desa, yang sejak lama kami idam-idamkan,’’ papar ahli tapel Bali ini kepada NusaBali, Selasa kemarin. *isa

Komentar