nusabali

Kehadiran 100 Persen, Seorang Peserta Ditandu

  • www.nusabali.com-kehadiran-100-persen-seorang-peserta-ditandu

UNBK SMP di Kabupaten Jembrana

NEGARA, NusaBali

Ujian nasional berbasis komputer (UNBK) hari pertama yang dilaksanakan SMP/MTs se-Kabupaten Jembrana, Senin (22/4), secara umum berjalan lancar. Tingkat kehadiran pesertaa tercatat 100 persen. Namun salah seorang peserta di SMPN 3 Negara, Kadek Ngurah Yoga Ariawan, terpaksa harus ditandu untuk mengikuti UNBK tersebut, lantaran mengalami patah tulang pada kaki kanannya.

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) pada Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikpora) Jembrana I Nyoman Wenten, mengatakan tidak ada peserta yang absen dalam UNBK hari pertama kemarin. Tetapi dari 4.827 orang peserta SMP/MTs se-Jembrana, ada salah satu peserta di SMPN 3 Negara yang mengikuti UNBK dengan kondisi patah tulang.

“Kehadiran 100 persen. Hanya ada satu peserta yang patah kaki, tetapi masih bisa mengikuti UNBK. Kalau hal-hal yang bersifat teknis, seperti server, listrik, dan jaringan internet, semua lancar,” kata Wenten.

Untuk mengikuti UNBK di sekolahnya, siswa dari Perumnas, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, itu diantar orangtuanya menggunakan kendaraan pick up. Saat mengikuti  ujian, dia pun dipersilakan memakai tandu, sehingga tetap bisa meluruskan kakinya yang patah. “Tadi saya juga sempat bantu ngangkat yang bersangkutan sampai ke dalam ruangan ujian. Yang bersangkutan ikut di sesi ketiga. Secara fisik masih bagus, cuman sakit pada kakinya,” imbuh Wenten.

Menurutnya, dalam pelaksanaan UNBK memang tidak bisa dilakukan jemput bola seperti ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP). Karena itu, siswa yang juga diketahui baru mengalami patah tulang sekitar sebulan lalu akibat kecelakaan menabrak anjing itu, diharuskan mengikuti UNBK di sekolahnya. “Walaupun sakit, tidak ada perlakuan khusus. Namun kami tetap bantu mengantar sampai ruangan, dan kami berikan memakai tandu,” ucapnya.

Sementara Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 3 Negara I Gusti Komang Arnawa, mengatakan patah tulang yang dialami siswanya itu terjadi sebelum pendaftaran kepesertaan UNBK. Waktu pelaksanaan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) beberapa waktu lalu, dia sempat membawakan soal ujian ke rumah yang bersangkutan. Tetapi untuk UNBK, memang harus dilakukan di tempat yang sudah ditentukan sebelumnya.

“Jauh-jauh hari, sebenarnya kami juga sempat mengumpulkan para orangtua termasuk siswa kelas IX agar benar-benar menjaga kesehatan menjelang UNBK. Kemudian ada kejadian begitu, risikonya ya harus tetap ikut UNBK dengan kondisi begitu. Tetapi yang pasti, dia masih sanggup mengikuti. Tidak ada masalah. Kebetulan dia dapat jadwal sesi ketiga yang dimulai pukul 2 siang (14.00 Wita), dan tadi dia sudah datang ke sekolah sekitar pukul 1 siang (13.00 Wita),”  ujar Gusti Arnawa. *ode

Komentar