nusabali

Demokrat Jadi 'Kerdil' di Bali

  • www.nusabali.com-demokrat-jadi-kerdil-di-bali

DPD Demokrat Bali akui PDIP terlalu kuat untuk dihadapi di semua level dalam Pileg 2019, selain juga karena faktor Pilpres 2019

Kehilangan 5 Kursi DPRD Bali, Tanpa Kursi di DPRD Tabanan


DENPASAR, NusaBali
Tarung Pileg 2019 di Bali benar-benar jadi neraka bagi Demokrat. Partai Langit Biru besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini terancam jadi ‘kerdil’, setelah kehilangan banyak kursi legislatif semua level. Bahkan, Demokrat diprediksi tidak kebagian satu kursi pun di DPRD Tabanan hasil Pileg 2019.

Untuk kursi DPRD Bali, Demokrat terancam kehilangan 5 kurai dari semula 8 kursi yang diperolehnya di Pileg 2014 lalu. Saat ini, baru 3 caleg incumbent Demokrat untuk kursi DPRD Bali yang diprediksi lolos dalam Pileg 2019. Mereka masing-masing Tjokorda Gde Putra Asmara Sukawati alias Cok Asmara (Dapil Gianyar), I Komang Nova Sewi Putra (Dapil Buleleng), dan I Komang Wirawan (Dapil Karangasem).

Sedangkan 5 caleg incumbent Demokrat lainnya, terancam gagal ke DPRD Bali 2019-2024. Mereka adalah I Nengah Tamba (Dapil Jembrana), I Wayan Adnyana (Dapil Tabanan), I Gusti Bagus Alit Putra (Dapil Badung), Utami Dwi Suryadi (Dapil Denpasar), dan Ngakan Made Samudra (Dapil Klungkung). Mereka tenggelam karena dominasi para caleg PDIP di Dapilnya masing-masing.

Sedangkan untuk kursi DPR RI Dapil Bali, Demokrat sedang berjuang sekadar merebut 1 dari 9 kursi yang diperebutkan. Padahal, dalam Pileg 2014 lalu, Demokrat sukses merebut 2 kursi DPR RI Dapil Bali, yang diduduki Putu Supadma Rudana dan Ni Putu Tutik Kusuma Wardhana. Hingga Senin (22/4), hanya Supadma Rudana yang disebut-sebut berpeluang lolos ke Senayan.

Sementara untuk DPRD Kabupaten/Kota se-Bali, kursi Demokrat rata-rata tergerus. Di DPRD Tabanan, Demokrat bahkan tidak kebagian satu kursi pun, dari semula berhasil raih 4 kursi dalam Pileg 2014 lalu. Demokrat tenggelam di tengah jayanya PDIP, yang diprediksi mendominasi 31 dari total 40 kursi DPRD Tabanan hasil Pileg 20014. Nasib Demokrat di Tabanan sama seperti Hanura, yang tidak kebagian satu kursi pun.

Dalam Pileg 2019, Demokrat tarungkan 4 incumbent untuk berebut kusri DPRD Tabanan. Namun, mereka semuanya karam, yakni I Gusti Made Purnayasa (Ketua DPC Demokrat Tabanan yang tarung di Dapil Kecamatan Kediri-Marga), I Wayan Dharma Wiasa (tarung di Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan), Gede Rimayasa (yang tarung di Dapil Selemadeg Raya-Pupuan), dan I Made Yasa (tarung di Dapil Kecamatan Penebel-Baturiti).

Gede Rimayasa diprediksi tidak lolos ke DPRD Tabanan 2019-2024, karena Partai Demokrat hanya kebagian 3.200 suara di Dapil Selemadeg Raya-Pupuan. "Tiyang rasanya gagal, karena perolehan suara untuk Demokrat di Dapil II hanya 3.200," ungkap Rimayasa di Tabanan, Senin kemarin.

Sedangkan Ketua DPC Demokrat Tabanan, IGM Purnayasa, masih enggan berkomentar terkait jaboknya suara partai dalam Pileg 2019. Caleg incumbent Demokrat ini mengaku masih menunggu keputusan KPU Tabanan. "Saya belum mau berkomentar, tunggu hasil dari KPU saja," tukas Purnayasa saat dikonfirmasi NusaBali di Tabanan, Senin kemarin.

Bagi Demokrat sendiri, ini merupakan prestasi terburuk dalam Pileg di Tabanan sejak awal partisipasinya pada 2004. Pada Pileg 2004 (pertama kali ikut Pemilu), Demokrat berhasil mencurti 3 kursi DPRD Tabanan 2004-2009. Sedangkan pada Pileg 2009, Demokrat bahkan sukses mencuri 5 kursi DPRD Tabanan 2009-2014. Sementara di Pileg 2014, Demokrat mencuri 4 kursi DPRD Tabanan 2014-2019. Bahkan, Demokrat sempat mengusung pasangan Wayan Sarjana-IB Nyoman Astawa Merta, Cabup-Cawabup Tabanan yang diusung bersama Gerindra-NasDem, dalam Pilkada Tabanan 2015.

Sementara itu, Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, sudah lempar handuk alias menyerah atas hasil sementara di Pileg 2019. Mudarta mengakui PDIP terlalu kuat untuk dihadapi di semua level dalam Pileg 2019 ini.

“Kenkenang buin, sampi nyenggot di Bali (Mau bagaimana lagi, Banteng/PDIP ngamuk di Bali, Red). Caleg-caleg kita sudah berusaha memberikan perlawanan di daerah-daerah, tapi mereka tetap kalah,” ujar Mudarta dalam keterangan persnya di Denpasar, Senin kemarin.

Mudarta menyatakan caleg Demokrat tak mampu berbuat banyak dalam perebutan kursi DPRD Bali. Bahkan, caleg incumbent I Gusti Bagus Alit Putra pun tidak bisa memberikan perlawanan dalam tarung perebutan kursi DPRD Bali Dapil Badung. Alit Putra yang sudah dua periode duduk di DPRD Bali, tak berkutik menghadapi dominasi I Bagus Alit Sucipta alias Gus Bota cs, caleg PDIP yang di-back up Bupati Badung Nyoman Giri Prasta.

“Itu (caleg DPRD Bali dari PDIP Dapil Badung, Red) sudah nggak bisa diimbangi, kami harus akui. Di daerah lainnya juga sama, dominasi penguasa terlalu kuat buat kita. Partai gurem dilibas, Demokrat juga kena imbasnya,” keluh Mudarta, satu-satunya ketua partai di Bali yang belum pernah tarung sebagai caleg.

Mudarta menyebutkan, keperkasaan PDIP dalam Pileg 2019 hingga membuat caleg Demokrat mati kutu, terjadi karena beberapa faktor. Selain PDIP memiliki kekuatan seba-gai penguasa, juga sangat terasa dampak Pilpres 2019. “Saya sudah prediksi dari awal, dampak Pilpres 2019 ini membuat kita kelimpungan hadapi PDIP. Orang nggak mikir caleg lagi, yang dipikir adalah Pilpres 2019. Ya, yang dapat dukungan dalam Pileg 2019 adalah caleg-caleg yang mendukung Capres-Cawapres (Jokowi-Ma’ruf Amin, Red),” ujar Mudarta.

Di sisi lain, Partai Gerindra juga kehilangan banyak kursi di bali. Hanya saja, nasib Gerindra masih relatif lebih baik dari Demokrat. Dalam Pileg 2014, Gerindra berhasil merebut 7 kursi DPRD Bali (melalui Dapil Denpasar, Dapil Badung, Dapil Tabanan, Dapil Buleleng, Dapil Gianyar, Dapil Klungkung, dan Dapil Karangasem). Namun, dalam Pileg 2019 ini, Gerindra diprediksi hanya bisa memperoleh 4 kursi DPRD Bali.

Gerindra berpeluang mempertahankan kursi DPRD Bali Dapil Buleleng, yang kemu-ngkinan direbut antara I Ketut Mas Sewi Putra (incumbent) dan Jro Nyoman Ray Yusha (new comer). Sementara di Dapil Karangasem, Gerindra meloloskan kembali incumbent Nyoman Suyasa ke DPRD Bali.

Sedangkan dari Dapil Badung, Gerindra punya peluang meloloskan salah satu antara I Wayan Disel Astawa dan Bagus Suwitra Wirawan ke DPRD Bali. Sebaliknya, dari Dapil Jembrana, Gerindra berpeluang meloloskan I Kadek Darmasusila ke DPRD Bali. Tapi, Gerindra terancam kehilangan kursi DPRD Bali Dapil Denpasar, Dapil Gianyar, Dapil Klungkung, dan Dapil Tabanan.

Ketua Bappilu DPD Gerindra Bali, Made Gede Ray Misno, mengatakan berbagai hal memberikan dampak terhadap perolehan suara partainya. Namun, nasib Gerindra masih lebih baik dari Demokrat.

”Kita masih optimis, kita tunggu rekapitulasi di KPU. Jangan dulu berandai-andai. Saya tidak mau berbicara data yang belum pasti. Yang jelas, dari 7 kursi milik Gerindra di DPRD Bali, ada yang hilang. Namun, ada juga Dapil yang mampu melahirkan kursi di DPRD Bali,” tandas Ray Misno. *nat,des,nar

Komentar