nusabali

Lanjutan Penataan Rest Area ACK Gilimanuk Dianggarkan Rp 5 M

  • www.nusabali.com-lanjutan-penataan-rest-area-ack-gilimanuk-dianggarkan-rp-5-m

Pembangunan rest area Anjungan Cerdas Konservasi (ACK) Gilimanuk, Jembrana, telah dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2017 di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana.

NEGARA, NusaBali

Proyek ini kembali dilanjutkan tahun 2019. Dalam lanjutan pembangunan tahun ini, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana, menyiapkan anggaran sebesar Rp 5 miliar. Kepala Dinas PUPRPKP Jembrana, I Wayan Darwin, mengatakan, dalam tahap pembangunan tahun 2018, telah dilakukan penataan lahan, termasuk pemadatan lahan yang akan dijadikan rest area ACK. Sementara tahun ini, akan mulai dilakukan sejumlah pembangun fasilitas, seperti gazebo, maupun bangunan pendukung lainnya. “Pembangunannya kembali dilanjutkan tahun ini. Saat ini, kelanjutanya sudah memasuki tender. Kita berharap proses tender sudah segera selesai, sehingga perkirakaan sebelum masuk pertengahan tahun ini, lanjutnya sudah mulai digarap,” ujarnya.

Menurutnya, lahan TNBB yang digunakan untuk ACK itu, diberikan seluas 5 hektare. Tetapi sesuai aturan dari pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan, pembangunan di lahan kawasan konservasi, hanya diperbolehkan seluas 10 persen atau hanya 5 are dari total lahan seluas 5 hektare tersebut. Karena itu, dalam pembangunan rest area ACK tersebut, sejumlah pepohonan masih tetap dibiarkan. “Begitu juga dalam pembangunan fisik gedung nanti, kami lebih banyak menggunakan kayu agar lebih menyatu dengan alam. Nanti sebagian kecil, tetap menggunakan baja, tetapi dibuat agar lebih alami, dan tetap nyambung dengan konsep rest area yang menyatu dengan alam,” ucapnya.

Dalam pembangunan rest area ACK itu, kata Darwin, memang akan dibuat berbeda dibanding rest area pada umumnya. Di rest area itu, juga akan dijadikan pusat informasi pembangunan, pariwisata budaya dan religi, termasuk konservasi. Di mana warga yang beristirahat nanti, juga bisa menikmati kondisi alam sekitar, termasuk sejumlah satwa di sekitar TNBB. “Tujuannya juga menyangkut ekonomi kerakyatan. Nanti warga sekitar yang biasa mencari kayu bakar, bisa dilibatkan di sana. Mungkin berjualan, dan nanti konsepenya tetap mengedepankan ramah lingkungan,” pungkasnya. *ode

Komentar