nusabali

Sedotan Bambu Bali Tembus Ekspor

  • www.nusabali.com-sedotan-bambu-bali-tembus-ekspor

Straw atau sedotan bambu buatan Bali berhasil menembus pasar luar negeri atau ekspor.

DENPASAR, NusaBali

Kalangan perajin straw bambu, menyampaikan sukses tersebut. Hal tersebut diakui tidak lepas dari spirit non plastik yang mengglobal. “Ya, sekarang lumayan sudah pesanan,” ujar Anak  Agung Gede Jayanarendra, perajin/pebisnis straw bambu dari Banjar Bengkel, Denpasar, Jumat (19/4).

Beberapa negara telah menjadi tujuan pengiriman straw bambunya. Di antaranya Spanyol, juga Inggris persisnya ke London dan rencananya ke  Sydne, Australia.  Ke Spanyol  sebanyak 3.000 pcs,  2.000 pcs ke London. “ Jadi memang sudah ada pasar luar negeri,” ungkapnya.

Harapannya tentu pemanfaatan straw non plastik semakin masif, sehingga kerajinan kecil khususnya straw bambu semakin banyak punya pasar.  “Selain pasar lokal, baik di Bali dan daerah lainnya,” ujarnya. Dikatakan,  kafe, restoran, hotel dan industri pariwisata lain, semakin familiar dengan sedotan bambu. “Untuk di Indonesia, kami sudah kirim ke Kupang dan Jakarta,” ungkapnya.

Menurut Gung Jaya- sapaan Anak Agung Jayanarendra, pihaknya tak sampai kewalahan bahan baku. Karena bahan baku, terutama bambu memadai.Sebelumnya Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, memberi peluang bagi kerajinan perkakas non plastik atau ramah lingkungan berkembang. Selain sedotan, yang juga banyak adalah wadah non plastik pengganti plastik kresek. Untuk  kerajinan/industri kuliner, selain kembali memanfaatkan bungkus daun pisang, juga pemanfaatan kotak anyaman yang lumrah disebut besek. “Jadi ini membawa imbas positif bagi perajin lokal, dan mesti bisa dimanfaatkan,” ujar Kadisperindag Putu Astawa.

Karena selain faktor lingkungan, Pergub ini juga berdampak pada pemberdayaan industri kerajinan lokal berbahan baku alam, seperti sedotan, kranjang, anyaman dan wadah lainnya. “Kami terus mendorong hal itu,” ujar Astawa. *k17

Komentar