nusabali

Berpakaian Adat, Pasien RSJ Ikut Nyoblos

  • www.nusabali.com-berpakaian-adat-pasien-rsj-ikut-nyoblos

Puluhan pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bali di Banjar/Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli mengikuti pencoblosan yang dilaksanakan di TPS 33, gedung diklat RSJ Bali, Rabu (17/4).

BANGLI, NusaBali

Puluhan pasien ini juga mengenakan pakaian adat. Sejak pagi pasien-pasien ini sudah mempersiapkan diri untuk bisa menggunakan hak pilihnya, berjalan dari masing-masing ruang rawat menuju ke TPS.

Sama, para pasien ini juga mendapatkan lima surat suara yakni presiden dan wakil presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Mereka nampak antusias saat pencoblosan, namun tidak sedikit yang kebingungan lantaran surat suara cukup banyak. Usai melakukan pencblosan, salah seorang pasien mengaku bingung karena banyak sekali pilihan atau calon dalam satu surat suara. “Saya jadi bingung karena banyak pilihan,” ujar pasien yang menolak disebutkan namanya. Namun pasien ini sejatinya sudah memiliki pilihan yang mereka pandang layak untuk dipilih. “Pilihannya rahasia tidak boleh disebutkan,” tegasnya.

Pasien ini mengaku senang bisa nyoblos. “Kamen dikasi perawat, saya tidak bisa pakai kamen jadi petugas yang memasangkan,” imbuhnya. Sementara Direktur RSJ Bali, I Dewa Basudewa mengatakan dalam pelaksanaan Pemilu di RSJ berjalan lancar. Para pasien mampu mengikuti setiap tahapan, mulai dari masuk ruang, daftar, mengambil surat suara hingga pencoblosan. Ada 26 pasien yang ikut memilih ditambah 2 orang staf/petugas rumah sakit. “Sebelumnya ada 24 orang pemilih di TPS RSJ kemudian kembali mendapat tambahan 4 orang sehingga total pemilih sebanyak 28 orang. Masing-masing 26 orang pasien dan 2 orang pegawai/staf RSJP Bali,” sebutnya.

Dewa Basudewa mengatakan pelaksanaan pemilu tidak sesuai harapan, awalnya ada 80 orang yang diajukan untuk bisa memilih. Karena ada miss komunikasi sehingga jumlah pemilihnya menurun. Dewa Basudewa berharap ke depanya untuk penyusunan daftar pemilih di RSJ agar disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Ia mengusulkan agar dalam pesta demokrasi ke depanya para pasien RSJ bisa memilih hanya dengan e-KTP serta dilengkapi rekam medik.  “Mereka memilik hak yang sama dan semua bisa memilih sepanjang mereka mampu melaksanakannya. Jika kondisinya baik dan dinyatakan mampu untuk memilih kenapa tidak,” ungkapnya. *esa

Komentar