nusabali

PDIP Juara, Hanura Keluar dari Senayan

  • www.nusabali.com-pdip-juara-hanura-keluar-dari-senayan

Hasil quick count (hitung cepat) berbagai lembaga survei membuktikan hanya 9 parpol yang lolos lagi ke Senayan dalam Pileg 2019, Rabu (17/4), di mana PDIP kembali menjadi juara.

JAKARTA, NusaBali

Satu-satunya partai penguasa Senayan yang terdegradasi adalah Hanura. Berdasarkan cuick count LSI Denny JA, 9 parpol yang diprediksi lolos ke Senayan masing-masing PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, PAN, dan PPP. Mereka ini mengantongi suara di atas 4,0 persen. Sang juara bertahan PDIP tak tergeser dari posisi teratas dengan raihan 20,05 persen, disusul Gerindra (12,43 persen), Golkar (12,41 persen), PKB (10,09 persen), NasDem (8,2 persen), PKS (7,89 persen), Demokrat (6,62 persen), PAN (6,09 persen), dan PPP (4,35 persen).

Sebaliknya, Hanura yang merupakan partai lawas penguasa Senayan periode 2014-2019, terdegradasi berdasarkan quick count LSI Denny JA. Hanura terpurk dengan hanya meraih 1,82 persen suara. Sedangkan 4 partai baru, semuanya gagak ke Senayan karena terpuruk di bawah ambang batas 4,0 persen suara, yakni Perindo (2,99 persen), Berkarya (2,45 persen), PSI (2,35 persen), dan garuda (1,04 persen). Ini merupakan hasil quick count hinga tadi malam pukul 19.20 WIB, di mana suara yang masuk baru mencapai 78,75 persen.

Hasil yang tak jauh beda juga ditunjukkan quick count Charla Politica, di mana Hanura terdekradasi dari Senayan, sementara 4 parpol baru gagal berjaya. Dari quick count Charla Politika, hanya 9 parpol lolos ke Senayan (dari semula 10 parpol saat Pileg 2014), di mana sang juara bertahan PDIP kembali menjadi yang terbaik.

"Kalau lihat dari sisi data, memang kita bisa lihat kemungkinan besar hanya ada 9 parpol yang lolos parliamentary threshold, di mana ambang batas 4 persen. Dari 10 partai lama yang duduk di Senayan, Hanura terpental," ungkap Direktur Riset Charta Politika, Muslimin, dilansir detikcom saat jumpa pers di Hotel Grandhika, Jakarta Selatan, tadi malam.

Muslimin menyebut analisa suara Hanura tidak bisa meningkat dalam perolehan Pileg 2019, karena konflik internal dan tidak stabil memperkuat basis. Selain itu, Hanura juga tidak mempunyai basis yang loyal. "Hanura belum punya pemilih loyal yang kuat. Hanura kuat di 2014 karena sosok Wiranto waktu itu, bukan karena infrastruktur," katanya.

Selain itu, lanjut Muslimin, hasil survei sebelumnya perolehan suara PPP sempat turun karena (mantan) Ketum Rohamurmuziy alias Rommy ditangkap KPK terkat kasus korupsi. Namun, basis pemilih PPP ternyata tidak terpengaruh kasus yang menjerat Rommy.

Sementara itu, berdasarkan quic count berbagai lembaga survei, Golkar jatuh ke peringkat tiga di bawah PDIP dan Gerindra. Jika hasil hitung manual KPU sama seperti quick count, berarti ini untuk kali pertama sepanjang sejarah Golkar gagal sekadar jadu runner-up di Pemilu. Sejak Pemilu pertama era Reformasi, Golkar selalu berada di peringkat kedua di bawah PDIP (1999, 2014) dan Demokrat (2009). Bahkan, Golkar sempat merasakan jadi juara di Pemilu 2004.

Namun, Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto, optimistis dengan partainya akan tetap bertahan di tangga runner-up dalam Pileg 2019 ini. "Target yang diharapkan 2 besar atau 110 kursi DPR RI. Jadi, mana saja yang dapat duluan," ujar Airlangga di Jakarta, Rabu kemarin.

Di sisi lain, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie, dengan gentle mengakui kekalahan partainya di Pileg 2019. "Menurut quick count, PSI mendapat 2 persen. Dengan perolehan itu, PSI tidak akan berada di Senayan lima tahun ke depan," ujar Grace Natalie dalam keterangan tertulis berjudul 'Setelah Kami Kalah', Rabu kemarin.

Grace menegaskan, upaya perjuangan sudah dilakukan dalam Pileg/Pilpres 2019 ini. Pengurus, caleg, dan kader sudah bekerja keras meyakinkan masyarakat. "Tapi, inilah keputusan rakyat melalui mekanisme demokrasi yang harus kami terima dan hormati," kata Grace.

"Tidak ada penyesalan. Sama sekali tidak ada penyesalan atas setiap tetes keringat dan air mata yang jatuh selama membangun partai ini. Kami, anak-anak muda PSI, telah terlibat dalam sebuah perjuangan yang bagi kami sangat luar biasa," lanjut Grace seraya menyampaikan terima kasih atas semua kerja keras bersama PSI. *

Komentar