nusabali

Ratusan Pasien RSJ Terancam Tak Nyoblos

  • www.nusabali.com-ratusan-pasien-rsj-terancam-tak-nyoblos

Sekda Bali Tinjau Kesiapan Sejumlah TPS

BANGLI, NusaBali

Ratusan pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali di Bangli terancam tidak bisa menggunakan hak pilih saat coblosan Pileg/Pilpres 2019, Rabu (17/4) ini. Masalahnya, mereka tidak masuk daftar pemilih tetap (DPT) maupun daftar pemilih tambahan (DPTb), sementara KTP elektronik miliknya belum dipastikan apakah bisa digunakan atau tidak.

Direktur RSJ Bangli, dr I Dewa Gede Basudewa, mengatakan berdasarkan data sebelumnya, ada 72 pasien yang masuk DPT dan 8 pasien masuk DPTb. Namun, setelah dilakukan pengecekan kembali ke KPU Bangli, ternyata yang masuk DPT hanya 18 pasien, sementara yang masuk DPTb hanya 6 pasien. Jadi, hanya 24 orang inilah yang bisa nyoblos Pemilu 2019.

Menurut dr Dewa Basudewa, saat ini terdapat 254 pasien yang dirawat di RSJ Bangli. Dari jumlah itu, yang dikatagorikan bisa menggunakan hak pilihnya sebanyak 173 pasien. Namun, karena masalah tidak masuk DPT dan DPTb, mereka terancam tak bisa menggunakan hak pilihnya.

Disebutkan, masalah ini terjadi salah satunya karena mobilisasi pasien. “Untuk di rumah sakit, mobilisasi pasien cukup tinggi. Pegerakan cepat, sebentar lagi mungkin ada pasien yang masuk DPT pulang dari RSJ,” jelas dr Basudewa di RSJ Bangli, Selasa (16/4).

Manajemen RSJ Bangli, kata dr Basudewa, berharap ada perlakuan khusus bagi pasien yang tak masuk DPT dan DPTb ini. Harapannya, mereka ditole-ransi menggunakan hak pilihnya dengan KTP elektronik yang dimilikinya.

Sedangkan Kasi Rawat RSJ Bangli, dr Wayan Darsana, mengatakan pihaknya sudah sempat berkoordinasi dengan KPU Bangli agar pasien ini bisa menggunakan haknya sebagai warga negara. “Kami sudah koordinasikan dengan KPU Bangli, agar bisa pasien RSJ ini ikut memilih dengan menggunakan KTP elektronik saja. Namun, sampai sekarang belum ada kepastian boleh atau tidak. Kami diminta untuk menunggu,” sambung Wayan Darsana.

Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Selasa kemarin, Komisioner KPU Bangli Ni Putu Anom Januwintari mengatakan pasien di RSJ Bangli yang masuk DPT sebanyak 18 orang. Namun, 2 orang di antaranya tidak dapat menggunakan hak pilih, karena kondisinya kurang bagus. Sedangkan untuk pasien yang masuh DPTb, awalnya mencapai 41 orang, namun hingga kemarin hanya tersisa hanya 6 pasien.

Ditanya perihal kemungkinan penggunaan KTP elektronik untuk menggunakan hak pilih, menurut Putu Anom, hal tersebut belum bisa dilaksanakan. Sebab, penggunaan KTP elektronik hanya bisa dilakukan bagi calon pemilih yang tercecer, kemudian untuk pencoblosan dilakukan di TPS terdekat sesuai dengan alamat yang bersangkutan. “Terkait hal ini, kami juga masih menunggu petunjuk, siapa tahu nanti ada surat edaran," tandas Putu Anom.

Menurut Putu Anom, kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di RSJ Bangli, namun terjadi juga di Rutan Bangli dan LP Narkotika di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli. Khusus di LP Narkotika Bangli, disiapkan 2 TPS untuk nyoblos bagi napi dan tahanan.

Khusus pasien RSJ Bangli yang memiliki hak suara, mereka sebetulnya telah mengikuti sosialisasi Pemilu 2019 dari KPU Bangli di Wantilan RSJ Bangli, 8 April 2019 lalu. Selama kegiatan sosialisasi Pemilu tersebut, para pasien RSJ aktif bertanya dan antusias mengikuti arahan petugas KPU. Mereka paham jika tidak nyoblos, sama artinya golput.

Sebanyak 72 pasien RSJ Bangli yang memiliki hak suara tersebut semula direncanakan akan menggunakan hak pilihnya di TPS yang dibangun di lingkungan RSJ Bangli. Mereka berasal dari berbagai daerah, termasuk dari luar Bali, seperti NTT. Khusus pasien dari luar Bali, mereka hanya akan mendapatkan surat suara untuk Capres-Cawapres. Mereka tidak dapat empat surat suara lainnya: DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupa-ten/Kota.

Kalau pasien RSJ asal Denpasar, misalnya, mereka hanya mendapatkan tiga surat suara, yakni Capres-Cawapres, Calon DPD RI Dapil Bali, dan calon DPR RI Dapil Bali. Mereka tidak dapat surat suara calon DPRD Bali dan DPRD Denpasar. Sebaliknya, jika pasien asal Bangli, mereka akan mendapatkan komplet lima surat suara.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra meninjau langsung kesiapan beberapa titik TPS di Bali, Selasa sore. Dewa Indra terjun dengan didampingi Ketua KPU Bali Dewa Agung Gede Lidartawan dan Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Benny Susianto.

Dewa Indra dan rombongan, antara lain, melihat langsung kondisi TPS 51 di Banjar Celagi Gendong (Denpasar), TPS 1 dan TPS 2 Desa Beraban, Kecamatan Kediri (Tabanan), TPS di Banjar Mengwi, Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal (Badung), dan TPS 6 Banjar Ubud Tengah, Kelurahan Ubud, Kecanmatan Ubud (Gianyar). Dewa Indra sempat berdialog dengan petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) setempat.

“Secara umum, saya lihat semuanya sudah disiapkan dengan baik, tinggal ba-gaimana 17 April 2019 proses pemilihan bisa berjalan lancar. Petugas KPPPS juga sudah menyatakan kesiapannya,” tukas Dewa Indra.

Sedangkan Dewa Lidartawan mengatakan optimistis pelaksanaan coblosan Pemilu hari ini berjalan lancar, setelah melihat kesiapan baik TPS maupun personelnya. “Memang masih ada laporan warga yang tidak terdaftar atau tak menerima undangan. Namun, saya pastikan mereka masih bisa menggunakan hak pilihnya dengan menyertakan data kependudukannya,” tandas mantan Ketua KPU Bangli 2013-2018 ini. *esa

Komentar