nusabali

Mahasiswi Dibunuh Pacar karena Chattingan Cowok

  • www.nusabali.com-mahasiswi-dibunuh-pacar-karena-chattingan-cowok

Penghuni Kos di TKP Pembunuhan Mahasiswi Undiksha Pilih Hengkang

SINGARAJA, NusaBali

Mahasiswi Undiksha Singaraja, Ni Made Ayu Serli Mahardika, 20, yang dite-mukan tewas membusuk di kamar kosnya kawasan Jalan Wijaya Kusuma Gang IV Nomor 1 Singaraja, Kamis (11/4) siang pukul 13.00 Wita, merupakan korban pembunuhan oleh pacarnya sendiri, Kadek Indra Jaya alias Kodok, 21. Korban dihabisi tersangka dengan cara dibekap menggunakan bantal, lalu dipukuli dan dicekik lehernya.

Pengakuan tersebut disampaikan tersangka Kadek Indra Jaya saat dihadirkan dalam rilis perkara di Mapolres Buleleng, Jalan Pramuka Singaraja, Jumat (12/4). Tersangka Indra Jaya merupakan pemuda asal Banjar Dangin Carik, Desa Peken, Kecamatan Tabanan. Kesehariannya, tersangka bekerja sebagai pegawai angkringan di Tabanan. Pemuda yang tubuhnya penuh tato ini juga merupakan residivis kasus kekerasan.

Sedangkan korban Made Ayu Serli Mahardika yang tercatat sebagai mahasiswi Semester IV Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha Singaraja, berasal dari Banjar Senganan Kangin, Desa Senganan, Penebel, Tabanan. Korban Made Ayu Serli terungkap kembali menjalin hubungan asmara dengan tersangka Kadek Indrajaya, sejak 7 bulan terakhir. Tersangka Indra Jaya nekat menghabisi nyawa pacarnya ini hanya gara-gara cemburu, lantaran ada chatingan laki-laki yang masuk ke ponsel korban Ayu Serli.

Menurut tersangka Indra Jaya, dirinya apel dan menginap di tempat kos korban Ayu Serli, Minggu (7/4) malam. Sehari kemudian, Senin (8/4), korban Ayu Serli meninggalkan pacarnya sendirian di tempat kos sejak pagi sampai sore, karena mengikuti perkuliahan di kampus. Sore itu pula, korban Ayu Serli sempat pulang ke kos. Nah, mahasiswi cantik berusia 20 tahun ini hendak balik lagi ke kampus karena mendapat chat dan telepon dari temannya. Inilah yang membuat tersangka Indra Jaya cemburu, lalu nekat menghabisi nyawa pacarnya.

“Dari pagi sampai sore baru pulang. Sampai di kos, baru duduk, belum makan, belum ganti baju, sudah mau ke kampus lagi. Ada chat dari cowok dan ditelepon juga disuruh ke kampus. Katanya ditanyain sama teman-temannya. Terjadilah cekcok-cekcok dan saling pukul. Karena emosi, saya langsung cekik lehernya dan pukul dia dua kali di leher. Mulutnya dibekap dengan bantal,” cerita tersangka Indra Jaya.

Korban Ayu Serli yang notabene putri dari Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 1 Baturiti, Tabanan, I Nyoman Suastika---dibunuh sang pacar, Senin malam sekitar pukul 19.00 Wita. Kematian tragis korban Ayu Serli baru terungkap 3 hari kemudian, Kamis (10/4) siang pukul 13.00 Wita, ketika kamar kosnya dibuka paksa oleh teman-teman kuliahnya. Tersangka Indra Jaya mengakui selama ini dia sering terlibat pertengkaran dengan sang pacar, karena hal-hal sepele. Bahkan, mereka tak jarang terlibat aksi saling pukul.

Sementara, Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka Indra Jaya mengakui pertengkaran berujung pembunuhan sang pacar terjadi Senin petang pukul 18.00 Wita hingga malam pukul 19.00 Wita. Tersangka Indra Jaya yang ternyata adalah residivis kasus kekerasan di Tabanan, awalnya hanya membekap korban Ayu Serli dengan bantal. Namun, karena korban terus memberikan perlawanan, terangka semakin kalap, hingga membunuh pacarnya dengan mencekak dan memukul lehernya dua kali di bagian kanan.

“Hasil otopsi jenazah memang belum kami dapatkan. Namun, dari hasil visum luar ditemukan ada bekas cekikan di leher korban, juga ada memar karena pukulan,” ujar Kompol Wiranata Kusuma yang dalam rilis perkara kemarin didampingi Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya.

Setelah korban Ayu Serli tewas, tersangka Indra jaya kemudian merekayasa mayat pacarnya dengan mengembalikannya ke tempat tidur, di mana posisi kepala  di atas bantal dan berselimut seperti orang tidur. Selanjutnya, tersangka yang bekerja sebagai pegawai tempat angkringan di Tabanan kembali ke Tabanan, dengan mengunci pintu kamar kos Ayu Serli dari luar. Kunci kamar selanjutnya ditaruh di sela-sela jendela.

Tersangka Indra Jaya sendiri mengaku tak sempat bersembunyi. Dia merasa takut pasca membunuh pacarnya. Tersangka Indra Jaya akhirnya ditangkap polisi di Jalan Udayana Singaraja kawasam Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, tak jauh dari tempat kos korban, Kamis sore pukul 16.00 Wita. Penangkapan residivis kasus keklerasan yang tubuhnya penuh tato ini dilakukan polisi atas bantuan teman-teman korban. Atas perbuatannya, tersangka Indra Jaya dijerat Pasal 351 ayat 3 dan Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Sementara itu, jenazah korban Made Ayu Serli Mahardika sudah diotopsi di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah. Berdasarkan hasil otopsi, kematian mahasiswi Undiksha Singaraja ini disebabkan oleh penekanan jalan napas. Korban diperkirakan meninggal tiga hari sebelum ditemukan tewas.

“Dari hasil otopsi, ditemukan luka-luka memar pada dahi, bibir, dan leher akibat kekerasan tumpul. Korban mati karena penekanan jalan napas, sehingga kehabisan Oksigen. Kemungkinan atau dugaannya karena dicekik,” ungkap Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustiyadi SpF, kepada NusaBali melalui pesan singkat, Jumat kemarin.

Di sisi lain, lokasi TKP pembunuhan di kos-kosan kawasan di Jalan Wijaya Kusuma Gang IV Nomor 1 Singaraja terlihat sepi, Jumat kemarin. Bahkan, sudah tak ada satu pun terlihat penghuni kos. Ada 9 kamar kos di bangunan berlantai dua ini. Pantauan NusaBali, pintu pagar kos terlihat tertutup rapat. Di garase kos hanya tersisa sepeda motor milik korban, yakni Honda Scoppy warna cream DK 2495 HC. Garis polisi masih terpasang di depan kamar 2.5 Lantai II yang ditempati korban Ayu Serli.

Menurut penuturan Bu Ketut, pedagang di warung sebelah timur lokasi kejadian, para mahasiswa penghuni kos-kosan mulai hengkang sejak Kamis malam, pasca terungkapnya kematian korban. Mereka rata-rata mengaku tidak berani tinggal di kos tersebut pasca kejadian. “Sudah dari kemarin malam (Kamis) para mahasiswa kos pergi, katanya mereka mau nginap sementara di tempat temannya. Mereka juga sempat bilang sama pemilik kos, Pak Kadek. Dan, pemilik kos menmgatakan tak bisa memaksa tinggal di sini,” ungkap Bu Ketut, pemilik warung yang juga asal Tabanan kepada NusaBali, Kamis kemarin.

Bu Ketut sempat berbincang dengan mahasiswa yang kos di sebelah kamar korban Ayu Serli. Konon, mahasiswa tersebut mengaku tidak mengetahui peristiwa keji itus. Mahasiswa Undiksha yang biasa disapa Kadek itu pun tidak mencium bau busuk dari kamar korban. *k23

Komentar