nusabali

Mahasiswi Undiksha Tewas Membusuk di Kamar Kos

  • www.nusabali.com-mahasiswi-undiksha-tewas-membusuk-di-kamar-kos

Diduga Dibunuh Sang Pacar karena Cemburu

SINGARAJA, NusaBali

Seorang mahasiswi Undiksha Singaraja, Ni Made Ayu Serli Mahardika, 20, ditemukan tewas membusuk di kamar kosnya kawasan Jalan Wijaya Kusuma Gang IV Nomor 1 Singaraja, Kamis (11/4) siang pukul 13.00 Wita. Mahasiswi yang notabene putri dari Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 1 Baturiti, Tabanan, I Nyoman Suastika, ini diduga tewas dibunuh pacarnya.

Korban Ni Made Ayu Serli Mahardika, yang merupakan mahasiswi Semester IV Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha Singaraja, ditemukan tewas tergeletak di kamar kosnya dalam kondisi mengenaskan. Kepala korban dalam kondisi bengkak dan berair, mata (maaf) melotot, lidah menjulur, dan kulit tubuh sudah mengelupas. Jenazah korban mengeluarkan bau busuk.

Pengungkapan kematian tragis mahasiswi cantik asal Banjar Senganan Kanginan, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan ini bermula saat teman-teman kuliahnya kehilangan kontak dengannya. Mereka pun mulai panik dan berusaha mencarinya. Maklum, korban menjadi ketua panitia kegiatan pelatuhan di kampus.

Korban Made Ayu Serli dketahui terakhir kali datang ke kampus dan menjalani kuliah, Senin (8/4) pagi. Sedangkan teman-temannya sesama panitia kegiatan pelatihan di kampus terakhir kali berkomunikasi via WA dengan korban Ayu Serli, Senin malam pukul 19.30 Wita. Setelah itu, Ayu Serli menghilang bak ditelan bumi.

Sehari berikutnya, teman-temannya berusaha mencari Ayu Serli di tempat kosnya, Jalan Wijaya Kusuma Gang IV Nomor 1 Singaraja, yang berlokasi di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng. Saat itu, motor Honda Scoppy warna cream DK 2495 HC dan helm milik korban masih terparkir di garase kos-kosan. Tapi, saat pintu kamar kos korban di Lantai II digedor-gedor, tak ada sahutan.

Ada empat teman kuliah yang malam itu mendatangi tempat kos korban, termasuk Meli Triastuti, 20. Mereka tidak menaruh curiga, karena melihat kunci kamar kos korban ada di sela-sela jendela. Mereka mengira korban Ayu Serli sedang keluar.

Namun nyatanya, hingga Rabu (10/4) korban Ayu Serli belum kunjung muncul. Ponselnya juga tidak aktif. Sampai akhirnya teman-teman korban mencoba menghubungi ibunda Ayu Serli, yakni Ni Nyoman Sarini, di Tabanan per telepon, Kamis kemarin. Mereka pun mendapat persetujuan dari ibunda korban untuk membuka kamar kosnya.

Adalah I Putu Albert Purnama Putra, 20, teman sekelas korban, yang mendapat tugas untuk membuka kamar kos Ayu Serli, Kamis siang pukul 13.00 Wita. Pintu kamar belum sempat dibuka semua, bau busuk langsung menyeruak keluar dari dalam ruangan. “Kami nggak berani masuk karena bau busuk menyengat. Akhirnya, kami lapor sama keluarganya di Kelurahan Banyuning (Kecamatan Buleleng),” tutur Putu Albert saat ditemui NusaBali di lokasi TKP kemarin.

Temuan heboh ini akhirnya dilaporkan ke polisi. Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Kota Singaraja langsung terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Bahkan, Kapolsek Kota Singaraja Kompol AA Wiranata Kusuma yang memimpin langsung anggotanya ke TPK. Polisi menemukan korban Ayu Serli sudah tewas membusuk di kamar kos. Mayat korban selanjutnya dievakuasi ke Ruang Jenazah RSUD Buleleng untuk pemeriksaan lebih lanjut. Setelah keluarganya didatangkan, jenazh korban kemarin petang dikirim ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk proses otopsi.

Dari keterangan di lapangan, polisi menemukan sejumlah petunjuk awal terkait kematian tragis mahasiswi Undiksha Singaraja ini. Muncul dugaan korban tewas dibunuh. Polisi pun mengamankan teman dekat korban berinisial KIJ alias K, yang juga asal Penebel, Tabanan. KIJ diamankan di kawasan Jalan Udayana Singaraja, Kamis sore pukul 16.00 Wita atau 3 jam pasca ditemukannya korban membusuk di kamar kosnya. Hingga tadi malam, KIJ masih diperiksa intensif di Mapolsek Kota Singaraja.

Wakapolres Buleleng, Kompol Ronny Riantoko, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. “Polsek Kota Singaraja sudah mengamankan seorang pemuda yang diduga ada hubungannya dengan kematian korban. Kami sedang cari tahu apa motif dan bagaimana kronologisnya,” papar Kompol Ronny yang kemarin didampingi Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma.

Salah seorang kerabat korban, Ketut Pudjawan, yang ditemui NusaBali di Mapolsek Kota Singaraja, Kamis kemarin, menjelaskan Made Ayu Serli Mahardika kos di Jalan Wijaya Kusuma Gang IV Nomor 1 Singaraja sejak setahun terakhir. Awalnya, korban Ayu Serli sempat tinggal bersama keluarga Ketut Pudjawan di Kelurahan Banyuning. Kemudian, korban pilih kos agar lebih dekat ke kampus.

“Anaknya baik dan rajin. Ini saya tahu, karena sempat tinggal di rumah saya di Banyuning. Tapi, karena memutuskan kos, selanjutnya kami tidak banyak tahu aktivitasnya setlh pergi dari rumah,” kenang Pudjawan.

Korban Made Ayu Serli sendiri merupakan anak bungsu dari dua bersaudara keluarga pasangan I Nyoman Suastika dan Ni Nyoman Sarini. Sang ayah, Nyoman Suastika, merupakan Kasek SMPN 1 Baturiti, Tabanan, Sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga.

"Kakak korban adalah laki-laki, sudah menikah. Kalau di rumah, korban terlihat biasa-biasa saja," ungkap Kelian Dinas Banjar Senganan Kangin, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, I Made Sukarmayasa, saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Kamis kemarin.

Made Sukarmayasa mengaku dapat informasi kematian tragis korban Made Ayu saat ke warung membeli rokok, Kamis sore pukul 16.30 Wita. Selaku kelian banjar, Sukarmayasa mengaku terkejut warganya ditemukan tewas membusuk di kamar kos. Namun, hingga kemarin petang Sukarmayasa belum sempat datang ke rumah duka di Banjar Senganan Kangin, karena masih ada upacara Dewa Yadnya di Banjar Tinungan, Desa Apuam, Kecamatan Baturiti. “Besok (hari ini) baru saya ke rymah duka," ujar Sukarmayasa. Terkait penguburan jenazah korban Ayu Serli, menurut Sukarmayasa, kemungkinan baru akan dirembukkan dengan prajuri adat Banjar Senganan Kangin, Jumat (12/4) ini.

Sementara itu, teman dekat berinisial KIJ yang diamankan polisi di Singaraja, Kamis kemarin, merupakan pacar korban. Kepada penyidik kepolisian, KIJ mengakui terus terang membunuh korban dengan cara dicekik, karena cemburu. "Ya, motif sementara karena cemburu. Dia (pacar korban) sudah ngaku, tinggal dilengkapi dengan hasil otopsi dan keterangan saksi lain," ungkap Kapolres Buleleng AKBP Suratno saat dikonfirmasi detikcom per telepon, Kamis kemarin. *k23,des

Komentar