Pindeta Gelar Sapuh Leger Massal
Pinandita Desa Tamanbali (Pindeta) akan melaksanakan bebayuhan sapuh leger lan melik massal di lapangan Kilobar, Desa Tamanbali, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Saniscara Kliwon Wuku Wayang, 20 April mendatang.
BANGLI, NusaBali
Para peserta tidak dipungut biaya. Hingga Senin (8/4) siang, sudah ada 600 orang yang mendaftar untuk mengikuti upacara tersebut. Ketua Pindeta, AA Yudha Putera Mangku, mengatakan bebayuhan sapuh leger lan melik massal merupakan gagasan bersama pinandita dari 10 banjar. Upacara ini dilaksanakan secara massal untuk meringankan beban umat. “Jika dilaksanakan sendiri biayanya bisa belasan hingga puluhan juta. Untuk upacara ini tidak dipungut biaya,” ungkapnya. Biaya upacara diperoleh dari donator, ada yang menyumbangkan uang, ada juga dalam bentuk bahan upakara.
Upacara ini untuk kelahiran Tumpek Wayang, kelahiran anak tunggal, lintang perahu pegat, lintang salah ukir, lintang bade, panca pandawa, telaga apit pancoran, wuku saslah wedi, kembar, kembar buncing, dan lainnya. Upacara yang dipusatkan di lapangan Kilobar dipuput 7 sulinggih dari Tamanbali. Dalam pelaksanaannya melibatkan 462 pinandita dari 10 banjar yang tergabung dalam Pindeta.
Agung Mangku Yudha mengungkapkan, untuk sementara sudah ada 600 orang yang mendaftar untuk mengikuti mabayuh dan melik massal. Peserta hampir dari seluruh Bali. “Ada satu orang dari luar Bali. Pendaftaran ditutup pada tanggal 10 April, karena masih banyak masyarakat yang datang kemungkinan pendaftaran diperpanjang,” ungkapnya didampingi sekretaris Pindeta, I Wayan Rudiana Mangku.
Masing-masing peserta hanya membawa pejati dan kelengkapan sembahyang yakni bunga dan kwangen. “Peserta juga membawa tirta dari merajan kemulan masing-masing,” imbuhnyanya. Pada 13 April akan mulai nanceb taring di lapangan Kilobar. Salah seorang calon peserta, Kadek Suladri merasa sangat terbantu dengan adanya mabayuh sapu leger massal ini. “Syukur ada upacara massal ini, sehingga kami bisa mengikutkan anak mabayuh,” ucapnya. *esa
Para peserta tidak dipungut biaya. Hingga Senin (8/4) siang, sudah ada 600 orang yang mendaftar untuk mengikuti upacara tersebut. Ketua Pindeta, AA Yudha Putera Mangku, mengatakan bebayuhan sapuh leger lan melik massal merupakan gagasan bersama pinandita dari 10 banjar. Upacara ini dilaksanakan secara massal untuk meringankan beban umat. “Jika dilaksanakan sendiri biayanya bisa belasan hingga puluhan juta. Untuk upacara ini tidak dipungut biaya,” ungkapnya. Biaya upacara diperoleh dari donator, ada yang menyumbangkan uang, ada juga dalam bentuk bahan upakara.
Upacara ini untuk kelahiran Tumpek Wayang, kelahiran anak tunggal, lintang perahu pegat, lintang salah ukir, lintang bade, panca pandawa, telaga apit pancoran, wuku saslah wedi, kembar, kembar buncing, dan lainnya. Upacara yang dipusatkan di lapangan Kilobar dipuput 7 sulinggih dari Tamanbali. Dalam pelaksanaannya melibatkan 462 pinandita dari 10 banjar yang tergabung dalam Pindeta.
Agung Mangku Yudha mengungkapkan, untuk sementara sudah ada 600 orang yang mendaftar untuk mengikuti mabayuh dan melik massal. Peserta hampir dari seluruh Bali. “Ada satu orang dari luar Bali. Pendaftaran ditutup pada tanggal 10 April, karena masih banyak masyarakat yang datang kemungkinan pendaftaran diperpanjang,” ungkapnya didampingi sekretaris Pindeta, I Wayan Rudiana Mangku.
Masing-masing peserta hanya membawa pejati dan kelengkapan sembahyang yakni bunga dan kwangen. “Peserta juga membawa tirta dari merajan kemulan masing-masing,” imbuhnyanya. Pada 13 April akan mulai nanceb taring di lapangan Kilobar. Salah seorang calon peserta, Kadek Suladri merasa sangat terbantu dengan adanya mabayuh sapu leger massal ini. “Syukur ada upacara massal ini, sehingga kami bisa mengikutkan anak mabayuh,” ucapnya. *esa
1
Komentar