nusabali

Lokakarya Charcoal For Children 2019: Hands On!

  • www.nusabali.com-lokakarya-charcoal-for-children-2019-hands-on

Lokakarya Charcoal For Children 2019: Hands On! Asah kreativitas anak dan gaya hidup peka terhadap lingkungan.

DENPASAR, NusaBali.com
Teduhnya Gang Rajawali yang tersisip di jalan besar Teuku Umar melatarbelakangi beragam celotehan, kerutan dahi, dan tangan-tangan terampil yang terlibat dalam lokakarya CHARCOAL FOR CHILDREN (CFC). Setelah keberhasilan edisi-edisi sebelumnya yang bertema DRAWING FUTURE (2016/17) dan PLAYPLAY (2017/18), lokakarya tahunan ini kembali mengasah kreativitas pesertanya dengan tema HANDS ON!, di mana empat orang arsitek dan desainer Venty Vergianty, Maria Yohana Raharjo, Benson Saw dan Design Stream, dan Budiman Ong akan berkolaborasi dengan anak-anak untuk membuat karya berupa struktur atau instalasi dari bahan-bahan yang tidak terpakai.


Diselenggarakan oleh CushCush Gallery sejak dua tahun silam, lokakarya ini merupakan bagian dari program LagiLagi, sebuah inisiatif untuk menanamkan apresiasi terhadap gaya hidup yang dekat dengan lingkungan melalui pemahaman akan sumber daya lokal dan pengolahannya. Ditujukan bagi anak-anak dan melibatkan partisipasi langsung, CFC juga bertujuan untuk memfasilitasi aktivitas serta pendidikan kreatif sejak dini, yang dikemas dalam bentuk permainan dan suasana yang menyenangkan, dan diakhiri dengan sebuah pameran yang dapat dinikmati bersama. 


Setiap sesi lokakarya bersifat gratis, terbatas untuk 30 anak berusia 8-16 tahun. Pada setiap sesi, anak-anak akan bekerja baik sendiri maupun berkelompok untuk merespons benda-benda yang ada di sekitarnya serta berkolaborasi dengan keempat arsitek dan desainer yang terlibat. Masing-masing sesi yang berlangsung menggunakan metode kreativitas yang berbeda dan unik terhadap kolaborasinya dengan masing-masing arsitek dan desainer.


Venty Vegianti merupakan seorang arsitek dan pematung yang tinggal dan bekerja di Bali. Ia mengenyam pendidikan S-1 Arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan S-2 Design for Interaction di TU Delft, Belanda. Kini, ia bekerja sebagai arsitek sembari mengekspresikan keseniannya melalui tanah liat. Di bawah bimbingan seniman keramik tersohor Keng Sien Liem, ia mengembangkan karyanya sehingga terkesan jenaka dan spontan.

Sedangkan Maria Yohana Raharjo merupakan arsitek yang tinggal dan bekerja di Bali dan Yogyakarta. Ia mengenyam pendidikan S-1 dan S-2 Arsitektur di University of New South Wales (UNSW), dan bekerja di Australia selama beberapa tahun sebelum kembali ke Indonesia untuk mengembangkan hunian yang lebih baik melalui pengolahan sumber daya dan bahan-bahan lokal.


Bersama, Venty Vergianti dan Maria Yohana Raharjo telah bermain dan bekerja dengan anak-anak untuk mengolah potongan-potongan kayu serta sumpit bambu yang sudah tidak terpakai, dan membuat beragam bentuk struktur maupun instalasi yang menawan di sesi pertama CFC2019: Hands On!.


DesignStream didirikan di Kuala Lumpur, Malaysia pada tahun 2004 oleh Benson Saw dengan semangat untuk menyajikan solusi desain yang anggun, tanggap, dan relevan terhadap tantangan ruang yang ada. Seiring berjalannya waktu, tim ini pun telah membuktikan kecakapannya melalui pembangunan beragam rumah, restoran, dan hotel di Asia dan Eropa.

Filosofinya untuk senantiasa meningkatkan interaksi dan dialog berjalan selaras dengan lokakarya CFC tahun ini, yang membuka pengalaman baru bagi anak-anak di Bali. Bersama-sama, Benson dan timnya akan menjelajahi beragam teknik kreatif membuat bangunan modular menggunakan blok-blok yang dibentuk dari potongan-potongan kayu.


Budiman Ong merupakan pendiri dari Ong Cen Kuang, sebuah perusahaan desain pencahayaan. Setelah menuntaskan pendidikannya di Gray's School of Art dan Robert Gordon University di Skotlandia, Budiman kembali ke Indonesia untuk mendesain perhiasan, sebelum mendirikan perusahaannya di Bali. Perusahaannya yang menyajikan lighting design dan furnitur senantiasa dikukuhkan dengan prinsip berlandas material, dan bekerja sama dengan para pengerajin local, sehingga menghasilkan produk-produk yang orisinil dengan khas buatan tangan. Pada sesi terakhir lokakarya bersama Budiman Ong, anak-anak tidak lagi akan belajar untuk membangun sebuah konstruksi, namun melatih keterampilan tangan mereka untuk membuat anyaman-anyaman yang dapat digabungkan hingga membentuk sebuah pola.

Walaupun tergolong acara yang masih baru, keberhasilan rangkaian CFC telah terwujud melalui edisi-edisi sebelumnya dengan keterlibatan 10 seniman, 63 relawan, 195 anak-anak dalam 6 lokakarya, dan 735 penonton pertunjukan dan pengunjung pameran.

Pada tahun ini, program CFC terdiri dari serangkaian 5 lokakarya yang akan mencapai puncaknya di Pameran CFC2019: Hands-On!, yang merayakan kreativitas anak-anak dan kolaborasi kreatif mereka dengan seniman dan sukarelawan yang diundang. CFC telah mengadakan lokakarya sejak Februari dengan Venty Vergianty & Maria Yohana Raharjo (Sabtu 23 Februari), dan Benson Saw & DesignStream (Sabtu 30 Maret dan Minggu 31 Maret). Akan ada 2 sesi lokakarya yang akan datang pada bulan April dengan Budiman Ong, diikuti oleh pameran dengan jadwal sebagai berikut:

Sesi 4: Sabtu, 20 April 2019, 09.00-12.00 dengan Budiman Ong.
Sesi 5: Minggu, 21 April, 2019, 09.00-12.00 dengan Budiman Ong.
Pameran CFC2019 : HANDS ON! yang dibuka pada hari Jumat, 31 Mei 2019, dan berlangsung selama 2 bulan.*

Komentar