nusabali

Doa untuk Pemilu 2019 yang Damai

  • www.nusabali.com-doa-untuk-pemilu-2019-yang-damai

Dharma Santi Nyepi Nasional Tahun Baru Saka 1941

DENPASAR, NusaBali

Dharma Santi Nyepi Nasional Tahun Baru Saka 1941 yang digelar di Panggung Terbuka Ardha Candra Art Center Denpasar, Sabtu (6/4) malam, sedikit berbeda. Tema acara momentum silaturahmi tersebut tahun ini menjadi komitmen seluruh komponen umat Hindu untuk menyukseskan Pemilu 2019 yang damai.

Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, mengatakan merayakan Hari Suci Nyepi di tahun 2019 yang merupakan tahun politik adalah momentum penting bagi umat Hindu. Dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian, umat berarti melaksanakan dharma agama, sedangkan menggunakan hak suara ke TPS adalah melaksanakan dharma negara.

“Kita ingin negara ini tertata dengan baik. Melalui pelaksanaan Catur Brata Penyepian, kita laksanakan dharma agama dengan menyukseskan Pemilu 2019. Datangi TPS dengan merdeka dan gembira,” ujar Wisnu Tenaya di acara yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Gubernur Bali Wayan Koster, beserta sejumlah tokoh Hindu.

Dari momentum mengevaluasi dan menyucikan di Hari Raya Nyepi, diharapkan menjadi spirit baru dalam kehidupan, baik kehidupan beragama maupun berbangsa dan bernegara. Terutama mengamalkan Pancasila yang dirumuskan oleh para pendahulu untuk menjaga persatuan dalam perbedaan. Untuk itu, umat Hindu diharapkan secara jernih dan jeli memilih pemimpin yang mampu membawa masa depan bangsa yang lebih baik.

“Bagaikan naik kereta api, para pemimpin harus negarawan. Berjalan di atas rel, yakni konstitusi. Bagaikan naik mobil, kacanya lebar, visinya jauh ke depan namun terukur. Seperti naik sepeda, genjot sepedanya dan terus bekerja,” kata Wisnu Tenaya.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara Dharma Santi yang diharapkan memberi kontribusi dalam menjaga kerukunan dalam perbedaan agama. Momentum untuk mengevaluasi dan menyucikan diri ini, diharapkan kesalahan yang lalu bisa diperbaiki menjadi lebih baik. “Saya mengucapkan penghargaan kepada seluruh umat Hindu yang telah melaksanakan upacara ini (Nyepi) dengan baik,” ujarnya.

JK mengungkapkan, sama halnya seperti Nyepi sebagai momentum mengevaluasi diri, pemilu juga adalah ajang mengevaluasi bangsa, tentang apa yang telah terjadi dan dikerjakan selama lima tahun ke belakang. “Pemimpinnya tentu harus dievaluasi. Apabila benar maka dilanjutkan, apabila tidak benar tentu harus diperbaharui dan dievaluasi kembali. Saya yakin masyarakat Bali tentu tahu arti berhasil dan tidak berhasil,” ujarnya.

Sementara Menteri Lukman Hakim Saifuddin menambahkan, perayaan Dharma Santi yang tahun ini dikaitkan dengan menyukseskan pemilu tahun 2019, diartikan bahwa sebagai umat beragama masyarakat Indonesia tidak pernah memisahkan antara bakti kepada agama dan bakti kepada negara. “Pemilu hakikatnya adalah pengejawantahan atau pengamalan kita sebagai warga negara yang sekaligus mengamalkan ajaran agama. Mudah-mudahan kita umat beragama yang juga sebagai warga negara dapat menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya,” kata Lukman.

Selain Dharma Santi Nasional, sebelumnya PHDI melakukan kegiatan sosial meliputi pemberian pengobatan gratis, pemberian sembako, penanaman pohon, donor darah, penilaian PHBS, yoga massal, dan donasi kepada saudara yang sedang terkena bencana. Dalam agenda intelektual diadakan sarasehan nasional, serta agenda ritual melaksanakan Tawur Agung Kesanga di pelataran Candi Prambanan, 6 Maret lalu. Terakhir, agenda seremonial diisi dengan acara Dharma Santi yang ditutup dengan sendratari ‘Swarga Rohana Parwa’. *ind

Komentar