nusabali

Senderan Jebol Timpa Tiga Rumah

  • www.nusabali.com-senderan-jebol-timpa-tiga-rumah

Satu keluarga sementara mengungsi di rumah keluarganya yang tinggal di dekat rumah, karena tak ada harta yang bisa diselamatkan dan rumah hancur.

Lari Keluar Saat Rumah Bergetar, Pasutri Selamat

SINGARAJA, NusaBali
Tiga rumah di Banjar Dinas Kelodan, Desa Madenan, Kecamatan Tejakula, Buleleng tertimpa senderan jebol, Jumat (5/4) sekitar pukul 19.00 Wita. Akibatnya satu rumah rusak parah dan dua rumah lainnya mengalami kerusakan sedang. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut.

Jebolnya senderan sepanjang 25 meter dan tinggi 15 meter itu diduga karena tak kuat menahan resapan air hujan yang mengguyur kawasan Madenan sejak sore hari. Senderan itu pun kemudian jebol dan menimpa tiga rumah yang posisinya ada di bawah senderan. Kerusakan paling parah dialami rumah Gede Supadma, 39. Rumah dengan panjang 8,5 meter x 11,5 meter itu mengalami kerusakan hampir di seluruh bagian. Senderan yang jatuh menimpa bagian atap dan menimbun seluruh ruangan.

Supadma yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan saat itu ia dan istrinya sedang berada di dalam rumah. Karena situasi hujan, keduanya pun memilih untuk tidur di dalam kamar. Namun setelah hujan agak mereda, Supadma mendengar suara gemuruh. Ia dan istrinya langsung lari ke luar rumah. Saat sudah di luar rumah, ia menyaksikan rumahnya tertimbun material longsor.

“Saya sedang tidur di kamar, karena hujan deras sejak sore, lalu saya dan istri mendengar suara gemuruh dan tembok bergetar, saya dan istri langsung lari keluar rumah, begitu keluar langsung sudah tertimbun rumahnya, hanya kamar di depan saja yang tidak tertimpa longsoran,” jelasnya.

Dia mengaku bersyukur saat kejadian belum terlalu larut dan belum tertidur pulas sehingga bisa selamat dari maut. Ia pun mengaku tak sempat berfirasat apa-apa tentang kejadian ini.

Selain Supadma, senderan yang jebol itu juga menimpa rumah milik Luh Nari, 72, pada bagian dapur dan kamar mandi berukuran 4x3 meter serta Wayan Janji, 70, dengan kerusakan di bagian kamar mandi seluas 2x2 meter persegi. Akibat kejadian tersebut Supadma sementara mengungsi di rumah keluarganya yang masih tinggal di dekat rumah, karena tak ada harta yang bisa ia selamatkan dan bagian rumah yang aman untuk ditempati. “Sementara ngungsi di keluarga dulu, karena semua tertimbun tidak bisa berbuat apa,” kata dia.

Sementara itu penanganan bencana baru dilakukan pada, Sabtu (6/4) pagi. Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, dibantu warga dan aparat setempat mulai membersihkan puing-puing senderan yang jebol yang memenuhi rumah korban. Hanya saja karena posisi permukiman penduduk Banjar Dinas Kelodan, Desa Madenan cukup padat dan di kemiringan tebing, proses evakuasi material longsoran senderan mengalami kendala.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Buleleng, Wayan Duala Arsayasa, mengatakan sejauh ini baru dilakukan penanganan awal, mengeluarkan dan membersihkan material yang bisa ditangani secara manual.  Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan Pemprov Bali untuk penanganan lebih lanjut.

“Kondisi sekarang lokasi cukup parah, satu rumah rusak parah dan dua rusak sedang. Ini karena senderan posisinya lebih tinggi dari rumah, sehingga resikonya memang sangat tinggi, cepat atau lambat hanya menunggu waktu saja. Kami cukup kesulitan mengevakusi materian longsoran karena rumah penduduk di sini cukup padat dan juga jalannya sempit,” tegas Duala Arsayasa.

Sementara itu atas peristiwa tersebut, kerugian material diperkirakan mencapai Rp 200 juta. Curah hujan yang masih sangat tinggi terutama di daerah dataran tinggi diharapkan BPBD Buleleng menjadi perhatian khusus untuk lebih waspada. *k23

Komentar