nusabali

Gantung Diri, Pelajar Tinggalkan Pesan di Facebook

  • www.nusabali.com-gantung-diri-pelajar-tinggalkan-pesan-di-facebook

Diduga depresi lantaran masalah asmara, seorang pelajar asal Banjar/Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Bangli, inisial Komang AP, 17, ditemukan sudah meregang nyawa di dapur rumahnya, Kamis (4/4).

BANGLI, NusaBali

Pelajar yang duduk di bangku SMA ini ulahpati dengan cara gantung diri. Sebelum tewas, Komang AP sempat membuat status diakun facebook miliknya, menuliskan ucapan selamat tinggal.  

Informasi yang terpimpun, kejadian gantung diri tersebut petam kali di ketahui oleh ibu Komang AP, yakni Ni Nyarikan Rerod, 55. Yang mana sekitar pukul 05.30 Wita, Nyarikan Rerod, bangun tidur. Selanjutnya ibu lima anak ini hendak memasak. Selanjutnya ia pun langsung menuju dapur. Pada saat itu Nyarikan Rerod mendapati pintu dapur dalam keadaan terbuka. Lantas Nyarikan Rerod masuk ke dapur, betapa kagetnya wanita parubaya ini mendapat anak bungsunya telah gantung diri.

Nyarikan Rerod yang keseharian bekerja sebagai petani histeris melihat kondisi tersebut. Teriakan Nyarikan Rerod membuat suaminya I Penyarikan Nintra, 55, kaget begitu pula keluarga serta tetangga. Para kerabat berdatangan untuk memastikan kondisinya. Pihak keluarga selanjutnya menurunkan jenasah Komang AP yang notabene pelajar di salah satu SMA di wilayah Denpasar. Kemudian Peristiwa tersebut akhirnya dilaporkan ke Polsek Kintamani.

Kapolsek Kintamani, Kompol Made Raka Sugiata menyamaikan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas medis Puskesmas Kintamani IV, I Nyoman Parsa I diketemukan tanda -tanda umum korban meninggal akibat  bunuh diri dengan cara gantung diri meliputi bekas jerat pada leher. Selain itu keluar cairan dari kemaluan korban, lidah menjulur, keluar kotoran. “Tidak ditemukan tanda - tanda kekerasan terkait kejahatan pada tubuh korban. Diperkirakan korban sudah meninggal 4 jam setelah ditemukan,” ungkapnya.  

Disampaikan korban murni bunuh diri. Berdasarkan keterangan  para saksi dari pihak keluarga korban, belakangan Komang  AP sering melamun dan menyendiri. Ditemukan status di Facebook korban, yang mana menuliskan ‘Semuanya sudah berakhir dan status Selamat jalan Semua’. “Diduga korban depresi karena masalah asmara,” terang Kapolsek Kintamani Kompol Made Raka Sugita.

Ditambahkan, jika pihaknya keluarga sudah iklas menerima kepergian korban dan menolak untuk dilakukan autopsi. Sementara itu pihak kepolisian pun mengamankan barang bukti berupa tali plastic yang digunakan Komang AP untuk gantung diri.

Disisi lain, di rumah duka pihak keluarga enggan memberikan keterangan ikhwal peristiwa tersebut. Orang tua Komang AP, Nyarikan Rerod dan I Nyarikan Nintra sempat tak sadarkan diri karena tak kuasa menahan sedih kehilangan putra bungsunya. Komang AP merupakan ada terakhir dari lima bersaudara. Komang AP bersekolah di salah satu SMA di Denpasar dan disana tinggal dengan saudaranya. *esa

Komentar