nusabali

Gunung Agung Erupsi, Aktivitas Bandara Normal

  • www.nusabali.com-gunung-agung-erupsi-aktivitas-bandara-normal

Aktivitas penerbangan di Bandara Ngurah Rai aman. Berdasar hasil pantauan paper test, abu erupsi Gunung Agung mengarah ke Barat.

MANGUPURA, NusaBali

Aktivitas penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung tetap normal meski terjadi erupsi Gunung Agung pada Kamis (4/4). Meski ketinggian kolom abu mencapai 2.000 meter di atas puncak kawah, hal itu tidak membuat penerbangan dibatalkan. Pasalnya, tiupan angin bergerak ke arah Barat dan tidak berpotensi masuk ke wilayah Selatan atau ke kawasan bandara di Tuban, Kecamatan Kuta.

Communication and Legal Section Head Angkasa Pura I Arie Ahsanurrohim,  menerangkan pasca erupsi Gunung Agung pada Kamis pukul 01.30 Wita, pihaknya langsung melakukan pantauan menggunakan paper test. Hal ini dilakukan untuk memantau pergerakan arah angin yang membawa abu hasil erupsi Gunung Agung. Dalam melalukan pemantauan, pihaknya menganalisa selama satu jam penuh, barulah setelah itu dilakukan evaluasi untuk mengetahui pengaruh dari abu atas aktivitas penerbangan.

“Sejauh ini, aktivitas penerbangan aman, hasil pantauan paper test, bahwa abu mengarah ke Barat. Sehingga, aktivitas bandara normal,” ujarnya, Kamis (4/4) siang.

Arie menjelaskan, paper test adalah metode pemeriksaan kemungkinan abu yang dibawa oleh angin ke area bandara. Dengan demikian, pihaknya bisa memantau secara pasti abu yang jatuh di atas kertas yang sudah disediakan di sejumlah titik. Untuk erupsi yang terjadi pada Kamis dini hari itu, pihaknya tidak menemukan partikel abu yang terbawa angin ke bandara. Sehingga, secara keseluruhan, aktivitas tetap berjalan normal. “Jadi biasanya setiap satu jam setelah itu, hasilnya kelihatan. Nah, pada Kamis dini hari itu sama sekali tidak ada. Sehingga aman untuk penerbangan,” urainya.

Sebagaimana dilansir Antara, Gunung Agung di Karangasem kembali meletus pada Kamis pukul 01.31 Wita dengan tinggi kolom abu teramati mencapai sekitar 2.000 meter di atas puncaknya (5.142 meter di atas permukaan laut). Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin menjelaskan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi sekitar 3 menit 37 detik.

Kejadian erupsi gunung tertinggi di Bali itu terdengar gemuruhnya di Pos Pemantauan Gunungapi di Rendang, Karangasem.

Saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga) yang merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Agung beserta para pengunjung (wisatawan dan pendaki) tidak berada atau melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya, yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang terbaru. Rekomendasi berikutnya, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi, terutama pada musim hujan.

Menurut Rentin, material erupsi yang masih berada di area puncak, bisa terbawa ke area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. *dar

Komentar