nusabali

Sperma Beku Sapi Bali Diminati Luar Daerah

  • www.nusabali.com-sperma-beku-sapi-bali-diminati-luar-daerah

Menjadi salah satu jenis ternak unggul, sapi Bali memang laris.

DENPASAR, NusaBali

Bukan hanya permintaannya yang tinggi untuk sapi potong, namun sperma (sperma beku) sapi Bali  juga banyak dibutuhkan. Di antaranya di daerah- daerah sentra peternakan sapi di Indonesia. Karena itulah strow sapi Bali punya potensi ekonomi signifikan.

Kabid Pembibitan dan Produksi Dinas Peternakan Provinsi Bali IGK Nata Kesuma, mengatakan  banyak permintaan strow sapi Bali dari luar daerah.  tidak terlepas keaslian dan keunggulan sapi Bali sebagai hewan ternak, sumber sapi potong. “Terutama dari daerah-daerah yang membudidayakan sapi Bali,” ujarnya, Rabu (3/4).

Setidaknya ada tiga daerah yang menjadi langganan sperma beku sapi Bali tersebut. Ketiga daerah itu, Kalimantan Selatan, Lampung dan Sulawesi Utara. Dijelaskan Nata Kesuma- sapaan IGK Nata Kesuma, sebelum adanya program nasional Siwab (Sapi Indukan Wajib Bunting), daerah- daerah tersebut membeli sperma beku secara mandiri. Namun setelah program Siwab dua tahun lalu, produk sperma sapi Bali dibeli lewat biaya dari APBN. Hal itu karena Siwab, memang dibiayai dari APBN. Selanjutnya dikirim ke daerah- daerah tujuan. “Strow ini merupakan salah satu potensi lain dari peternakan sapi Bali,” jelasnya.

Produksi sperma beku berada di UPT Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) berlokasi di Baturiti, Tabanan. Ada 14 ekor sapi pejantan yang disebut bull, yang memproduksi strow. Tentu saja, sapi pejantan ini merupakan pejantan tangguh, baik dari fisik dan kesehatannya.

Sekadar gambaran untuk setiap ekor bull, menurut Nata Kesuma harganya bisa mencapai Rp 40 juta. Sekali pengambilan (ejakulasi) per ekor bull, menghasilkan 100 strow. Pengambilan strow dilakukan 2 kali sepekan. “Lebih dari itu kualitas sperma tidak bagus karena encer,” papar pejabat asal Desa Tulikup, Gianyar.

Dalam setahun, produksi strow di Baturiti, 120 ribu. Rata-rata harga 1 strow Rp 5.000, untuk saat ini. Sedang inseminasi buatan untuk sapi telah mulai sejak 2004 lalu.

Populasi sapi Bali sekarang 526 ribu ekor. Jika diasumsikan setiap ekor sapi seharga Rp 5 juta, maka potensi ekonomi sapi Bali, menurut Nata Kesuma paling tidak  Rp 2,5 triliun. “Itu baru dari potensi ternaknya. Belum termasuk imbas positif lainnya, seperti penyerapan tenaga kerja bisnis terkait lainnya,” kata Nata Kesuma. Sementara rata-rata pengiriman sapi Bali ke luar daerah dibatasi 48.000 ekor dalam setahun. Dibagi dalam 3 kali  termin perngiriman dalam rentang 4 bulan. *k17

Komentar