nusabali

Anjing Liar Memangsa Ternak Warga

  • www.nusabali.com-anjing-liar-memangsa-ternak-warga

Resahkan Warga di Sekitar TPA Sente, Klungkung

SEMARAPURA, NusaBali
Populasi anjing liar di areal eks TPA di Banjar Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, kian meresahkan warga. Pasalnya puluhan anjing liar itu masuk ke pemukiman penduduk dan memakan hewan ternak seperti ayam, babi dan godel (anak sapi).

Oleh karena itu warga setempat, terutama yang ternaknya menjadi sasaran anjing liar, meminta kepada Dinas Pertanian (Distan) untuk mengeliminasi anjing tersebut. Tak hanya itu populasi anjing ini juga rentan terjangkit virus rabies, pasalnya pada 2 tahun lalu juga ada warga Desa Pikat yang menjadi korban anjing rabies hingga meninggal dunia.

Pantauan NusaBali, Rabu (27/3), di areal eks TPA Sente yang kini sudah berubah menjadi Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS), ada beberapa ekor anjing liar yang mencari sisa makanan. Sedangkan puluhan populasi lainnya bersembunyi di areal perbukitan dekat eks TPA tersebut. Ketika menyerang ternak warga anjing liar itu turun secara berkelompok dari 3 ekor hingga 15 ekor sekaligus.

Hal ini diungkap oleh Ni Nyoman Surati, 50, seorang warga Banjar Sente, Desa Pikat, yang ternaknya dimakan oleh anjing tersebut. “Seminggu lalu 2 ekor kucit (anak anjing) saya yang baru berumur sebulan, mati karena diserang anjing liar yang berjumlah 3-4 ekor,” ujar Surati, sembari menunjukkan 3 ekor kucit yang masih tersisa serta seekor induknya.

Surati menceritakan awal mula serangan anjing liar tersebut, bermula ketika dirinya memberi pakan ternak sekitar 10.00 Wita. Tak berselang lama ditinggal ternyata babi itu teriak, ternyata setelah dicek di lokasi sudah ada 3 ekor anjing liar yang memangsa 2 ekor anak babi tersebut. “Anjing liar itu sudah mengintai saat situasi benar-benar sepi, baru melakukan penyerangan,” ujarnya.

Bahkan sekitar setahun lalu, 5 ekor kucit miliknya habis dimakan anjing. Karena sewaktu-waktu anjing liar yang datang bisa berjumlah 15 ekor sekaligus. Bahkan ketika diusir anjing itu bisa menyerang balik. “Kandang babi saya ini memang tidak berisi pagar, sehingga memudahkan anjing liar masuk. Karena lokasi itu hanya meminjam tempat saja pada kerabatnya,” katanya.

Karena geram akan kelakuan anjing liar tersebut, Surati kemudian berkoordinasi dengan Kepala Dusun (Kadus) Sente, I Nengah Sutarjana, 49 dan aparat Desa Pikat. Kemudian disampaikan kepada petugas Distan Klungkung. “Saya diberi racun, kemudian suami saya (Komang Muliarta, 50) memberi anjing tersebut racun yang dicampur sate, setidaknya 3 anjing sudah mati,” katanya.

Karena sudah meresahkan warga, diharapkan agar anjing liar di areal eks TPA Sente agar dieliminasi. Sementara itu Kedus Sente, Nengah Sutarjana, mengakui anjing liar di eks TPA Sente memang sudah ada sejak TPA itu ada. Seiring berjalannya waktu anjing liar semakin berkembang biak, karena bersembunyi di anatara bebatuan perbukitan maka sulit dilacak. Kecuali saat anjing liar itu mencari makan sisa makanan di TPA. “Sekarang jumlah anjing liar di areal perbukitan mencapai 50 ekor lebih, mungkin karena sering makan sisa daging di TPA, anjing ini menjadi terus ingin memakan daging,” katanya.

Selain memangsa ternak babi, anjing tersebut juga memangsa ayam, godel (anak sapi) bahkan sapi dewasa sendiri dengan menggigit pada kakinya. “Di samping banyak anjing, di eks TPA juga banyak alu (biawak),” katanya. Dari hasil koordinasi dengan Distan Klungkung, mereka akan melakukan eliminasi secara objektif terhadap anjing liar di ereal TPA.

Sesuai pengalaman dua tahun lalu, anjing liar yang positif rabies juga menyerang seorang warga Desa Pikat, hingga meninggal dunia. Sehingga masyarakat pun merasa khawatir akan keberadaan anjing liar. *wan

Komentar