nusabali

Cuaca Buruk, Nelayan Pebuahan Nekat Melaut

  • www.nusabali.com-cuaca-buruk-nelayan-pebuahan-nekat-melaut

Guna menekan risiko akibat cuaca buruk, nelayan melaut beberapa jam saja, dan tidak sampai menginap di tengah laut.

NEGARA, NusaBali
Cuaca buruk tidak menghalangi nelayan di wilayah pesisir Kabupaten Jembrana untuk melaut. Harga ikan yang kebetulan sedang melonjak, menjadi salah satu alasan nelayan tetap nekat melaut. Meski demikian, para nelayan menghindari menginap di tengah laut, lantaran risiko cuaca buruk yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Seperti diakui sejumlah nelayan di pesisir Pantai Pebuahan, Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. Meski dampak cuaca buruk sangat dirasakan, terutama bencana ombak besar yang menerjang pesisir setempat sejak beberapa hari terakhir, sejumlah nelayan setempat masih tetap berangkat melaut. “Kalau tidak berangkat melaut, tidak dapat uang. Kebetulan sekarang harga ikan tinggi karena terang bulan, dan kapal-kapal tidak ada berangkat, ya jadi kesempatan bagus buat kami,” ujar Suwarno, salah seorang nelayan setempat ketika ditemui sehabis melaut, Senin (25/3).

Suwarno yang merupakan salah seorang nelayan jukung fiber ini, mengatakan, bertepatan dengan cuaca buruk ini, hasil tangkapan ikan cukup menjanjikan. Seperti dirinya yang kemarin berangkat melaut dari pukul 04.00 Wita dan kembali ke darat pukul 13.00 Wita, berhasil menangkap sebanyak 32 kilogram ikan yang didominasi jenis ikan layang dan ikan lemuru. “Dari nelayan ke belantik, harga ikan layang diambil Rp 17 ribu per kilogram dan ikan lemuru Rp 20 ribu per kilogram. Harganya meningkat dibanding beberapa waktu lalu. Sebelumnya, ikan layang sempat hanya laku Rp 14 ribu per kilogram dan ikan lemuru sekitar Rp 15 ribu per kilogram,” ungkapnya, didampingi istrinya yang tampak sibuk menimbang ikan hasil tangkapan suaminya.

Sejatinya, kata Suwarno, cuaca buruk yang mengancam keselamatan nelayan di laut, tidak bisa dipastikan kapan datangnya. Saat berangkat melaut di sekitar perairan Selat Bali kemarin, dia mengakui angin cukup kencang, namun gelombang masih tenang. “Untung-untungan saja. Kalau pas apes, bisa saja kecelakaan, tetapi tetap hati-hati. Kalau biasanya sampai nginap, sekarang cukup beberapa jam saja, agar tidak makin berisiko,” ungkap nelayan yang menangkap ikan dengan cara memancing ini.

Sementara itu, berdasar prakiraan cuaca dan tinggi gelombat laut di wilayah Jembrana dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III-Denpasar, diperkiraan terjadi potensi angin kencang dan gelombang tinggi sejak beberapa hari terakhir ini. Dari perkiraan teranyar yang berlaku dari Senin (25/3) pukul 08.00 Wita hingga Selasa (26/3) pukul 08.00 Wita, di perairan Samudera Hindia selatan Bali di wilayah Jembrana, diperkirakan potensi hujan ringan disertai hembusan angin barat ke barat laut dengan kecepatan 10 knot hingga maksimal 30 knot, dan tinggi gelombang dari 1,25 meter hingga maksimal 3,5 meter. *ode

Komentar