nusabali

Antisipasi 7 Juta Turis, 121 Guide Anyar Direkrut

  • www.nusabali.com-antisipasi-7-juta-turis-121-guide-anyar-direkrut

Usai Diklat, Calon Guide Akan Fieldtrip Taman Ayun-Bedugul

DENPASAR, NusaBali
Mengantipasi target luberan 7 juta turis asing di tahun 2019, Dinas Pariwisata Bali dan Himpinan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Bali lakukan rekrutmen tenaga guide (pemandu wisata) anyar. Ada 121 calon guide yang kini sedang menjalani berbagai tahapan seleksi.

Para calon guide ini menjalani poendidikan dan latihan (Diklat) di Hotel Nusa Indah, Jalan Waribang Denpasar Timur, 25-29 Maret 2019. Sebelum menjaani Diklat, mereka telah mengikuti uji bahasa sesuai basic-nya, 23 Maret 2019.

Calon pramuwisata yang ikut Diklat ini, terbanyak dari divisi Bahasa Inggris mencapai 58 orang. Sedangkan untuk divisi Bahasa Spanyol berjumlah 15 orang, divisi bahasa Indonesia mencapai 15 orang, disusul divisi Bahasa Mandarin (14 orang), divisi Bahasa Prancis (14 orang), divisi Bahasa Jerman (3 orang), dan divisi Bahasa Jepang (2 orang).

Humas HPI Bali, I Nyoman Suarma, mengatakan rekrutmen calon guide yang jumlahnya mencapai 121 orang ini tidak terlepas dari antusias masyarakat untuk menjadi pemandu wisata. Selain itu, juga karena efek dari penertiban praktek guide ilegal di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar setahun lalu yang berujung denda kisaran Rp 25 juta sampai Rp 30 juta.

Menurut Nyoman Suarma, 121 yang lolos ke tahap Diklat calon pramuwisata ini diperah dari sekitar 200 orang yang mendaftar ke HPI Bali. Sebagian dari mereka sudah magang di sejumlah biro perjalanan wisata. Nah, yang diprioritaskan lolos ke tahap Diklat adalah mereka yang mendaftar duluan. “Mereka yang mengikuti Diklat ini sudah lulus uji bahasa sesuai dengan basic-nya,” jelas Suarma kepada NusaBali di sela acara Diklat calon guide di Hotel Nusa Indah, Senin (25/3).

Paparan senada disampaikan Ketua Panitia Rekrutem Calon Pramuwisata HPI Bali, I Made Nada Atmaja. Menurut Nada Atmaja, ada sejumlah tahapan sebelum seorang calon pramuwisata resmi menjadi guide. Setelah lulus uji bahasa, mereka harus mengikuti Diklat selama 4 hari (25-29 Maret), dengan 15 materi yang berkaitan dengan kepariwisataan. Pematerinya adalah dari kalangan industri pariwisata, seperti Asita, perhotelan, hingga akademisi.

Usai Diklat, jika dinyatakan lulus, para calon guide berjumlah 121 orang ini akan menjalani fieldtrip (simulasi tur) bersama tim penguji, dengan rute Taman Ayun (Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Badung)-Bedugul (Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan). Ini semacam ujian atau praktek lapangan, bagaimana seorang pramuwisata menangani atau menghandel wisatawan. “Ini akan kami lakukan selama 4 hari, setelah usai Diklat nanti,” jelas Nada Atmaja.

Tahapan terakhir nanti setelah fieldtrip adalah fase Diklat Budaya, yang akan diberikan dilakukan oleh Tim Budaya dari Dinas Pariwisata Bali. Tim tersebut terdiri dari budayawan, akademisi Unud, MUDP Provinsi Bali, PHDI Bali, HPI Bali, dan Dinas Pariwisata Bali. “Diklat Budaya akan digelar 13 April 2019 mendatang,’ tandas Nada Atmaja.

Sementara itu, Kadis Parwisata Bali AA Gede Yuniarta Putra menyatakan rekrutmen pramuwisata mencapai 121 orang ini merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi luberan wisatawan asing, yang tahun 2019 ini ditarget mencapai 7 juta orang. “Jumlah kunjungan turis asing meningkat terus dari tahun 2010 sampai 2018,” papar Gung Yuniarta.

Dengan trend kenaikan tersebut dan target kedatangan 7-8 juta turis asing ke Bali, kata Gung Yuniarta, tentunya membutuhkan tambahan tenaga pramuwisata. Apalagi, sudah ada penerbangan langsung dari London ke Denpasar dan dari Mumbai (India) ke Denpasar.

Pada bagian lain, Gung Yuniarta mengingatkan setiap komponen industri pari-wisata, lebih-lebih para guide, harus paham dan mematuhi konsep pariwisata budaya. Salah satunya, dalam hal berpakaian. Seorang pramuwisata wajib menggunakan busana adat Bali ketika melaksanakan profesinya di lapangan. Hal itu sebagai konsekuensi menjadi bagian dari komponen pariwisata budaya Bali.

“Kalau tidak mau memakai busana adat Bali, sebaiknya tak usah menjadi pramuwisata di Bali,” tegas Gung Yuniarta dalam arahannya di acara Diklat calon pramuwisata, Senin kemarin. Gung Yuniarta mengingatkan jangan sampai setelah mengantongi lisensi nanti, perilaku pramuwisata justru melenceng dan mencederai pariwisata budaya. “Ingat, 60 persen wisatawan yang datang ke Bali karena faktor budaya,” katanya. *k17

Komentar