nusabali

Diajak Gotong Royong, Siswa SDN 2 Bengkel-SDN 2 Kalisada Libur Sehari

  • www.nusabali.com-diajak-gotong-royong-siswa-sdn-2-bengkel-sdn-2-kalisada-libur-sehari

Sebuah bangunan kamar mandi berisi 4 bilik di SDN 2 Bengkel, Kecamatan  Busungbiu amblas bersama pondasinya akibat banjir. Sedangkan banjir di SDN 2 Kalisada, Kecamatan Seririt menyebabkan ratusan buku dan komputer terendam

Dua Sekolah di Buleleng Barat Alami Kerusakan Pasca Diterjang Bencana Banjir, Sabtu Malam

SINGARAJA, NusaBali
Dua sekolah di kawasan Buleleng Barat mengalami kerusakan akibat bencana banjir, Sabtu (23/3) malam, hingga proses belajar mengajar ditiadakan selama sehari, karena para sisweanya diajak gotong royong bersih-bersih. Kedua sekolah tersebut, masing-masing SDN 2 Bengkel di Desa Bengkel (Kecmaatan Busungbiu) da SDN 2 Kalisada di Desa Kalisada (Kecamatan Seririt).

SDN 2 Bengkel dan SDN 2 Kalisada diterjang banjir setelah mendapat kiriman luapan air saluran irigasi dari daerah bagian atas, Sabtu malam hingga Minggu (24/3) dinihari. Kerugian material akibat kerusakan di dua sekolah ini ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Para siswa pun diliburkan sehari dari proses belajar, Senin (25/3), karena mereka harus bergotong royong membersihkan sekolahnya pasca diamuk bencana.

Kerusakan fisik di SDN 2 Kalisada memang tidak seberapa parah. Yang rusak hanya tembok penyengker sekolah di sebelah timur setinggi 1 meter, yang jebol dengan panjang 20 meter. Namun, kerusakan parah menimpa ratusan buku dan alat peraga pembelajaran di sekolah ini. Selain itu, satu set komputer dan pengeras suara yang tersimpan di ruang guru juga rusak akibat banjir.

Kepala Sekolah (Kasek) SDN 2 Kalisada, Nyoman Sunetra, mengatakan 134 siswanya terpaksa diajak bergotong royong bersih-bersih, Senin kemarin, mengingat seluruh ruangan terpapar lumpur pasca banjir. Menurut Nyoman Sunetra, ketinggian air saat banjir Sabtu malam mencapai 70 sentimeter dan menggenangi seluruh sudut sekolah.

“Ini banjir kedua yang dialami sekolah kami dalam kurun 8 tahun terakhir. Dulu pada Maret 2011 sekolah kami juga pernah terendam banjir. Memang posisinya sangat rawan, karena lebih rendah dari jalan raya. Lagipula, tinggi pondasi sekolah dengan halaman hanya beberapa cm, sehingga air mudah masuk ke ruangan,” jelas Sunetra.

Sunetra memperkirakan kerugian material akibat banjir kali ini mencapai sekitar Rp 25 juta. Pihaknya berharap ke depannya ada program peninggian pondasi sekolah yang difasilitasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, sehingga bencana serupa tidak terulang lagi.

Sementara itu, kerusakan fisik cukup parah dialami SDN 2 Bengkel. Satu bangunan kamar kecil yang terdiri dari empat bilik di sekolah ini amblas ke lembah Sungai Mati di sebelah timur. Bangunan kamar mandi amblas hingga ke pondasi, ikut tergerus bersama pagar sekolah sepanjang 20 meter dengan tinggi 7 meter.

Bencana yang menerjang SDN 2 Bengkel ini terjadi saat air saluran irigasi Subak Kekeran yang mengalir di atas bangunan sekolah meluap. Menurut Kasek SDN 2 Bengkel, Gede Derana, ini untuk kesekian kalinya terjadi banjir di sekolahnya. Bencana dalam skala lebih kecil sebelumnya terakhir kali terjadi tahun 2018 lalu.

“Saat bencana tahun 2018, pembok pagar juga sempat jebol. Itu sudah ditangani karena kerusakannya ringan. Rencana semula, akan dipasnag tanggul, tapi kini malah keburu jebol lagi,” ungkap Gede Derana saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah per telepon, Senin kemarin.

Untungnya, kata Gede Derana, luapan air dalam banjir Sabtu malam tidak sampai masuk ke dalam ruangan sekolah. Karenanya, tidak ada peralatan maupun buku yang hancur. Kerusakan parah hanya bangunan kamar mandi beriusi 4 bilik. Menurut Gede Derana, bangunan kamar mandi ini dibangun tahun 2015 dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Kerugian akibat amblasnya bangunan kamar mandi ini ditaksir mencapai Rp 150 juta.

Seperti halnya di SDN 2 Kalisada, para siswa di SDN 2 Bengkel pun sempat diliburkan sehari dari aktivitas belajar mengajar, Senin kemarin. Sebab, para siswa yang berjumlah 183 orang diajak gotong royong bersih-bersih. “Proses belajar akan dilanjutkan seperti biasa, besok pagi (hari ini),” papar Gede Derana.

Dikonfirmasi NusaBali terpisah di Singaraja, Senin kemarin, Sekretaris Disdikpora Buleleng, Made Astika, mengaku sudah mendapat laporan lisan atas kerusakan fasilitas pendidikan di SDN 2 bengkel dan SDN 2 Kalisada. Pihaknya masih menunggu laporan secra tertulis diterima di mejanya.

Terkait penanganan pasca bencana, menurut Made Astika, pihaknya masih menunggu keputusan dari pimpinan. Termasuk apakah nantinya kerusakan sekolah akan ditangani Disdikpora Buleleng atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang (PUPR).

“Kalau soal penanganannya nanti, kami masih menunggu perintah pimpinan. Namun, terkait kerusakan buku dan alat peraga di SDN 2 Kalisada, kami minta data pasti untuk segera diajukan kembali di APBD Buleleng Perubahan, kalau memungkinkan. Termasuk usulan peninggian pondasi SDN 2 Kalisada dan tanggul di SDN 2 Bengkel,” tegas Astika.

Seperti diberitakan, ada sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Seririt, Buleleng diterjang banjir dan longsor akibat hujan lebat, Sabtu malam. Rinciannya, di Kelurahan Seririt (puluhan rumah terendam banjir), di Desa Pangkung Paruk (satu motor dan 500 ekor itik hilang akibat terseret banjir), di Desa Banjarasem (4 ekor sapi dan sejumlah babi hilang terseret banjir), di Desa Kalisada (puluhan rumah terendam bajir, 1 ekor sapi hilang, tembok SD 2 Kalisada rusak), di Desa Ularan (rumah warga diterjang longsor), dan di desa Ringdikit (akses jalan tertimbun longsor).

Selain itu, ada satu rumah di Kecamatan Seririt yang tertimpa pohon roboh. Betapa pohon tumbang ini terjadi di Desa Patemon, Kecamatan Serrit. Untungnya, tak ada penghuni rumah yang terluka akibat pohon roboh tersebut.

Pada saat bersamaan, bencana longsor dan banjir juga menerjang 7 titik kawasan di di Desa Subuk, Kecamatan Busungbiu, Buleleng. Dari jumlah itu, 6 titik longsor di antaranya menimpa rumah warga di Desa Subuk. Selain itu, juga terjadi banjir bandang dan longsor hingga sempat melumpuhkan akses lalulintas jalur utama Singaraja-Pupuan di kawasan Desa Subuk.

Enam (6) rumah warga di Desa Subuk yang diterjang longsor, masing-masing rumah milik keluarga Ketut Sulatra, 65, keluarga Gede Pasek, 49, keluarga Gede Yasa, keluarga Gede Bawa, keluarga Nyoman Gede Tegeh, dan keluarga Ketut Manis. Kerusakan paling parah menimpa rumah keluarga Ketut Sulatra dan Gede Pasek. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana longsor tersebut. *k23

Komentar