nusabali

Vaksin Anjing Massal Fokus di Zona Merah

  • www.nusabali.com-vaksin-anjing-massal-fokus-di-zona-merah

Desa-desa yang pernah ditemukan kasus positif rabies mendapat prioritas dengan melibatkan 18 tim keliling tiap hari.

45 Desa di Buleleng Masuk Zona Merah
 
SINGARAJA, NusaBali
Vaksin anjing secara massal, masih berkutat di zona merah yakni desa-desa yang pernah ditemukan kasus positif rabies. Populasi anjing di zona merah ini diperkirakan antara 20 ribu ekor sampai 25 ribu ekor. Targetnya, sampai akhir April ini sudah mencapai minimal 75 persen. “Kami masih fokus menuntaskan vaksin massal di 45 desa yang masuk zona merah. Karena kami ingin meminimalkan berkembangnya rabies di desa-desa tersebut,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Wayan Susila, saat dikonfirmasi, Minggu (24/3).

Vaksinasi anjing secara massal tahap I dilakukan pertenggahan Maret lalu. Di Buleleng ada 148 desa/kelurahan dengan populasi anjing diperkirakan sebanyak 107 ribu ekor. Kabid Keswan Susila mengungkapkan, dalam vaksin massal tersebut pihaknya melibatkan 18 tim yang tiap hari keliling.

Untuk sementara, 18 tim ini masih fokus di 45 desa yang tercatat sebagai desa-desa zona merah. 45 desa tersebut diperkirakan tingkat populasi anjinya sebanyak 15 ribu ekor sampai 20 ribu ekor. “Data yang kami terima, sudah ada 9 ribu ekor di 45 desa itu yang sudah tervaksin. Ini akan kami teruskan, hingga akhir April ini. Target kami bisa seluruhnya (anjing,red) tervaksin,” terangnya.

Masih kata Susila, 45 desa yang masuk zona merah itu, masing-masing 10 desa di Kecamatan Banjar, 3 desa masing-masing di Kecamatan Buleleng, Busungbiu, dan Gerokgak kemudian 4 desa di Kecamatan Kubutambahan, 5 di Kecamatan Sawan, 8 desa di Kecamatan Seririt, 1 desa di Kecamatan Sukasada, dan sisanya di Kecamatan Tejakula. “18 tim yang ada, sudah menyasar desa-desa tersebut, ada yang ke Tejakula, Banjar, Busungbiu, Gerokgak, pokoknya desa-desa yang zona merah itu masih menjadi perhatian kami,” akunya.

Menurut Susila, setelah menggarap desa-desa yang masuk zona merah, pihaknya akan beralih ke desa-desa lainnya yang masuk zona kuning. Desa-desa ini rawan terhadap kasus rabies, karena menjadi desa tetangga dari desa-desa yang masuk zona merah. “Kami juga tidak ingin desa yang tadinya zona kuning menjadi zona merah, makanya sasaran berikutnya adalah desa-desa di zona kuning,” ujarnya.

Saat ini, stok VAR untuk anjing masih tercukupi untuk pelaksanaan vaksinasi anjing secara massal. Pihaknya berharap, pemilik anjing memelihara anjing secara baik, terutama diikat. Karena anjing yang diliarkan rawan terkana rabies. Demikian pula saat petugas vaksin datang, pemilik anjing mesti mengikat anjingnnya agar mudah divakisn. *k19

Komentar