nusabali

Ketua Parpol dan Calon DPD Orasi Tanpa Massa

  • www.nusabali.com-ketua-parpol-dan-calon-dpd-orasi-tanpa-massa

Pembukaan Kampanye Pemilu 2019

DENPASAR, NusaBali
Panggung orasi yang disediakan KPU Bali saat pembukaan kampanye terbuka Pemilu 2019 di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Minggu (24/3), tidak dimanfaatkan maksimal oleh para ketua partai politik dan calon DPD RI Dapil Bali. Banyak dari mereka yang tidak hadir. Sudah begitu, kesempatan bagi untuk mengerahkan massa masing-masing maksimal 100 orang, juga tidak dimanfaatkan. Jadinya, pimpinan parpol dan calon DPD RI di karang suwung alias tanpa massa.

Panyauan NusaBali, hanya beberapa parpol yang terlihat membawa masa pendukungnya ke Lapangan Niti Mandala Denpasar, itu pun tak lebih dari 15 orang. Sedangkan parpol tertentu, ada yang hanya membawa pendukung satu orang dan sekaligus sebagai pembawa bendera partainya.

Kegiatan pembukaan kampanye terbuka Pemilu 2019 di Lapangan Niti Mandala Denpasar, Minggu kemarin, dihadiri Ketua Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, yang mewakili Gubernur Wayan Koster. Sedangkan Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan hadir bersama para komisioner KPU Bali, serta para Ketua KPU Kabupaten/Kota se-Bali. Demikian pula Ketua Bawaslu Bali, Ni Ketut Ariyani, hadir bersama jajartannya dan para Ketua Bawaslu Kabupaten/Kota se-Bali.

Kampanye terbuka Pemilu 2019 kemarin ditandai dengan orasi sejumlah ketua parpol dan anggota DPD RI Dapil Bali, yang dapat giliran masing-masing selama 5 menit. Ada pula orasi dari Ketua Tim Kampanye Daerah Capres-Cawapres untuk Pilpres 2019.

Kegiatan diawali lari massal Pemilu Fun Run di seputar Civic Centre Niti Mandala Denpasar, pagi harinya, kemudian parade parpol peserta Pemilu 2019 dengan membawa bendera dan panji-panji partainya. Ada pula pameran Pemilu 2019, di mana Tim Kampanye daerah Capres-Cawapres, parpol-parpol, dan 22 calon DPD RI Dapil Bali menyediakan stand dengan gaya dan kreativitas masing-masing.

Begitu pembukaan kampanye terbuka selesai dilakukan Wagub Cok Ace, Ketua KPU Bali, dan Ketua Bawaslu, barulah dilakukan orasi dan penyampaian visi misi ketua parpol dan para calon DPD RI. Ada pula penandatanganan deklarasi kampanye damai.

Sesi orasi dibuka siang sekitar pukul 11.00 Wita, diwali oleh Sekretaris Tim Pemenangan Daerah Provinsi Bali Jokowi-Ma’ruf Amin (Capres-Cawapres nomor urut 01 yang diusung PDIP-Golkar- PKB-PPP-NasDem-Hanura-PKPI-Perindo-PSI), I Gusti Putu Wijaya. Mungkin karena mendapatkan kesempatan perdana dan tiba- tiba ditunjuk, Wijaya sempat grogi. Politisi senior Golkar ini malah menyebut mewakili Tim Capres-Cawapres 02, hingga membuat pendukung kubu pesaingnya bersorak.

Pendukung Jokowi-Ma’ruf yang duduk di kursi undangan pun meminta ralat. Ketua DPD II Golkar Gianyar, Made Dauh Wijana, juga teriak-teriak sembari memberikan tanda dengan mengacungkan satu jari (01) kepada Wijaya. Diteriaki seperti itu, Wijaya pun buru-buru meralat dan meneruskan orasinya.

Dalam orasinya, Wijaya membeber program Presiden Jokowi yang sudah jelas terbukti, seperti program infrastruktur, pelayanan kesehatan, sampai pembukaan lapangan kerja. “Jadi, masyarakat Bali jangan ragu untuk untuk datang ke TPS buat coblos Capres-Cawapres uomor urut 01,” tandas Wijaya.

Setelah Wijaya turun dari panggung, giliran pentolan Badan Kampanye Provinsi Bali Prabowo Subianto-Sandiaga Uno(Capres-Cawapres nomor urut 02 yang diusung Gerindra-Demokrat-PAN-PKS-Partai Berkarya), Fabian Cornelis, yang berorasi. Ketua Bappilu DPD Gerindra Bali ini menyatakan sepakat dengan program Jokowi soal membangun infrastruktur. Namun, dia memberikan solusi supaya infrastruktur juga menyentuh kalangan rakyat kecil.

“Kami sodorkan Pemilu damai, demokratis, dan bermartabat. Untuk infrastruktur, tolong juga perhatian rakyat kecil, emak-emak tolong didengar, petani juga didengar,” ujar Fabian.

Seperti halnya Wijaya, Fabian juga seperti grogi saat mengucapkan salam penutup. Harusnya menyampaikan Om Shanti Shanti Shanti Om, tapi Fabian justru menyebut Om Swasti Astu. Hal ini membuat dari pendukung Jokowi-Ma’ruf balik bersorak sorai.

Sementara itu, orasi ketua parpol diawali tampilnya Mohamad Ruslan mewakili DPW PKB Bali yang naik podium. Dalam orasinya, pentolan PKB ini menyodorkan Pemilu damai, komitmen menjaga Pancasila, dengan plurarisme terjaga di Indonesia. PKP juga berkomitmen mengawal dana desa. “PKB menang, Pancasila Jaya,” tegas Ruslan.

Setelah Ruslan, giliran Made Ray Misno yang berorasi mewakili Ketua DPD Gerindra Bali, IB Putu Sukarta. Mantan Ketua KPU Denpasar mengatakan Gerindra mengusung politik yang bermartabat dan demokratis, dengan prinsip melaksanakan ajaran Tri Sakti Bung Karno: berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Sedangkan Ida Bagus Kresnadana yang naik ke posium mewakilki Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster, dalam orasinya menegaskan komitmen PDIP untuk mengawal konsensus berbangsa dan bernegara. Yakni, menjaga tegaknya Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Kresnadana juga menegaskan PDIP terdepan dalam melwan hoaks, ujaran kebencian, pelaku teror. Sebab, ujaran kebencian dan hoaks adalah teroris. “Swing voter, kaum milineal, gunakanlah hak pilih, coblos nomor 3 (nomor urut PDIP, red) pada 17 April 2019,” ujar Kresnadana.

Sementara, Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Lnggih alias Demer dalam orasinya menegaskan Golkar adalah partai modern yang demokratis. Golkar milik rakyat dengan 4 pilar. “Ideologi kami jelas Pancasila. Jiwa kami demokratis. NKRI adalah menjadi harga mati kami. Kebhinnekaan perjuangan kami. Akan kami jaga terus semua ini. Suara rakyat suara Golkar. Dan, Golkar ada selama Pancasila ada,” ujar anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali tiga periode ini.

Sebaliknya, Ketua DPW NasDem Bali, IB Oka Gunastawa, langsung orasi berapi-api. Mantan kader pembangkang Golkar ini menyindir ketua parpol yang memilih absen ketika diberikan kesempatan oleh KPU Bali beroerasi untuk sampaikan gagasan. “KPU Bali sudah luar biasa. Tapi sayang ketua-ketua partai politik pilih tidak datang. Kita perlu bertanya, apakah sudah siap membangun Indonesia?” sentil Oka Gunastawa.

Setelah Oka Gunastawa, secara berturut-turut tampil berorasi adalah Wayan Dana Adnyana (perwakilan Partai Garuda), I Nyoman Londen (perwakilan Partai Berkarya), Hilmun Nabi (Ketua DPW PKS Bali), Nyoman Widana (Sekretaris DPW Perindo Bali), Sahirin (perwakilan PPP), Natalie (perwakilan PSI), Gunawan (perwakilan PAN), Putu Cahya (perwakilan Hanura), Made Mudarta (Ketua DPD Demokrat Bali), Farida (perwakilan PBB), dan Kadek Nuartana (Ketua DPD PKPI Bali).

Sementara, 7 dari 22 calon DPD RI tampil berorasi. Mereka adalah Anak Agung Gde Agung, Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, Haji Bambang Santoso, Dewa Made Suamba Negara, I Gusti Made Ngurah, I Gusti Ngurah Hartha, dan Made Mangku Pastika. Dalam orasinya, AA Gde Agung menyindir acara yang digagas bagus dan pertama kali dalam sejarah kepemiluan oleh KPU Bali tersebut, tidak dihadiri kandidat calon.

“Ini harus menjadi catatan KPU Bali. Acara yang digagas sangat bagus ini tidak ada yang hadir. Nanti lama-lama para calon DPD RI hanya ditonton rumput yang bergoyang di sini,” ujar mantan Bupati Badung dua kali periode ini.

Gde Agung menegaskan komitmen untuk memperjuangkan kepentingan Bali di pusat. Salah satunya, mengawal RUU Provinsi Bali. Dia juga komitmen dengan keharmonisan kehidupan masyarakat di Bali. “Kami ingin merajut keharmonisan di Bali , kerukunan masyarakat Bali adalah paling utama,” kata tokoh Puri Ageng Mengwi ini.

Sedangkan Dewa Ayu Sri Wigunawati dalam orasinya menyatakan siap perjuangkan kelestarian adat dan budaya Bali sesuai dengan visi misi Gubernur Bali Wayan Koster yakni ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Sri Wigunawati dengan Salam Selae (Nomor 25) juga komitmen memperjuangkan kesetaraan kaum perempuan, perlindungan ibu dan anak. “Ketika dipercaya nanti saya juga siap berjuang untuk memaksimalkan fungsi dan peran DPD RI,” ujar kader Golkar yang juga Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Bali ini.

Selanjutnya, Dewa Suamba Negara menyatakan akan mengawal Bali supaya tidak tersentuh oleh regulasi dan kebijakan pusat yang mengancam eksistensi adat dan budaya Bali. Dia pun siap dalam garda terdepan membela Bali. “Saya siap mengawal Bali, dengan kelestarian adat dan budaya Bali. Agar Bali tidak sampai disentuh oleh aturan yang merugikan Bali,” tegas politisi Golkar ini.

Sedangkan Made Mangku Pastika menutup acara orasi dengan tampil paling terakhir. Dalam 5 menit orasinya, Pastika tidak banyak membeber program. Gubernur Bali 2008-2018 ini menyampaikan inti visi misi melanjutkan dan mengawal program Bali Mandara menuju pergaulan global. Pastika juga mengajak seluruh krama Bali melaksanakan pesta demokrasi yang damai, pesta demokrasi yang shanti.

Pastika menutup orasinya dengan mengajak hadirin mampir di stand miliknya ‘Warung Demorkasi Bakso 38’ (nomor urutnya selaku calon DPD RI. “Karena hari sudah siang, ayo makan bakso dulu,” tutup Pastika disambut tepuk tangan. Walhasil, warung bakso milik Pastika pun diserbu. Bahkan, pesaingnya seperti Sri Wigunawati ikut bergabung.

Di sisi lain, Ketua KPU Bali I Dewa Agung Lidartawan mengakui kesempatan untuk berorasi dan membawa massa, tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh parpol dan calon DPD RI. “Memang ternyata orasi itu tidak mudah. Kami sudah berikan kesempatan, tapi tidak dimanfaatkan. Ada yang tidak membawa massa, padahal dikasi kesempatan boleh hadirkan maksimal 100 orang,” sesal Dewa Lidartawan, seusai acara kemarin. *nat

Komentar