nusabali

Gubernur Bali Minta Anggaran APBN untuk Desa Adat

  • www.nusabali.com-gubernur-bali-minta-anggaran-apbn-untuk-desa-adat

Simakrama dengan Krama Bali, Presiden Jokowi Pidato di Tengah Hujan

DENPASAR, NusaBali
Krama Bali dan tokoh masyarakat berkesempatan untuk simakrama dengan Presiden Jokowi di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Art Centre Denpasar, Jumat (22/3) malam. Dalam simakrama ini, Gubernur Bali Wayan Koster langsung mohon kepada Presiden Jokowi agar ada kucuran dana APBN untuk desa adat.

Sedianya, Presiden Jokowi dijadwalkan bertemu dengan elemen krama Bali yang terdiri dari kalangan sulinggih, para pamangku, bendesa adat, kelian subak, Ketua LPD, perbekel, lurah, sekaa teruna, hingga para bupati/walikota se-Bali, Jumat malam pukul 20.00 Wita. Namun, kedatangan Jokowi dari NTB terlambat dan baru tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung Jumat petang sekitar pukul 18.00 Wita.

Sebelum simakrama di Panggung Terbuka Asrdha Candra, Jokowi masih memiliki agenda untuk meresmikan Pasar Badung di Jalan Gajah Mada Denpasar. Walhasil, Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo pun baru sampai di lokasi simakrama tadi malam pukul 21.00 Wita.

Sebelum kedatangan Jokowi, ribuan krama Bali dan tokoh masyarakat sudah menunggu di Taman Budaya sejak sore pukul 17.00 Wita. Sempat diguyur hujan lebat sekitar pukul 19.30 Wita, hadirin pun erhamburan mencari posisi berteduh. Ini terjadi beberapa kali. Bahkan, sebagian dari mereka pulang ke rumah masing-masing. Sampai akhirnya Jokowi tiba di pintu masuk Panggung Terbuka Ardha Candra, masyarakat kian bersemangan, seakan tidak peduli dengan rintik hujan.

Jokowi sempat menjadi rebutan krama Bali yang hadir malam itu untuk sekadar salaman dan menyapa. Paspampres harus bekerja ekstra untuk memecah kerumunan krama. Di Panggung Terbuka Ardha Candra, Jokowi disambut Gubernur Bali Wayan Koster, Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Bendesa Agung Provinsi Bali Jro Gde Wayan Suwena Putus Upadesa, Ketua Umum FKUB Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, Ketua PHDI Bali Prof IGN Sudiana MSi, puluhan sulinggih dan pamangku, dan sejumlah bupati.

Dalam sambutannya di hadapan Jokowi, Gubernur Koster langsung menyampaikan keinginannya agar ada anggaran negara (APBN) untuk desa adat di Bali. Gubernur Koster menyatakan, selama ini upaya untuk melestarikan adat istiadat, tradisi, dan seni budaya, sepenuhnya dijalankan oleh desa adat yang ada di Bali secara swadaya.

“Ke depan, tantangan yang kita hadapi semakin dinamis, tentu tidak bisa kita lepaskan kepada masyarakat sepenuhnya. Negara perlu hadir untuk berkontribusi di dalam memelihara kekayaan Bali ini,” ujar Koster. “Berkenaan dengan itu, sejalan dengan kebijakan pengalokasian anggaran dalam APBN untuk desa dan kelurahan, maka kami mohon perhatian secara khusus kepada Bapak Presiden, kiranya berkenan mempertimbangkan pemberian alokasi anggaran dalam APBN untuk desa adat di Bali, sesuai dengan kemampuan keuangan negara,” lanjut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Menurut Koster, kekayaan budaya menjadi modal bagi Bali dan telah berkontribusi memberikan nama harum bangsa Indonesia, serta menghasilkan devisa cukup besar kepada negara melalui pariwisata. “Karena itu, kami juga memerlukan kontribusi negara untuk memelihara alam lingkungan, seni budaya, adat tradisi yang dimiliki Bali,” kata Koster.

Gayung pun bersambut. Presiden Jokowi yang berpidato di tengah hujan, setuju dengan peran desa adat yang bisa mempertahankan modal dasar budaya yang masih sangat melekat. Ini setelah Jokowi memberikan kesempatan kepada salah satu bendesa adat dari Kecanmatan Selemadeg Barat, Tabanan, Nyoman Gede Arsa, untuk mengungkapkan apa yang dibutuhkan Bali ke depan.

Saat itu, Nyoman Arsa mengatakan bendesa adat menjadi bentengnya adat dan budaya, namun keberadaannya disanjung saja, tapi masih kosong, tidak mendapat dana apa pun. Karena itu, dia secara langsung meminta bantuan APBN saat bincang dengan Jokowi. “Saya setuju, Bali dikenal seluruh dunia karena budayanya. Karena itu saya titip, tetap jaga taksu Bali,” kata Jokowi.

Jokowi pun mengingatkan untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Jangan sampai terpecah karena beda pilihan. Jokowi juga mengajak elemen masyarakat untuk optimis menghadapi tantangan menjadi negara maju. “Kita tidak mungkin mundur lagi ke belakang, kita harus maju. Karena itu dibutuhkan optimisme,” tandas Jokowi yang juga Capres incumbent untuk Pilpres 2019. *ind

Komentar