nusabali

Dicegat Ribuan Warga, Jokowi Turun dari Mobil

  • www.nusabali.com-dicegat-ribuan-warga-jokowi-turun-dari-mobil

Presiden Ingatkan Krama Bali Tak Golput

MANGUPURA, NusaBali
Perjalanan Presiden Jokowi dari Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung menuju lokasi peresmian Pasar Badung di Jalan Gajah Denpasar, Jumat (22/3) sore, sempat tersendat. Pasalnya, seribuan massa ‘mencegat’ rombongan Presiden Jokowi di Jalan Airport Ngurah Rai Tuban atau sekitar 2 kilometer dari Bandara Ngurah Rai. Begitu dicegat, Jokowi pun turun dari mobil untuk menyapa warga.

Peristiwa ini terjadi Jumat sore sekitar pukul 17.52 Wita. Awalnya, mobil yang mengangkut rombongan Jokowi meluncur kencang dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Nah, melihat warga yang memadati sisi kiri jalan, rombongan Jokowi pilih berhenti. Apalagi, ribuan massa yang tumpah ke jalan membuat mobil Kepresidenan RI-1 terhalang lajunya. Ribuan massa tersebut meneriakkan yel-yel ‘Jokowi…, Jokowi..., Jokowi!’

Petugas kepolisian dan Paspamres pun kerepotan menertibkan berbagai elemen masyarakat yang didominasi ‘Nyong Timor’ tersebut. Sekitar 6 menit Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo melayani warga yang menyambutnya. Bahkan, Jokowi sempat keluar dari dalam mobil, hingga beberapa warga berhasil berswafoto bersama Presiden RI ke-7 tersebut.

Usut punya usut, massa yang menyambut Jokowi tersebut sudah berdatangan ke Jalan Airport Ngurah Rai sejak siang pukul 13.30 Wita atau 4 jam sebelum kedatangan Presiden. Mereka setia menanti kedatangan Jokowi dengan berjajar sepanjang 300 meter di pinggir Jalan Airport Ngurah Rai hingga depan Masjid Agung Asasuttaqwa.

“Ini spontanitas kami untuk menyambut Jokowi dan mendukung kepemimpinan periode berikutnya,” ujar Agustinus Nahak, salah satu penyambut yang beberapa kali terlihat memberi komando. Pria asal Malaka, NTT (berbatasan dengan Timor Leste) yang berprofesi sebagai pengacara ini menyebutkan bahwa Jokowi harus melanjutkan kepemimpinan periode 2019-2024. “Kami di NTT merasakan pembangunan di sana,” kata Agustinus Nahak mewakili elemen yang menamakan diri ‘Nyong Timor’ tersebut.

Paparan senada diungkapkan Johanes Waloka, pemuda asal Sumba Barat, NTT yang pilih menunggu dan mencegat Jokowi sejak siang, lantaran keinginan menyampaikan aspirasinya. “Kami berkumpul di sini atas kesadaran sendiri dan ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Jokowi. Kami menyatakan dukungan bersama Pak KH Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden mendatang,” kata Johanes, yang kemarin mengenakan jaket hitam dengan tulisan 01 besar di bagian punggung.

Dalam aksi kemarin sore, bukan hanya warga dari ‘Nyong Timor’ yang ‘mencegat’ Jokowi. Beberapa warga dari Sumedang (Jawa Barat), Solo (Jawa Tengah), dan elemen masyarat Bali juga menyambut Jokowi. Termasuk di antaranya Sekaa Gambelan Rare Angon dari Bangli, yang melibatkan 20 anggotanya.

Sementara itu, dalam sambutannya ketika meresmikan Pasar Badung di Jalan Gajah Mada Denpasar, Jumat malam pukul 19.00 Wita, Presiden Jokowi mengingatkan pedagang dan krama Bali untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) masing-masing saat coblosan Pemilu, 17 April 2019 mendatang. Jokowi meminta jangan sampai ada satu orang Bali pun yang golput---tidak datang ke TPS untuk menyalurkjan hak pilihnya---dalam Pileg/Pilpres 2019 nanti.

"Saya titip, 26 hari ini sudah akan Pilpres/Pileg. Saya ingin bapak ibu sekalian, kita semua ajak semuanya berbondong-bondong, semuanya saudara, handai taulan teman, sekampung, untuk datang ke TPS buat menggunakan hak pilihnya," pinta Jokowi. "Jangan biarkan satu orang pun di Provinsi Bali ini yang golput. Karena ini menentukan arah ke depan," imbuhnya.

Bukan hanya itu, Jokowi juga mengingatkan soal maraknya fitnah dan kabar bohong alias hoaks di tengah masyarakat. Jokowi mengajak krama Bali untuk melawan dan meluruskan kabar yang tidak benar. "Saya titip, meskipun ini di Bali tidak ada. Sekarang ini mulai banyak di medsos, dari rumah ke rumah, kabar fitnah, hoaks bertebaran isu-isu yang bisa memecah kita. Jangan takut, harus diluruskan, harus dilawan, harus diberitahu, harus berani mengatakan yang benar itu benar, yang salah itu salah," tegas Jokowi.

Menurut Jokowi, isu fitnah mengenai kebijakan pemerintahan yang dipimpinnya sudah tersebar ke mana-mana. Salah satunya, fitnah yang menyebut Jokowi akan menghapus pelajaran Agama dari kurikulum. "Itu isu di bawah. Nanti (fitnah Red) perkawinan sejenis akan dilegalkan. Ini untuk mendiskreditkan pasangan Capres-Cawapres yang ada. Ini harus dihentikan.” *mao,mis

Komentar