nusabali

Pawai HUT Kota Gianyar Tanpa Mobil Hias

  • www.nusabali.com-pawai-hut-kota-gianyar-tanpa-mobil-hias

Dikemas Ramah Lingkungan

GIANYAR, NusaBali

19 April 2019 mendatang, usia Kota Gianyar genap 248 tahun. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini Pawai Budaya mengawali perayaan HUT Kota Gianyar dikemas dengan konsep ramah lingkungan. Mobil hias yang biasanya menjadi ikon setiap kontingen kecamatan, kini dihapuskan.

Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Gianyar Anak Agung Gde Agung menjelaskan, konsep pawai budaya ramah lingkungan ini sedang disosialisasikan ke tiap kecamatan. Agar saat pawai nanti menggunakan atribut yang ramah lingkungan, tanpa plastik dan styrofoam. "Untuk menekan penggunaan bahan anorganik, pawai kali ini meniadakan seni mobil hias. Karena, selain menguras biaya besar, mobil hias berpotensi mengunakan bahan- bahan anorganik, seperti styrofoam," jelasnya, Kamis (21/3).

Selain tanpa mobil hias, pertunjukan dari masing-masing perwakilan desa atau kecamatan dilarang menggunakan plastik. "Diupayakan agar dalam seni pertunjukkan minim bahkan zero bahan anorganik. Ini untuk menyesesuaikan perintah Bupati untuk kembali ke alam, mengurangi pengunaan plastik dan sejenisnya," katanya.

Panitia Kesenian HUT Kota Gianyar ke 248, I Wayan Darya mengungkapkan, pawai budaya dikemas lain dari tahun sebelumnya. Tiap perwakilan dari kecamatan harus mengkemas kesenian pawai berjalan. Artinya, seni pertunjukkan yang enak ditonton dari segala arah. Hal ini untuk memberikan kepuasan bagi seluruh penonton. Bukan hanya untuk pejabat dan undangan saja. Selain itu diungkapkan pula, garapan dari masing-masing kecamatan agar menampilkan tarian rejang baris khas desa peserta. Hal ini untuk melestarikan kesenian rejang baris di desa agar tidak punah karena serbuan rejang baris yang sedang trendi sekarang ini. Untuk kesenian kolosal, tiap kecamatan harus menampilkan kesenian khas dari desa yang mewakili kecamatan. "Semua ini untuk melestarikan dan memperkenalkan kekayaan seni di masing- masing kecamatan," katanya.

Diungkapkan pula, karena pada tanggal 17 April berlangsung Pemilu Legislatif dan Pilpres, pawai budaya akan diselenggarakan pada 1 Mei 2019. "Meskipun puncak HUT Kota Gianyar 19 April," katanya.

Menutut Darya, dengan konsep baru ini seniman masing-masing kecamatan akan memiliki tantangan tersendiri. Terutama kemasan seni pertunjukkan khas desa, namun bisa dipentaskan sambil jalan dan enak ditonton dari segala arah. Pihaknya berupaya merancang konsep pawai agar bisa dinikmati seluruh penonton. Namun itu pasti tidak bisa memuaskan semua. "Yang penting berani mengawali," ujarnya.

Dalam bidang kesenian untuk Hut Kota Gianyar  kali ini, diisi juga dengan lomba kesenian bagi anak yang berumur kurang dari 15 tahun. Yaitu seni gender wayang, seni tari baris, mekendang dan seni tari jauk. Ada juga lomba seni olah vokal lagu Bali. Ini untuk persiapan peserta lomba di PKB nanti.

Selain itu lomba baleganjur. Lomba baleganjur ini bisa diikuti sanggar, sekaa gong dan kelompok seni tabuh di Gianyar. Lomba ini akan diikuti banyak peserta, yang akan memperebutkan Piala Bergilir Bupati Gianyar. "Lomba ini untuk mencari bibit seniman baleganjur yang akan ditampilkan pada PKB. Sebagai mana baleganjur Gianyar selalu kalah dalam PKB. Belum pernah jadi juara. Baru sampai empat besar," ujarnya. *nvi

Komentar