nusabali

Hindari Saling Sikut, Hadang Caleg Luar

  • www.nusabali.com-hindari-saling-sikut-hadang-caleg-luar

Dua Incumbent dari Satu Gang Berebut Kursi DPRD Bali

DENPASAR, NusaBali

Tak banyak orang tahu, ada dua caleg beda parpol yang tinggal dalam satu gang bertarung berebut kursi DPRD Bali Dapil Karangasem di Pileg 2019. Kedua caleg berstatus incumbent ini, I Kadek Nuartana (dari PKPI) dan I Nyoman Suyasa (Ge-rindra), sama-sama tinggal di Gang Mertasari kawasan Banjar Kangin, Desa Perti-ma, Kecamatan Karangasem. Mereka sepakat tidak saling sikut dan hadang caleg dari luar banjar.

Kadek Nuartana saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKPI Provinsi Bali. Dia sudah dua kali periode duduk di DPRD Bali Dapil Ka-rangasem. Pada periode 2010-2014, Kadek Nuartana yang kala itu naik dengan status PAW menggantikan Made Sukerana (yang terpilij jadi Wakil Bupati Kara-ngasem), duduk di Komisi I DPRD Bali. Sedangkan dalam periode 2014-2019, dia duduk di Komisi III DPRD Bali.

Sebaliknya, Nyoman Suyasa saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Karangasem. Dia baru satu periode duduk di kursi DPRD Bali dari Gerindra Dapil Karangasem. Saat ini, Nyoman Suyasa duduk di Komisi IIII DPRD Bali 2014-2019. Bahkan, dia dipercaya partainya menjadi Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra sejak 2018 lalu, menggantikan Jro Gde Komang Swastika yang ditangkap polisi karena kasus narkoba.

Jadi, bukan hanya dalam tarung Pileg 2019 nanti Kadek Nuartana dan Nyoman Suyasa akan bertarung. Kedua caleg satu gang ini sebelumnya juga sudah tarung dalam Pileg 2014 lalu. Kala itu, Kadek Nuartana selaku caleg incumbent, lolos ke DPRD Bali 2014-2019 dengan raihan 8.646 suara. Sedangkan Nyoman Suyasa se-laku caleg new comer, lolos ke kursi DPRD Bali Dapil Karangasem dengan pero-lehan hanya 7.031 suara.

Namun, dalam tarung Pileg 2019 nanti, Suyasa lebih diunggulkan. Sebaliknya, Nuartana kurang diunggulkan, sekalipun berstatus incumbent. Masalahnya, banyak caleg incumbent PKPI untuk kursi DPRD Karangasem tidak bertarung lagi di Pileg 2019. Walhasil, Nuartana tidak memiliki tandem maksmal di Karangasem.

Kepada NusaBali, Nuartana mengakui dirinya memang tidak menargetkan dulang suara maksimal di banjar dan desanya, di mana Suyasa sebagai pesaingnya ikut bertarung. “Saya serahkan kepada masyarakat saja. Kita dengan Suyasa satu gang, satu banjar, dan satu desa. Pemilih kita bersaudara semuanya. Saya dan Suyasa ju-ga punya segmen dan saudara di banjar. Silakan mereka menentukan pilihannya,” ujar Nuartana di Denpasar, Kamis (21/3).

Menurut Nuartana, di Banjar Kangin, Desa Pertima ada sekitar 200 suara pemilih yang diperebutkan. Sedangkan secara keseluruhan, di Desa Pratima ada sekitar 2.000 suara pemilih. “Mereka kita perilakan tentukan pilihan masing-masing,” pa-par Nuartana.

Apakah tidak akan gontok-gontokan dengan Suayasa? Menurt Nuartana, mereka sepakat hindari saling sikut dan gontok-gontokan di banjar. “Bagi kita, bagaimana caleg dari luar desa dan caleg luar banjar sampai masuk. Warga di banjar dan di desa boleh memilih antara Suyasa atau Nuartana. Caleg dari luar desa jangan sam-pai masuk,” tandas Nuartana.

Nuartana mengatakan, saat ini drinya dan Suyasa berusaha membendung pesaing dari desa tetangga. Di antaranya, Nyoman Ngurah Purwa Arsana (caleg DPRD Ba-li dari PDIP Dapil Karangasem) dan Gede Diatmaja (Caleg DPRD Bali dari De-mokrat Dapil Karangasem yang berstatus incumbent). Baik Purwa Arsana (mantan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014) maupun Gede Diatmaja (yang naik ke DPRD Bali tahun 2018 lalu dengan status PAW untuk menggantikan I Gusti Putu Widje-ra) sama-sama berasal dari Desa Gubug, Kecamatan Karangasem---tetangga de-ngan Desa Pertima.

Sementara itu, Nyoman Suyasa menyatakan Nuartana sebagai pesaing, meskipun sama-sama dari satu desa, satu banjar, bahkan satu gang. “Tapi, saya dan Nuartana punya komitmen sama-sama lolos lagi ke DPRD Bali. Kita berebut suara secara fair di gang, banjar, dan desa,” ujar Suyasa saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Kamis kemarin.

Seperti halnya Nuartana, Suyasa pun sepakat tidak saling sikut dalam berebut suara pemilih di desanya. “Serahkan kepada masyarakat menentukan pilihannya. Yang konstituen PKPI, silakan pilih Nuartana. Yang konstituen Gerindra, silakan pilih Suyasa. Selesai semuanya dengan damai. Sisanya, kami masing-masing mencari suara ke desa dan kecamatan yang lain,” jelas suami dari Ni Kadek Wesya, caleg Gerindra untuk kursi DPRD Karangasem ini.

Menurut Suyasa, dirinya dan Nuartana tidak pernah bersitegang dalam berkompetisi. Demikian juga pendukung Nuartana, tidak ada masalah dengan pendukung Suyasa. “Karena kita sama-sama duduk di Komisi III DPRD Bali. Sudah begitu, kami salah satu banjar, bahkan satu gang. Nuartana tetangga satu gang. Masa harus bersitegang?” kilah Suyasa.

“Kalau soal merebut suara, ada strategi dan seni masing-masing. Yang terpenting, kita masing-masing harus memberikan penyadaran kepada pendukung, alangkah baiknya kalau kita punya wakil yang banyak di DPRD Bali,” lanjut alumnus Fa-kultas Teknik Unud ini. *nat

Komentar