Usai Pemilu Ritel Berharap Lebih Baik

Ada beberapa sebab diduga jadi pemicunya. Di antaranya, kondisi industri pariwisata yang melesu. Kedua terkait tahun politik, yakni Pemilu 2019 pada 17 April ke depan. Kemudian beberapa regulasi/kebijakan yang langsung atau tidak langsung mempengaruhi atau menghambat pertumbuhan ritel.

Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Anak Agung Ngurah Agra Putra, menyatakan Rabu (20/3). “Untuk data pastinya memang belum ada. Namun dari pembicaraan dengan teman-teman (peritel) menunjukkan penurunan pertumbuhan tersebut,” ujarnya.

Untuk faktor pariwisata misalnya, sudah sangat jelas dampaknya. Kondisi pariwisata yang relatif masih melesu berimbas kepada semua sektor. Juga sektor usaha ritel terimbas. “Karena memang perekonomian Bali dominan bergantung pada pariwisata,” kata Gung Agra.

Pendapatan masyarakat yang menurun, lanjut Gung Agra otomatis berpengaruh langsung terhadap daya beli.  Bukan hanya karena faktor low season, namun perihal kenaikan harga tiket pesawat, diperkirakan Gung Agra, berpengaruh.

Sedang untuk faktor pemilu, kemungkinan menimbulkan sikap wait and see pada sebagian masyarakat. Hal itu diperkirakan berimbas. “Karena itulah kita peritel sangat berharap Pemilu berlangsung dengan aman dan lancar. Sehingga bisnis ritel lebih bergairah,”  kata Gung Agra.

Memang kalau dilihat dari pola selama ini, kata Gung Agra, untuk triwulan I setiap tahun menunjukkan trend menurun, kemudian mulai reborn pada triwulan berikutnya dan puncaknya pada triwulan III. “Untuk melihat pertumbuhan ritel tentu tak hanya dihitung secara per bulan atau month to month, tetapi juga harus secara  year on year (yoy). Itulah yang kami sedang data,” ujar Gung Agra. *k17