nusabali

Avsec Ngurah Rai Gandeng Australia

  • www.nusabali.com-avsec-ngurah-rai-gandeng-australia

Gelar Pelatihan ETD dan Advanced Technology Implementation

MANGUPURA, NusaBali

Aviation Security (Avsec) PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai menggandeng pemerintah Australia, menggelar pelatihan Explosive Trace Detection (ETD) dan Advanced Technology Implementation. Pelatihan yang diikuti Avsec dari bandara di Surabaya, Semarang, Jogjakarta, Makassar, Balikpapan, Lombok, Manado, itu diselenggarakan di Kuta, Badung, Senin (18/3).

Airport Security Department Head PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, I Made Sudiarta, mengungkapkan sebagai bandara tersibuk kedua di Indonesia, dengan jumlah penerbangan terbanyak adalah rute internasional, pemeriksaan keamanan di Bandara Ngurah Rai menjadi suatu hal yang selalu diperhatikan. Karena itulah seiring dengan perkembangan teknologi di bidang keamanan dan ancaman yang terus berkembang di dunia penerbangan, pihak Avsec selaku ujung tombak keamanan terus mengupdate setiap perkembangan.

“Pelatihan seperti ini dilakukan secara berkala. Tujuannya untuk mengupdate atau mengasah kemampuan yang dimiliki oleh petugas di lapangan,” kata Sudiarta, Senin (18/3).

Diakuinya, pelatihan peningkatan kemampuan peralatan deteksi dari konvensional ke otomatis dan bertaraf teknologi tinggi tersebut diikuti oleh 132 orang dari Avsec Bandara Ngurah Rai, Otban wilayah IV, dan Avsec dari bandara di Surabaya, Semarang, Jogjakarta, Makassar, Balikpapan, Lombok, Manado. Pelatihan tersebut diberikan oleh pemerintah Australia, bagi bandara yang memiliki risiko tinggi. Melalui pelatihan tersebut, personel keamanan bandara diharapkan lebih cakap, terampil, cekatan, serta memiliki pemahaman yang mendalam terhadap berbagai jenis ancaman dari dalam dan luar bandara.

“Materi yang diangkat dalam pelatihan yaitu bahan peledak atau explosive, serta advanced technology implementation. Kombinasi dua materi pelatihan ini ditujukan untuk dapat menjadi pengetahuan baru bagi personel keamanan bandara, untuk dapat semakin meningkatkan pelayanan, serta pada akhirnya, dapat memastikan kondisi keamanan bandar udara dan keamanan penerbangan,” urai Sudiarta.

Advanced technology, menurut Sudiarta, meliputi beberapa alat, yaitu eksplosive detection system, body scanner, automatic try return system. Dengan alat tersebut pendeteksian kini bukan hanya bisa menyasar metal detektor, tapi juga benda non metal. Dimana kini benda non metal diketahui juga ada yang mengancam penerbangan, baik liquid dan sebagainya.

Sementara, First Secretary (Transport) dari Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia di Jakarta, Adam Morton menyambut baik kegiatan pelatihan ini. Dia mengakui bahwa pada kegiatan ini akan banyak membahas implementasi teknologi maju khususnya body scanner dan mesin ETD. Hingga saat ini, sudah banyak bandar udara di dunia yang meningkatkan standar keamanan dengan pengimplementasian explosive trace detection checking. Untuk Australia, Bandara Newcastle di Negara Bagian New South Wales, Bandar Udara Internasional Melbourne, dan Bandar Udara Hobart di Tasmania telah menerapkan prosedur keamanan ini dengan sistem random checking terhadap penumpang yang hendak bepergian dengan pesawat udara. “Selain penggunaan teknologi, kualitas sumber daya manusia juga sangat berperan. Untuk itu, saya berharap akan ada banyak interaksi di kegiatan ini guna mengetahui lebih dini ancaman,” tuturnya. *dar

Komentar