nusabali

Pengendara Motor Terjebak Banjir

  • www.nusabali.com-pengendara-motor-terjebak-banjir

Mobil tanki PDAM Karangasem terjebak di Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem.

AMLAPURA, NusaBali

Pengendara kendaraan bermotor terjebak banjir di Banjar Muntig, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, Senin (18/3) sore. Mereka tertahan sekitar 1 jam lebih, tak bisa melintas karena air sungai Tulamben meluap ke jalan dan berarus deras. Sungai Tulamben membelah jalan raya. Banjir juga terjadi di sungai Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, dan sungai Umanyar Kelod, Banjar Umanyar, Desa Ababi, Kecamatan Abang.

Jalur Amlapura-Singaraja di Banjar Muntig macet total karena kendaraan dari dua arah tidak bisa bergerak. Panjang antrean sekitar 500 meter. Air sungai yang meluap ke jalan raya berarus deras. Sungai Tulamben berhulu di Gunung Agung. Wisatawan asing juga ikut antre menunggu air sungai menurun. Salah seorang pengendara motor, Rizal Fahmi, dari Lingkungan Dangin Sema, Kelurahan/Kecamatan Karangasem mengaku terjebak sepulang dari jualan di Singaraja.

Mobil tanki PDAM Karangasem juga terjebak di Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, tidak bisa melintas karena dihadang banjir di sungai Butus. Kendaraan yang sedianya membawa air ke Pura Penataran Agung, Banjar/Desa Pakraman Nangka, dibatalkan, kemudian hendak kembali ke Amlapura melalui jalur Banjar Umanyar, Desa Ababi, juga terjebak banjir. “Terpaksa kami menunggu air sungai reda,” ungkap Direktur PDAM Karangasem, I Gusti Made Singarsi.

Relawan Pasebaya Agung Karangasem, RAPI Wilayah 04 Karangasem, dan Orari Lokal Karangasem melakukan pemantauan dan menginformasikan melalui pesawat handy talky (HT) kepada masyarakat. Terutama yang hendak bepergian dari Amlapura ke Singaraja atau sebaliknya. Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mengatakan banjir bandang terjadi akibat jalan pintasan air (alur air). Saat musim kering, alur sungai jadi jalan biasa, saat musim hujan menjadi jalan pintasan air. “Banjir seperti ini sering terjadi. Kami telah sampaikan dalam rapat-rapat tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional, belum ada solusi,” kata Ida Bagus Ketut Arimbawa. *k16

Komentar