nusabali

Keluarga Tolak Haturan Bade dan Lembu

  • www.nusabali.com-keluarga-tolak-haturan-bade-dan-lembu

Pasca sehari lebar (meninggal) Ida Pedanda Gede Made Gunung,66, Griya Purnawati Kemenuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, rumah duka keluarga almarhum, Kamis (19/5), terus didatangi pelayat.

GIANYAR, NusaBali
Beberapa pejabat sejak pagi hingga sore kemarin, hadir antara lain, Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan jajaran, Dirjen Bimas Hindu, Bupati Karangasem Gusti Ayu Mas Sumatri, dan lainnya.


Di jaba (halaman luar) dan natar (halaman tengah) griya, terlihat puluhan karangan bunga ucapan duka cita dari pelbagai kalangan. Antara lain, dari Presiden RI ke-6 Dr H Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, anggota DPD RI Gede Pasek Suardika SH MH, Staf Khusus Presiden RI, Pangdam IX Udayana, Danrem 163/Wira Satya, Wadirkrimsus Polda Bali, Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, Bupati Karangasem Gusti Ayu Mas Sumatri, Sekkab  Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra, Dandim 1616/Gianyar, serta karangan bunga dari organisasi masyarakat maupun perusahaan. Hingga sore kemarin, karangan bunga bela sungkawa terus berdatangan, memenuhi jaba griya.

Sementara itu, terkait bhisama (petunjuk) almarhum kepada keluarga agar palebon almarhum sederhana, pihak keluarga tidak akan menerima haturan (persembahan) Lembu ataupun Bade untuk upacara palebon almarhum. Karena biasanya, demi penghormatan dan membayar utang budi atas jasa-jasa almarhum, para sisya (murid) atau pihak terkait lainnya ada yang menghaturkan sarana palebon itu.

Ditemui di Griya Purnawati Kemenuh, Desa Blahbatuh, putra kedua almarhum, Ida Bagus Made Purwita Suamem mengatakan, pihaknya kosisten dengan bhisama almarhum. Siapapun krama dan sisya almarhum untuk tidak menghaturkan sarana Lembu atau Bade untuk palebon almarhum. ‘’Karena sesuai bhisama Ida (almarhum, Red), palebon ini harus sederhana. Lokasi palebon juga cukup di jaba Griya Purnawati Kemenuh ini,’’ jelas Ida Bagus Purwita.

Kata dia, karena palebon sederhana itu, sarana pembakaran jenazah tidak menggunakan Lembu,  melainkan Tablele, sejenis peti jenazah berornamen khas Bali. Sedangkan Badenya diganti dengan panyuhunan atau dijunjung menuju lokasi upacara di jaba griya. "Kami keluarga griya mengucapkan terima kasih kepada krama serta sisya beliau jika ada rencana menghaturkan Bade atau Lembu itu," jelasnya lagi.

Ida Bagus Purwita menjelaskan, hasil rapat keluarga griya pada Rabu (18/5) sekitar pukul 20.00 Wita,  membahas rangkaian Palebon Ida Padanda Gede Made Gunung. Pada Redite Umanis Kelawu, Minggu (5/6) dilaskanakan Upacara Nyiramin. Redite Kliwon Watugunung, Mnggu (19/6), bertepatan dengan Purnama menghaturkan Ayaban dipuput Ida Pedanda Siwa dari Griya Sembung, Badung dan Ida Pedanda Budha dari Griya Sukawati.  14 Juli dihaturkan ayaban Tilem. Buda Umanis Kulantir, Rabu (20/7), Munggah Ayaban dan Ngupa Desa dipuput Ida Pedanda dari Griya Sembung, Badung dan Griya Sukawati. 

Puncak Palebon, Wraspati Pahing Kulantir, Kamis (21/7), sejak pukul 04.00 Wita dilaksanakan Matetangi dan Mapralina dipuput Ida Pedanda dari Griya Sembung, Badung, lanjut Upacara Mlaspas Pakoleman, Nyukat Karang. Sukra Pon Kulantir, Jumat (22/7), dilaksnakan Nyupit Galih dipuput Ida Pedanda dari Griya Sembung. Dilanjutkan Nganyut ke segara.

Sebagaimana diketahui, Ida Pedanda Gede Made Gunung lebar (meninggal),  Rabu (18/5) pukul 04.45 Wita di RSUP Sanglah. Almarhum menderita sakit jantung dan stroke. 7 cr62

Komentar