nusabali

Cuaca Buruk, Penyeberangan Buka-Tutup

  • www.nusabali.com-cuaca-buruk-penyeberangan-buka-tutup

Cuaca buruk di perairan Selat Bali belakangan ini, kembali memaksa pihak Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar Ketapang-Gilimanuk melakukan buka-tutup penyeberangan.

NEGARA, NusaBali

Bahkan dalam sehari, Jumat (15/2), dilakukan dua kali buka tutup penyeberangan.  Pertama, pada pagi hari selama 1 jam dari pukul 07.20 Wita hingga pukul 08.20 Wita, dan menyusul siang hari selama 2,5 jam dari pukul 12.00 Wita hingga pukul 14.30 Wita. Berdasar informasi, penutupan sementara penyeberangan Jumat pagi kemarin, sempat diawali hujan deras yang turun mulai sekitar pukul 07.00 Wita. Seiring hujan deras itu, hembusan angin juga terpantau semakin kencang. Memasuki sekitar pukul 07.20 Wita, pihak Syahbandar yang menerima laporan juga terjadi kabut serta hembusan angin mencapai kecepatan 30 knot, langsung memutuskan untuk menutup sementara penyeberangan.

Saat penyeberangan ditutup, seluruh kapal di dermaga Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, tidak diberikan berangkat, dan kapal-kapal yang tengah melakukan pelayaran diminta segera mencari tempat aman di pelabuhan terdekat. Begitu juga penumpang di pelabuhan, terpaksa harus menunggu selama berlangsung cuaca buruk tersebut.  Memasuki sekitar pukul 08.20 Wita, akhirnya cuaca dipastikan sudah benar-benar aman, dan penyeberangan kembali dibuka.

Namun beberapa jam kemudian, tepatnya memasuki sekitar pukul 12.00 Wita, pihak Syahbandar pun kembali melakukan penutupan penyeberangan. Penutupan itu dilakukan berkenaan laporan angin kencang mencapai kecepatan 40 knot, dan kembali terjadi mendung tebal yang disusul hujan deras. Cuaca buruk yang mengganggu kelancaran penyeberangan lintas Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk siang itu, juga berlangsung lebih lama. Di mana penyeberangan yang ditutup mulai siang itu, baru dapat kembali dibuka memasuki sekitar pukul 14.30 Wita atau setelah 2,5 jam penyeberangan ditutup.

Kepala UPP Gilimanuk I Ketut Aryadana mengatakan ketika terjadi cuaca buruk yang membahayakan pelayaran, penundaan penyeberangan menjadi keharusan. Ia tidak mau kompromi, dan lebih baik meminta kapal untuk tidak beroperasi sementara ataupun meminta penumpang menunggu, demi keselamatan para Anak Buah Kapal (ABK) maupun penumpang. “Kami tidak mau mengambil resiko. Daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kalau memang cuca sudah berpotensi membahayakan, penyeberangan harus ditunda,” ujarnya.

Saat penutupan sementara penyeberangan pagi serta siang kemarin, kata Aryadana, kebetulan arus penumpang tidak begitu ramai, sehingga tidak sampai menimbulkan antrean panjang. Saat penutupan pagi kemarin, hanya terjadi antrean di sekitar areal dermaga, dan sudah langsung habis ketika penyeberangan kembali dibuka. Sementara saat penutupan siang kemarin, karena waktu penutupan yang lebih lama maka terjadi antrean lebih padat. Namun arus kendaraan sudah kembali lancar beberapa saat setelah penyeberangan kembali dibuka. *ode

Komentar