Seni Rupa Jadi 'Kekuatan' Pariwisata Bali
Jarang disorot, seni rupa masih menjadi salah satu kekuatan penopang industri pariwisata Bali.
DENPASAR, NusaBali
Hal itu tidak lepas dari riwayat keterikatan perkembangan seni rupa yang beriringan dengan denyut indusrtri pariwisata Bali. Belakangan para pegiat/perupa muda Bali mengaku tertantang untuk menunjukkan eksistensi dan kreavitas mereka. Lebih-lebih di kawasan wisata, seperti Kuta, Nusa Dua, Sanur maupun Ubud.
Hal tersebut tersebut mencuat di dalam pameran seni rupa Inner Expression di Hotel Griya Santrian, Sanur Denpasar, Kamis (14/3). “Kami secara sadar bahwa pariwisata tidak lepas dari seni (seni rupa),” ujar I Wayan Sriyoga Parta, salah seorang dari kurator pameran seni rupa yang menampilkan 27 karya tersebut.
Didampingi rekannya sesama kurator I Made Susanta Dwitanaya, Sriyoga Parta memaparkan perihal keterkaitan perjalanan industri pariwisata yang bertalian dengan sikap dan penghormatan terhadap seni rupa. “Jadi kami masih berpendapat, seni rupa tetap merupakan salah satu kekuatan dan daya pikat pariwisata Bali,” jelasnya.
Karena itulah, sejumlah kegiatan kreavitas dilakukan kalangan perupa Bali seperti Sriyoga dan kawan-kawan langsung dilakukan di kawasan atau jantung wisata seperti Kuta dan Sanur.
Pameran Inner Expression menampilkan 27 karya seni dari 14 perupa Bali, dominan perupa muda. “Inner Expression adalah frame kuratorial yang mencoba mempertemukan para peserta ARC of Bali, dengan para peserta undangan terpilih,” tambah Susanta Dwitanaya.
Frame kuratorial ini lanjutntnya, sebagai gagasan untuk melihat dan menelisik kekaryaan para peserta yang terlibat dalam pameran terdiri dari perupa yang kecendrungannya abstrak. “ Sedang ARC of Bali, adalah award yang telah terselenggara sejak tahun 2018, untuk perupa pemula. Mereka yang ikut dipajang karyanya, adalah dari the best five dan seluruh perupa nominator plus perupa undangan. *k17
Hal itu tidak lepas dari riwayat keterikatan perkembangan seni rupa yang beriringan dengan denyut indusrtri pariwisata Bali. Belakangan para pegiat/perupa muda Bali mengaku tertantang untuk menunjukkan eksistensi dan kreavitas mereka. Lebih-lebih di kawasan wisata, seperti Kuta, Nusa Dua, Sanur maupun Ubud.
Hal tersebut tersebut mencuat di dalam pameran seni rupa Inner Expression di Hotel Griya Santrian, Sanur Denpasar, Kamis (14/3). “Kami secara sadar bahwa pariwisata tidak lepas dari seni (seni rupa),” ujar I Wayan Sriyoga Parta, salah seorang dari kurator pameran seni rupa yang menampilkan 27 karya tersebut.
Didampingi rekannya sesama kurator I Made Susanta Dwitanaya, Sriyoga Parta memaparkan perihal keterkaitan perjalanan industri pariwisata yang bertalian dengan sikap dan penghormatan terhadap seni rupa. “Jadi kami masih berpendapat, seni rupa tetap merupakan salah satu kekuatan dan daya pikat pariwisata Bali,” jelasnya.
Karena itulah, sejumlah kegiatan kreavitas dilakukan kalangan perupa Bali seperti Sriyoga dan kawan-kawan langsung dilakukan di kawasan atau jantung wisata seperti Kuta dan Sanur.
Pameran Inner Expression menampilkan 27 karya seni dari 14 perupa Bali, dominan perupa muda. “Inner Expression adalah frame kuratorial yang mencoba mempertemukan para peserta ARC of Bali, dengan para peserta undangan terpilih,” tambah Susanta Dwitanaya.
Frame kuratorial ini lanjutntnya, sebagai gagasan untuk melihat dan menelisik kekaryaan para peserta yang terlibat dalam pameran terdiri dari perupa yang kecendrungannya abstrak. “ Sedang ARC of Bali, adalah award yang telah terselenggara sejak tahun 2018, untuk perupa pemula. Mereka yang ikut dipajang karyanya, adalah dari the best five dan seluruh perupa nominator plus perupa undangan. *k17
Komentar