nusabali

Proyek Tahap II PLTU Celukan Bawang Belum Pasti

  • www.nusabali.com-proyek-tahap-ii-pltu-celukan-bawang-belum-pasti

Rencana tetap menggunakan batu bara membuat proyek tahap II remang-remang, dan menunggu pembahasan di tingkat pusat.

SINGARAJA, NusaBali

PT General Energi Bali (GEB), belum dapat memastikan kapan rencana pembangunan pembangkit tahap II dimulai. Saat ini, PT GEB memilih menunggu hasil pembahasan di tingkat DPR RI, setelah kunjungan Komisi VII DPR RI, pada Februari 2019. “Belum, belum dapat kami pastikan berlanjut atau tidak. Apakah pakai gas atau batu bara juga belum ada keputusan,” terang General Affair PT GEB, Indrianti Tanutanto, saat dikonfirmasi disela-sela menerima kunjungan para siswa dari beberapa SMA di Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Kamis (14/3). Kunjungan para siswa ini atas undangan naker Tiongkok yang bekerja di PLTU.

Indrianti Tanutanto mengatakan, keputusan mengenai rencana pembangunan pembangkit tahap II berada di kantor pusat yang berada di Jakarta. Sejauh ini, pihaknya belum menerima kabar terkait dengan keputusan rencana pembangunan pembangkit tahap II. “Kalau kami berharap, hasil kunjungan DPR RI ke PLTU bisa memberi keputusan lebih lanjut. Ya kami menunggu hasil pembahasan lebih lanjut dari hasil kunjungan DPR RI itu,” ujarnya.

Pembangunan pembangkit tahap II cukup lama dirancang. Pembangkit tahap II ini mampu menghasilkan listrik berkapasitas 600 Megawatt (MW), lebih besar dibanding pembangkit tahap pertama. Pada pembangkit I, kapasitas yang dihasilkan sebesar 142 MW x 3 = 426 MW. Rencananya, pembangkit ini juga menggunakan bahan bakar batu bara, seperti pada pembangkit tahap I yang sudah beroperasi.

Namun, rencana itu dihentikan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster. Gubernur Koster ingin agar PLTU Celukan Bawang dapat mengkonversi penggunaan bahan bakar batu bara ke bahan bakar gas. Alasannya, penggunaan bahan bakar gas lebih ramah lingkungan ketimbang batu bara. “Bali ini harus dilindungi. Saya tegas minta pakai gas saja. Kalau masih menggunakan batu bara, saya tolak pembangunan tahap duanya,” katanya.

Sementara, Ketua Rombongan Komisi VII, H Gus Irawan Pasaribu ketika berkunjung ke PLTU Celukan Bawang, menyatakan kehadirannya bukan dalam kapasitas setuju atau menolak penggunaan bahan bakar batu bara pada pembangunan pembangkit PLTU Celukan Bawang tahap II. Kehadiranya hanya memastikan ketersediaan listrik di Bali dalam jangka waktu yang panjang. Karena Bali adalah jendelanya Indonesia, sehingga ketersediaan listrik di Bali harus menjadi perioritas utama. “Tidak juga, kami datang memastikan ketersediaan listrik di Bali. Karena, jika ada permasalahan yang terkait dengan pasokan energi di Bali, dipastikan gaungnya sampai ke dunia Internasional,” katanya.

Meski demikian, pihaknya nanti akan mengkaji lebih lanjut persoalan-persoalan energy yang ada di Bali, termasuk pembangunan pembangkit tahap II di PLTU Celukan Bawang. “Melihat tingkat pertumbuhan kebutuhan energi listrik di Bali, maka harus ada satu solusi jangka panjang. Harus juga melihat peluang lain untuk menambah pembangkit di Bali, dan PLN pun sudah memiliki Road Map tentang kelistrikan di Bali,” jelas Gus Irawan.

Sementara terkait dengan kunjungan para siswa, Direktur Operasional PT GEB, Wang Qingdong mengatakan, pihaknya selaku tenaga kerja asing ikut memberikan perhatian juga kepada para siswa di wilayah Kecamatan Gerokgak. Sehingga dalam para siswa yang diundang tersebut diberikan bantuan tali kasih berupa peralatan sekolah. “Ini dalam rangka Imlek, kami baru bisa melaksanakan ini, karena kemarin banyak kegiatan. Ini bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan dan warga sekitar,” katanya. *k19

Komentar