Jejak Mirip Sisik Naga Muncul di Pura Dalem Desa Pakraman Padangan
Jejak yang diduga sisik naga untuk kedua kalinya muncul di Bali dalam kurun dua bulan terakhir.
TABANAN, NusaBali
Setelah heboh jejak sisik naga di Pura Penataran Agung Besakih, Desa Pakraman Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasen, Senin (11/3) sore ditemukan lagi jejak serupa di Pura Dalem Desa Pakraman Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan.
Jejak mirip sisik naga tersebut ditemukan di natar (halaman) Utama Mandala Pura Dalem Desa Pakraman Padangan, Senin sore pukul 17.00 Wita. Bentuknya melingkar-lingkar, dengan ukuran lebih kecil dari yang ditemukan di palinggih Meru Tumpang Solas (tingkat 11) Pura Penataran Agung Besakih, 20 Januari 2019 lalu.
Kepala Desa (Perbekel) Padangan, I Wayan Wardita, mengatakan jejak mirip sisik naga di Pura Dalem Desa Pakraman Padangan tersebut ditemukan oleh prajuru adat dan saya desa. "Saat itu, seluruh krama sedang ngayah ngajang banten, tiba-tiba dilihat ada jejak seperti liukan sisik naga di halaman Utama Mandala Pura Dalem," ungkap Wayan Wardita saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam.
Meski demikian, Wardita belum berani menyebutkan jejak sisik naga maupun hewan tertentu. Yang jelas, dengan adanya jejak mirip sisik naga tersebut, Desa Pakraman Padangan akan memohon petunjuk niskala kepada ke Ida Batara Sesuhunan. “Sebentar kami akan menggelar wewidian (mohon petunjuk Ida Batara Sesuhunan, Red)," katanya.
Menurut Wardita, jejak mirip sisik naga tersebut muncul di tengah persiapan Desa Pa-kraman Padangan melaksanakan Karya Ida Betara Turun Kabeh di Pura Puseh lan Bale Agung, yang puncaknya jatuh pada Buda Wage Menail, Rabu, 20 Maret 2019 depan. Serangkian karya tersebut, maka di Pura Dalem Desa Pakraman Padangan juga akan dilaksanakan upacara Ngalemiji (membersihkan pura dengan upakara).
Itu sebabnya, krama desa ngayah di Pura Dalem, sejak Senin pagi. "Ya, pagi tadi (kemarin) krama mulai ngajang banten. Tiba-tiba, didapati ada jejak mirip sisik naga natar Utama Mandala Pura Dalem yang sudah lumutan. Jejak itu berwarna putih, melingkar-lingkar," beber Wardita.
Pasca temuan heboh tersebut, jejak mirip sisik naga langsung dilingkari kain kasa oleh krama Desa Pakraman Padangan. Wardita berharap dengan peristiwa ini, jagat raya khususnya di Desa Padangan bisa damai. "Kami berharap yang terbaik saja. Kami semua tidak tahu itu pertanda apa?" kata Wardita.
Jejak sisik naga sebelumnya sempat muncul di palinggih Meru Tumpang Solas Pura Pena-taran Agung Besakih, Desa Pakraman Besakih. Jejak sisik naga diketahui saat dilakukan upacara pamelaspas Meru Tumpang Solas tepat Purnamaning Kawulu pada Radite Kliwon Pujut, Minggu, 20 Januari 2019 pagi sekitar pukul 10.00 Wita.
Jejak sisik naga tersebut terlihat menempel di sekeliling Meru Tumpang Solas hingga ke dalam. Menurut Juru Bicara Pamangku di Pura Besakih, Jro Mangku Suyasa, jejak sisik naga ditemukan menempel di dinding meru, mirip foto hitam putih.
Selama sebulan terakhir telah dilakukan perbaikan palinggih Meru Tumpang Solas Pura Penataran Agung Besakih---yang jadi stana Ida Batara Sang Hyang Wisesa--, sehubungan akan digelarnya Karya Agung Panca Balikrama yang puncaknya pada Buda Wage Menail, Rabu, 20 Maret 2019 mendatang. Perbaikan yang dilakukan hanya bagian atap meru, dengan menghabiskan sekitar 50 ton ijuk.
Selama dilakukan pembongkaran atap hingga tuntasnya perbaikan, kata Jro Mangku Suyasa, kondisi dinding Meru Tumpang Solas tampak seperti biasa, tidak ada jejak apa pun. Namun, keajaiban muncul sesaat jelang digelar upacara pamelaspas palinggih meru menjulang tinggi tersebut, dengan adanya tempelan jejak sisik naga.
Menurut Jro Mangku Suyasa, keajaiban tersebut hanya muncul di palinggih Meru Tumpang Solas. Sedangkan untuk Meru Tumpang Sia (tingkat 9) yang berada di sebelah barat Meru Tumpang Solas, tidak ada keanehan apa pun. Meru Tumpang Solas itu sendiri berada persis di sebelah barat palinggih Padma Tiga dan Bale Pesamuan Agung Pura Penataran Agung Besakih. *de
Jejak mirip sisik naga tersebut ditemukan di natar (halaman) Utama Mandala Pura Dalem Desa Pakraman Padangan, Senin sore pukul 17.00 Wita. Bentuknya melingkar-lingkar, dengan ukuran lebih kecil dari yang ditemukan di palinggih Meru Tumpang Solas (tingkat 11) Pura Penataran Agung Besakih, 20 Januari 2019 lalu.
Kepala Desa (Perbekel) Padangan, I Wayan Wardita, mengatakan jejak mirip sisik naga di Pura Dalem Desa Pakraman Padangan tersebut ditemukan oleh prajuru adat dan saya desa. "Saat itu, seluruh krama sedang ngayah ngajang banten, tiba-tiba dilihat ada jejak seperti liukan sisik naga di halaman Utama Mandala Pura Dalem," ungkap Wayan Wardita saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam.
Meski demikian, Wardita belum berani menyebutkan jejak sisik naga maupun hewan tertentu. Yang jelas, dengan adanya jejak mirip sisik naga tersebut, Desa Pakraman Padangan akan memohon petunjuk niskala kepada ke Ida Batara Sesuhunan. “Sebentar kami akan menggelar wewidian (mohon petunjuk Ida Batara Sesuhunan, Red)," katanya.
Menurut Wardita, jejak mirip sisik naga tersebut muncul di tengah persiapan Desa Pa-kraman Padangan melaksanakan Karya Ida Betara Turun Kabeh di Pura Puseh lan Bale Agung, yang puncaknya jatuh pada Buda Wage Menail, Rabu, 20 Maret 2019 depan. Serangkian karya tersebut, maka di Pura Dalem Desa Pakraman Padangan juga akan dilaksanakan upacara Ngalemiji (membersihkan pura dengan upakara).
Itu sebabnya, krama desa ngayah di Pura Dalem, sejak Senin pagi. "Ya, pagi tadi (kemarin) krama mulai ngajang banten. Tiba-tiba, didapati ada jejak mirip sisik naga natar Utama Mandala Pura Dalem yang sudah lumutan. Jejak itu berwarna putih, melingkar-lingkar," beber Wardita.
Pasca temuan heboh tersebut, jejak mirip sisik naga langsung dilingkari kain kasa oleh krama Desa Pakraman Padangan. Wardita berharap dengan peristiwa ini, jagat raya khususnya di Desa Padangan bisa damai. "Kami berharap yang terbaik saja. Kami semua tidak tahu itu pertanda apa?" kata Wardita.
Jejak sisik naga sebelumnya sempat muncul di palinggih Meru Tumpang Solas Pura Pena-taran Agung Besakih, Desa Pakraman Besakih. Jejak sisik naga diketahui saat dilakukan upacara pamelaspas Meru Tumpang Solas tepat Purnamaning Kawulu pada Radite Kliwon Pujut, Minggu, 20 Januari 2019 pagi sekitar pukul 10.00 Wita.
Jejak sisik naga tersebut terlihat menempel di sekeliling Meru Tumpang Solas hingga ke dalam. Menurut Juru Bicara Pamangku di Pura Besakih, Jro Mangku Suyasa, jejak sisik naga ditemukan menempel di dinding meru, mirip foto hitam putih.
Selama sebulan terakhir telah dilakukan perbaikan palinggih Meru Tumpang Solas Pura Penataran Agung Besakih---yang jadi stana Ida Batara Sang Hyang Wisesa--, sehubungan akan digelarnya Karya Agung Panca Balikrama yang puncaknya pada Buda Wage Menail, Rabu, 20 Maret 2019 mendatang. Perbaikan yang dilakukan hanya bagian atap meru, dengan menghabiskan sekitar 50 ton ijuk.
Selama dilakukan pembongkaran atap hingga tuntasnya perbaikan, kata Jro Mangku Suyasa, kondisi dinding Meru Tumpang Solas tampak seperti biasa, tidak ada jejak apa pun. Namun, keajaiban muncul sesaat jelang digelar upacara pamelaspas palinggih meru menjulang tinggi tersebut, dengan adanya tempelan jejak sisik naga.
Menurut Jro Mangku Suyasa, keajaiban tersebut hanya muncul di palinggih Meru Tumpang Solas. Sedangkan untuk Meru Tumpang Sia (tingkat 9) yang berada di sebelah barat Meru Tumpang Solas, tidak ada keanehan apa pun. Meru Tumpang Solas itu sendiri berada persis di sebelah barat palinggih Padma Tiga dan Bale Pesamuan Agung Pura Penataran Agung Besakih. *de
Komentar